Sarasehan Kebangsaan Universitas Trilogi Jakarta Bahas Kepemimpinan Soeharto
Erik S December 14, 2025 01:38 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok mantan Presiden Soeharto selalu menarik jadi bahan kajian akademis di kampus di tengah kontroversi penetapan Presiden kedua RI tersebut sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah.

Baru-baru ini, Universitas Trilogi Jakarta bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan sarasehan kebangsaan mengupas kepemimpinan Soeharto.

Rektor Universitas Trilogi, Pramono Hari Adi mengatakan, sarasehan bertema Refleksi Kepemimpinan Presiden Soeharto dan Transformasi yang Terjadi pada Masa Pemerintahannya ini merupakan upaya kolektif untuk memperkuat semangat kita dalam memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa. 

Acara sarasehan ini menghadirkan pembicara Prof Haryono Suyono, Pembina Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ) yang juga bergabung dengan Pemerintahan Presiden Soeharto sejak 1973-1998 dan TB. Massa Djafar, akademisi dari Universitas Nasional, Jakarta. 

Selain itu turut hadir pula, Ahmad Ridha Sabana, Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital dan Rektor Universitas Pertahanan Anton Nugroho serta Sugiono, Ketua Yayasan Damandiri, dan seluruh perwakilan yayasan yang diprakarsai almarhum Soeharto. 

Prof Haryono Suyono yang pernah menjadi kepala BKKBN di era Presiden Soeharto menceritakan pengalaman pribadinya sebagai salah satu orang terdekat dan terlama dalam mendampingi kepemimpinan Pak Harto.

Sementara TB Jafar mengulas jejak kepemimpinan Soeharto sebagai salah satu pemimpin besar bangsa yang juga tidak lepas dari sejarah bangsa. Harapannya pengalaman yang konstruktif harus dijadikan sebagai modal untuk pembangunan bangsa.

Kepala YPPIJ Arissetyanto Nugroho mengatakan Presiden Soeharto adalah tokoh istimewa, tidak hanya bagi Indonesia tapi dunia Internasional. Perjuangan dan keberhasilan kepemimpinan telah membawa nama harum negara dan bangsa.

Sejarah dunia mencatat keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, pangan, pendidikan, keagamaan, stabilitas wilayah, perdamaian dunia, dan aksi-aksi kemanusiaan di banyak negara lain.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, kehadiran Republik Indonesia telah menjangkau belahan dunia lain, walaupun pada masa itu teknologi informasi belum semaju saat ini," ungkapnya.

Tidak mengherankan jika penghargaan internasional telah disematkan kepada pemerintah Republik Indonesia. 

Dari berbagai riset lembaga survei yang dilakukan setelah Pak Harto berhenti tahun 1998, ternyata keberhasilan pelaksanaan pembangunan mendapat peringkat tertinggi dibandingkan masa-masa setelahnya.

Visi Trilogi Pembangunan berupa Stabilitas Nasional, Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan, berhasil membawa kejayaan  Indonesia. Oleh karena itu, MPR RI mengukuhkan Bapak Pembangunan pada tahun 1985. 

Konsepsi pembangunan Presiden Soeharto selama memimpin Indonesia tidak hanya berpijak untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Pak Harto selalu menekankan pentingnya visi dan misi pembangunan untuk generasi penerus bangsa.

Menurutnya, munculnya kalimat 'Enak Zamanku' di media sosial merupakan wujud rasa rindu masyarakat pada kepemimpinan Pak Harto.

Menurutnya, ini merupakan fakta sosial yang memang dikehendaki sebagian besar masyarakat. "Terlepas dari berbagai kekurangannya, selayaknya kita harus meneladani legacy yang telah dicapai selama pemerintahan Presiden Soeharto," ujarnya.

Kepala ANRI Mego Pinandito menyampaikan terima kasihnya kepada Universitas Trilogi atas kerjasamanya dan dukungan juga dari sivitas akademika dengan terselenggaranya kegiatan sarasehan ini.

Menurutnya, sinergi dan kolaborasi antara ANRI dan perguruan tinggi seperti inilah yang dapat terus menerus dan berkesinambungan untuk memperkuat upaya kita dalam merawat memori kolektif bangsa.

"Sarasehan Kebangsaan hari ini juga ingin memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana kepemimpinan Presiden Soeharto membentuk perjalanan bangsa, khususnya dalam menjaga stabilitas politik serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi," sebutnya.

Kepala YPPIJ Arissetyanto Nugroho mengatakan sarasehan yang diinisiasi oleh Universitas Trilogi ini sangat bermanfaat untuk membuka wawasan terutama kepada kalangan akademik dan generasi muda yang tidak pernah mengalami masa pemerintahan Presiden Soeharto.

"Sebagai insan akademik kita harus mengambil praktik-praktik baik dari kepemimpinan setiap presiden Republik Indonesia ini, agar ke depan kita selalu bisa menjadikan referensi praktik baik tersebut untuk menjadikan bangsa ini lebih maju. Saya yakin kita selalu bisa maju dan menjadi negara maju," ungkapnya.

Sarasehan Kebangsaan ini juga dimeriahkan dengan pameran foto aktivitas Presiden RI ke-2 Soeharto. Turut dipamerkan juga berbagai perlengkapan pribadi Soeharto, seperti motor, rompi, dan senjata yang pernah digunakannya. 

Sarasehan ini diikuti 300 peserta yang terdiri dari dosen, guru, mahasiswa, siswa dan beberapa perwakilan lembaga/organisasi. (tribunnews/fin)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.