Kreatif, Ibu Rumah Tangga di Kota Blitar Olah Bunga Mawar Jadi Minuman Segar Bernilai Ekonomi
Cak Sur December 14, 2025 01:32 AM

SURYA.CO.ID, KOTA BLITAR – Kreativitas warga Kota Blitar, Jawa Timur (Jatim), kembali mencuri perhatian. 

Widianing Restu Palupi (29), ibu rumah tangga asal Kelurahan Rembang, Kecamatan Sananwetan, berhasil mengolah bunga mawar yang selama ini identik dengan bunga ziarah kubur menjadi minuman segar bernilai jual.

Bahkan, Palupi aktif membagikan ilmunya kepada warga sekitar. Pada Sabtu (13/12/2025), ia terlihat memberikan pelatihan pembuatan minuman olahan sari bunga mawar kepada ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di halaman rumah warga setempat.

Dengan telaten, Palupi mempraktikkan langsung proses pembuatan minuman, mulai dari perebusan kelopak mawar hingga menjadi sari yang siap diminum. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap tahapan pelatihan.

“Kebetulan hari ini ada pelatihan pembuatan minuman sari bunga mawar. Saya ingin ibu-ibu di lingkungan kami juga bisa ikut memproduksinya,” ujar Palupi.

Dari Bunga Ziarah Jadi Produk UMKM

Palupi mengaku, ide tersebut muncul setelah melihat potensi bunga mawar yang banyak ditanam warga sekitar. 

Selama ini, bunga tersebut hanya dijual untuk kebutuhan ziarah kubur dengan nilai ekonomi terbatas.

“Beberapa warga di sini menanam bunga mawar, tapi biasanya hanya dijual untuk ziarah kubur. Saya berpikir bagaimana bunga ini bisa punya nilai jual lebih tinggi,” ungkapnya.

Dari situlah, Palupi mulai memproduksi minuman sari bunga mawar sejak sekitar dua tahun lalu. 

Produk tersebut dikemas dalam botol ukuran 350 mililiter, dan dijual dengan harga Rp 6.000 per botol.

Diproduksi Sesuai Pesanan

Pada awalnya, pemasaran dilakukan secara sederhana melalui relasi pribadi dan instansi pemerintah di Kota Blitar. 

Palupi juga aktif mengikuti pameran UMKM untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat luas.

“Alhamdulillah, minuman sari mawar kami diterima pasar. Pesanan selalu ada meski jumlahnya belum terlalu banyak,” katanya.

Palupi memilih memproduksi minuman sari mawar berdasarkan pesanan. Hal ini karena produk tersebut termasuk minuman siap saji yang daya tahannya terbatas.

“Kalau disimpan di suhu ruang hanya bertahan dua hari, tapi kalau di kulkas bisa sampai seminggu. Jadi saya belum berani titip ke toko,” jelasnya.

Dalam sebulan, Palupi rata-rata memproduksi sekitar 100 botol, dan jumlahnya bisa meningkat saat ada acara tertentu.

Cara Pembuatan Sederhana

Menurut Palupi, proses pembuatan minuman sari bunga mawar tergolong sederhana. Kelopak mawar yang baru dipetik dicuci bersih, lalu direbus hingga warnanya memudar. Air rebusan kemudian disaring untuk diambil sarinya.

“Sarinya dicampur gula sampai menyerupai sirup. Kalau mau disajikan, tinggal ditambah air dingin,” ujarnya.

Minuman sari mawar ini paling nikmat disajikan dingin, dengan sensasi rasa manis, sedikit sepat dan aroma khas bunga mawar.

Menuju Kampung Bunga Mawar

Tak berhenti di minuman, Palupi kini bersama ibu-ibu KWT mulai mengembangkan makanan olahan dari bunga mawar, seperti puding dan permen. 

Ia juga bekerja sama dengan pelaku UMKM lain untuk menghadirkan opak gambir varian mawar.

Selain pelatihan produksi, Palupi juga mengajak warga menanam bunga mawar di pekarangan rumah sebagai bahan baku berkelanjutan.

“Ke depan, kami ingin lingkungan ini menjadi kampung bunga mawar dan pusat produk olahannya,” kata Palupi.

Ia berharap, upaya tersebut dapat membuka peluang penghasilan tambahan bagi ibu-ibu di lingkungannya.

“Mudah-mudahan cita-cita kampung bunga mawar ini bisa terwujud, dan ibu-ibu bisa lebih mandiri secara ekonomi,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.