TRIBUN-BALI.COM – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Badung sejak Sabtu hingga Minggu, 13-14 Desember 2025.
Hal ini menyebabkan sejumlah kawasan, termasuk Keluarahan Legian, Seminyak, dan Kerobokan Kelod, terendam banjir. Bahkan karena banjir di wilayah Kecamatan Kuta sejumlah ruas jalan lumpuh total karena tergenangi air.
Sementara itu, seorang warga negara asing (WNA) ditemukan tewas setelah terseret terbawa arus banjir di wilayah Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Minggu (14/12) dini hari. Jenazah dan motor WNA berhasil ditemukan menyangkut digorong-gorong di Jalan Krisnantara, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun Bali, diduga WNA tersebut menerobos banjir karena ada kendaraan roda dua yang ikut hanyut. Identitas WNA belum diketahui, namun diduga WNA tersebut berjenis kelamin perempuan.
Salah satu warga sempat melihat tangan WNA yang tersangkut tersebut. Sejumlah warga berusaha mengalihkan aliran air dengan menutup menggunakan triplek dan kayu.
Namun karena debit air terlalu tinggi dan hujan kembali turun menyulitkan pengalihan aliran air ke gorong-gorong dan evakuasi tersebut. Warga bersama Basarnas, aparat kepolisian melakukan evakuasi.
Kemudian warga di Jalan Krisnantara, Desa Tibubeneng dihebohkan dengan penemuan jenazah yang tersangkut di gorong-gorong.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, I Ketut Murdika mengaku saat proses evakuasi sangat sulit. Bahkan sejumlah warga melakukan pengalihan aliran air di yang masuk ke gorong-gorong tersebut. “Warga sampai melakukan penutupan arus air karena debit air tinggi,” ujarnya.
Setelah debit air mulai menurun baru dilakukan proses evakuasi bersama basarnas dan warga. Jenazah berhasil diangkat dan dibawa ke rumah sakit. “Jadi sudah berhasil dievakuasi,” kata dia.
Sementara itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar menerima informasi pada pukul 08.05 WITA dan segera memberangkatkan personel dari kantor yang berlokasi di Jimbaran. “Sebanyak 5 personel yang kami tugaskan melakukan evakuasi, menurut laporan bahwa posisi korban berada di bawah dan tersangkut pipa,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Ketinggian air saat upaya evakuasi berkisar pinggang orang dewasa. “Kondisi hujan mengakibatkan debit air semakin lama semakin tinggi, sehingga tim SAR gabungan bersama warga berupaya secepatnya mengevakuasi korban,” ungkapnya.
Ketika ditemukan korban masih menggunakan celana panjang berwarna hitam tanpa mengenakan baju. Pukul pukul 10.30 WITA jenazah korban dibawa menuju RSUP Prof. Ngoerah Denpasar dengan menggunakan ambulans PMI Kabupaten Badung.
Sementara itu, PS Kabubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 01.10 Wita di Jembatan Jalan Krisnantara, Desa Tibubeneng. Saat itu korban diketahui nekat melintas di tengah genangan banjir yang cukup deras hingga akhirnya terseret arus bersama sepeda motor yang dikendarainya.
Korban baru ditemukan beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 04.40 Wita, setelah debit air sungai mulai surut. Jenazah ditemukan di bawah jembatan menuju kawasan Canggu Pertiwi dalam kondisi tersangkut di antara dinding jembatan dan kayu yang terbawa arus.
“Jadi proses evakuasi jenazah korban dilakukan sekitar pukul 10.40 Wita oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Provinsi Bali, BPBD, serta personel Polres Badung dan Polsek Kuta Utara. Total personel yang terlibat dalam evakuasi mencapai lebih dari 20 orang,” ujarnya.
Diakui, evakuasi korban berhasil dilakukan, namun kendaraan milik korban belum dapat dievakuasi karena terjepit di dalam gorong-gorong jembatan dan kondisi air masih cukup tinggi.
Pihaknya mengakui ada beberapa kendala yang dialami dalam proses evakuasi, karena debit air tinggi. “Warga sempat mengalihkan arus air, sehingga bisa melakukan proses evakuasi,” ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, korban diketahui berjenis kelamin perempuan. Namun hingga saat ini identitas lengkap korban belum diketahui karena tidak ditemukan dokumen identitas di lokasi kejadian.
“Kami khususnya Polsek Kuta Utara masih melakukan upaya penelusuran untuk mengetahui identitas serta tempat tinggal korban selama berada di Bali,” jelasnya.
Dijelaskan, saat ini jenazah korban dibawa ke RSUP Prof. Ngoerah Denpasar untuk penanganan lebih lanjut. Sementara itu, pihaknya juga berencana melanjutkan evakuasi sepeda motor korban setelah kondisi air memungkinkan.
“Kami mengimbau masyarakat, khususnya pengguna jalan, agar tidak memaksakan diri melintas di kawasan rawan banjir saat hujan deras demi menghindari kejadian serupa,” imbuhnya.
Unsur SAR yang terlibat selama proses evakuasi diantaranya Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Polres Badung, Polsek Kuta Utara, BPBD Provinsi Bali, BPBD Badung, PMI Badung, Babinkamtimas Desa Tibubeneg dan masyarakat setempat.
Sementara itu, banjir melanda kawasan Kelurahan Legian, Seminyak, dan Kerobokan Kelod. Bahkan sejumlah ruas jalan lumpuh total karena tergenangi air.
Selain itu ada puluhan WNA yang dievakuasi dari tempat dirinya menginap dengan menggunakan perahu karet.
Seperti di jalan di Jalan Dewi Saraswati Seminyak, evakuasi dilakukan oleh pihak hotel, BPBD Provinsi Bali, Linmas Seminyak dan TNI. Sementara Jalan dewi Sri Kuta dan Jalan Padma legian juga ada WNA yang dievakuasi dengan menggunakan perahu karet. Bahkan ada puluhan WNA yang sudah dievaluasi saat terjadi banjir.
Banjir terjadi akibat intensitas hujan sangat tinggi yang mengakibatkan sejumlah saluran drainase tidak mampu menampung debit air. Air meluap dan menggenangi jalanan serta pemukiman warga.
Anggota DPRD Badung I Wayan Puspa Negara mengatakan khusus di wilayah Kuta banjir terjadi sangat cepat. Diakui debit air sangat tinggi hingga mengakibatkan banjir di beberapa ruas jalan.
“Kita sudah bekerja sama dengan BPBD, Basarnas, PUPR Badung dan yang lainnya untuk menanggulangi banjir yang terjadi,” ujar Puspa Negara.
Diakui pada Minggu pagi, sejumlah ruas jalan mengalami lumpuh total karena tergenangi air. Adapun jalan yang banjir dan tidak bisa dilalui yakni Jalan Dewi Sri IV, Jalan Sri Rama, Jalan Krisna, Jalan Pandawa, Jalan Campuan I, Jalan Campuan II, Jalan Kausalia dan yang lainnya.
“Kita menunggu debit air di Tukad Mati turun baru banjir mereda. Termasuk dilakukan penyedotan di beberapa ruas jalan oleh PUPR,” beber politisi Gerindra asal Kuta itu.
Sementara BPBD Badung juga bergerak cepat menanggulangi bencana tersebut. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, I Ketut Murdika, seizin Kalaksa BPBD Badung, Wayan Darma menyatakan bahwa tim reaksi cepat (TRC) sudah dikerahkan untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak.
“Kami telah menurunkan dua tim yang terdiri dari empat orang untuk membantu evakuasi dan penanganan di lapangan,” katanya saat dikonfirmasi terpisah.
Menurut Murdika, tim yang diterjunkan telah dilengkapi dengan dua perahu karet dan mesin pompa air untuk mengurangi genangan yang semakin meluas. “Kami juga dibantu oleh Linmas setempat, terutama di kawasan Legian dan Seminyak, untuk memastikan warga dapat segera dievakuasi dengan aman,” tambahnya.
Selain itu, BPBD juga bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung untuk menurunkan mesin pompa guna menguras air yang menggenang.
Sejumlah wilayah yang terendam banjir, seperti jalan-jalan utama di kawasan pariwisata, sempat mengalami kesulitan akses, namun upaya penanggulangan secara cepat sudah dilakukan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk secara aktif memelihara saluran air dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di area gorong-gorong dan aliran sungai. Mengingat banjir juga disebabkan karena saluran irigasi mampet,” kata dia. (gus/zae)
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban hanyut di sungai Dam Banjar Tegal, Desa Dauh Cani, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Minggu (14/12). Awalnya korban mandi di sungai sekitar pukul 15.25 WITA dan tiba-tiba terseret air bah.
Informasi diterima petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar pada pukul 16.00 WITA. “Dari laporannya diketahui identitas korban atas nama Kadek Agus Adnyana Putra (14), beralamat di Jalan Antasura, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Pertama-tama dilakukan koordinasi dengan Polsek Abiansemal untuk menggali informasi keadaan di lokasi kejadian. Sebanyak 5 personel bergerak menggunakan Rescue Car Type II. Waktu tempuh hingga sampai di tempat kejadian kira-kira satu jam lebih lamanya.
“Setelah pencarian oleh tim SAR gabungan dan warga setempat, akhirnya korban ditemukan pada pukul 18.10 WITA dalam keadaan meninggal dunia,” imbuh Sidakarya.
Selanjutnya jenazah Agus Adnyana dibawa menuju RSUD Mangusada menggunakan ambulans PMI Badung. Selain SAR Denpasar selama berlangsungnya operasi SAR turut melibatkan Polsek Abiansemal, Bhabinkamtibmas Abiansemal, Polairud Polres Badung, Tagana, BPBD Badung, Damkar Badung, UPT Puskemas Abiansemal, Orari, PMI Badung dan masyarakat setempat. (zae)
Seluruh masyarakat Jembrana diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi pada periode 12-18 Desember 2025 mendatang. Sesuai peringatan dini BMKG, potensi cuaca ekstrem terjadi termasuk di wilayah Bali.
Dampak bibit siklon tropis 91s dan 93s ini berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, angin kencang, gelombang tinggi dan potensi bencana hidrometeorologi lainnya. Diketahui Jembrana sendiri juga sempat terjadi banjir, gelombang tinggi, dan tanah longsor pada September 2025 lalu.
Menurut data yang berhasil diperoleh Tribun Bali, Dua Bibit Siklon Tropis, yaitu 91S di Samudra Hindia barat Sumatra dan 93S di Samudra Hindia selatan NTB, terdeteksi berpotensi memicu hujan sedang hingga lebat di beberapa provinsi, termasuk Bali dan wilayah sekitarnya.
“Sesuai peringatan dini BMKG, kami harapkan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak potensi bencana yang terjadi,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Minggu (14/12).
Dalam keterangannya, BMKG juga mengimbau seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah antisipasi.
Seperti memantau kondisi sungai, lereng rawan longsor, dan daerah genangan, kemudian menghindari aktivitas di wilayah pesisir saat gelombang tinggi. Dan tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan pihak berwenang lainnya.
“Kami imbau masyarakat tetap waspada, tidak panik, dan selalu memantau informasi perkembangan cuaca. Langkah mitigasi sejak dini sangat diperlukan guna mengurangi dampak yang mungkin terjadi,” kata dia. (mpa)