Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) turut menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang dan Kendal.
Hasilnya, kedua kabupaten itu mampu mencatatkan kinerja ekonomi hingga 8 persen, jauh di atas rata-rata provinsi maupun nasional.
"Pengalaman Kabupaten Batang dan Kendal menunjukkan bahwa KEK bukan hanya instrumen insentif investasi, tetapi juga katalis transformasi ekonomi daerah. KEK yang dirancang dengan baik, didukung infrastruktur, kemudahan berusaha, serta integrasi dengan tenaga kerja lokal, terbukti mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan," ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Di Kabupaten Batang, KEK Industriopolis Batang menjadi pendorong utama akselerasi ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Batang pada 2024 tercatat sebesar 6,03 persen. Kinerja tersebut meningkat pada 2025, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 mencapai 8,52 persen secara tahunan (year on year/yoy) yang didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan investasi.
Airlangga menerangkan bahwa sejumlah kajian akademik juga mencatat adanya efek berganda (multiplier effect) dari keberadaan KEK Batang terhadap perekonomian lokal.
Dampaknya terlihat pada meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran, hingga penurunan angka kemiskinan.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Batang tercatat turun dari 8,73 persen pada 2024 menjadi 7,79 persen pada 2025, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi dan peluang kerja di sekitar kawasan KEK.
Selain itu, pengembangan KEK turut berkontribusi pada peningkatan produktivitas ekonomi daerah.
Masuknya investasi baru, adopsi teknologi, serta berkembangnya industri pengolahan bernilai tambah di KEK Batang dinilai mampu meningkatkan efisiensi proses produksi dan nilai output per tenaga kerja, sehingga memperkuat daya saing ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Kinerja serupa juga ditunjukkan Kabupaten Kendal.
Menko menjelaskan, pada triwulan III 2025, perekonomian Kendal tumbuh 8,84 persen (yoy) menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas industri dan investasi di kawasan industri dan KEK yang berkembang pesat.
"Capaian ini mengindikasikan adanya penguatan ekosistem industri regional, termasuk spillover effect antarwilayah di koridor Batang-Kendal-Semarang, serta menegaskan bahwa pengembangan KEK mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan di daerah," katanya.
Ke depan, Pemerintah memandang bahwa pengalaman Kabupaten Batang dan Kendal dapat menjadi model pengembangan KEK di daerah lain, khususnya dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar wilayah metropolitan.
"Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoordinasikan kebijakan lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk memastikan KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional," tutup Airlangga.







