BANJARMASINPOST.CO.ID - Program Keluarga SIGAP merupakan kampanye perubahan perilaku yang bertujuan untuk mendukung kesehatan anak usia 0-24 bulan melalui tiga perilaku dengan pendekatan berbasis komunitas dan media. Program ini menyasar orang tua baduta (bayi bawah dua tahun) dengan visi menjangkau satu juta anak di seluruh Indonesia. Program ini telah dilaksanakan sejak 2023, diawali dengan uji coba di dua wilayah: Kabupaten Bogor Jawa Barat dan Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Sebagai tindak lanjut, pada tahun 2025 Keluarga SIGAP menjalankan program scale-up di tiga wilayah: Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan), Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), dan Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat). Program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta, pelibatan ayah, serta kampanye media. Fokus utama program adalah mendorong tiga perilaku penting: imunisasi rutin lengkap sesuai jadwal, cuci tangan pakai sabun, dan pemberian makanan bergizi serta camilan sehat.
Hingga Oktober 2025, sebanyak 638 desa yang berada di bawah 81 puskesmas di tiga kabupaten telah menerapkan program ini. Sebanyak 6.239 kader dari 4.227 posyandu telah mendapatkan pelatihan komunikasi holistik untuk meningkatkan kesadaran orang tua baduta mengenai tiga perilaku penting tersebut. Melalui upaya ini, Program Keluarga SIGAP berhasil menjangkau 83.298 anak baduta di wilayah cakupannya.
Program Keluarga SIGAP juga menegaskan peran penting ayah dalam kesehatan anak. Sebagai pengambil keputusan utama dalam keluarga dan pendukung potensial untuk imunisasi anak, para ayah dilibatkan melalui kunjungan rumah, pertemuan komunitas, dan acara keagamaan. Namun program ini menghadapi tantangan yang berasal dari masalah praktis dan norma gender yang sudah mengakar.
Untuk mengatasinya, program ini menggelar “Minggu Bersama Ayah SIGAP” pada 28 September secara serentak di tiga kabupaten melalui rangkaian sosialiasi online, on air, dan off air, termasuk kompetisi foto, talkshow di radio, dan kegiatan permainan edukatif terkait tiga perilaku SIGAP. Upaya ini berhasil menghadirkan 617 ayah, meraih 4.000 pendengar dan menjangkau lebih dari 6.000 khalayak di media sosial, menjadi langkah nyata mengatasi tantangan norma gender dan mendorong keterlibatan ayah secara konsisten.
Selain itu, program ini memanfaatkan tekhnologi digital dalam mendorong terjadinya perubahan perilaku. Berdasarkan data dari Mei sampai September 2025, kampanye media Keluarga SIGAP berhasil meraih lebih dari 796 juta impresi di berbagai platform. Melalu upaya ini, Program Keluarga SIGAP menjangkau dengan rata-rata lebih dari 9,2 juta khalayak di YouTube, lebih dari 17,2 juta di META, serta lebih dari 2,9 juta di TikTok.
Ardi Prastowo, Team Leader Program Keluarga SIGAP (WPP Media Indonesia), mengatakan, “kami cukup berbesar hati melihat perubahan perilaku yang terjadi pada para orang tua baduta di wilayah cakupan Program Keluarga SIGAP. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk menciptakan generasi emas yang kita cita citakan bersama.”
Sementara itu, Sriyani dari Desa Sawojajar, Brebes mengatakan, "Saya jujur, senang sekali loh ngobrol dengan kader SIGAP ini. Saya diajari cara yang gampang untuk bikin makanan sehat buat anak saya. Padahal dulu dia buang air besarnya susah dan tidak teratur, hasilnya sering rewel karena sembelit. Sekarang hamdallah lancar, dan anak saya makin sehat dan berenergi terus."
Jariani, seorang Kader Posyandu dari Kabupaten Banjar mengatakan "Kami sebagai kader merasa lebih percaya diri mendampingi orang tua baduta. SIGAP memberi kami banyak media permainan untuk menyampaikan edukasi. Dengan SIGAP, saya belajar cara komunikasi yang efektif untuk mengajak orang tua memberikan ASI eksklusif dan MPASI sehat. Alhamdulillah, bukan hanya ibu, tapi ayah, kakek, dan nenek juga antusias menerima informasi yang kami sampaikan.”
"Kami melihat perubahan nyata di desa. Orang tua lebih aktif datang ke Posyandu dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Kami berkomitmen melanjutkan SIGAP melalui dana desa," ungkap Mista, Kepala Desa Cilangkap Kecamatan Lengkong di Kabupaten Sukabumi.
Emi Sri Hartati, SKM, Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Brebes juga menegaskan, ”Sebuah program, cita-cita, maupun tujuan tidak akan berhasil jika hanya diupayakan oleh Dinas Kesehatan Daerah saja. Diperlukan dukungan, kolaborasi dan sinergi dari para camat, kepala desa serta Puskesmas untuk mempercepat penurunan stunting pada tahun 2026. Kami berharap keberlanjutan program perubahan perilaku dapat terus berjalan demi mewujudkan Brebes lebih sehat sehingga bisa menjadikan Brebes Beres.”
Program ini sejalan dengan tujuan nasional Generasi Emas 2045, yaitu membentuk generasi anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh.
Untuk memastikan keberlanjutan program, penting bagi desa-desa untuk mengintegrasikan kegiatan SIGAP ke dalam perencanaan dan penganggaran desa. Dukungan dari kepala desa, camat, dan perangkat daerah menjadi kunci agar SIGAP tidak hanya menjadi program sementara, tetapi menjadi bagian dari sistem pembangunan desa yang berkelanjutan.
Mari bersama-sama mendukung keberlanjutan Program Keluarga SIGAP. Karena masa depan anak Indonesia dimulai dari keluarga yang sigap membangung fondasi kesehatan anak sedini mungkin.