Rebutan Titisan Zambrotta Rp680 Miliar, Inter dan Juventus Siap Saling Jegal demi Marco Palestra
Khairil Rahim December 15, 2025 03:52 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Lini belakang Italia sedang mencari pahlawan baru, dan nama itu kini bergema di Sardinia.

Marco Palestra, pemuda 20 tahun yang sempat terbuang dari skuad utama Atalanta, mendadak jadi primadona.

Bak kisah klasik underdog, masa peminjamannya di Cagliari justru menjadi panggung pembuktian yang membuat dua penguasa Italia, Inter Milan dan Juventus, rela saling sikut.

Pakar transfer Fabrizio Romano mengonfirmasi bahwa Atalanta tak akan melepas permata mereka dengan harga murah.

Mahar sebesar Rp 680 miliar (setara 40 juta euro) menjadi harga mati bagi siapa pun yang ingin meminang bek sayap yang dijuluki "terbaik di Eropa musim ini" oleh direktur Cagliari tersebut.

Statistik Unik: Ancaman dari Sisi Buta

Apa yang membuat Palestra begitu istimewa hingga dihargai setara harga satu skuad klub papan tengah? Statistiknya berbicara: ia bukan sekadar bek yang menunggu.

Musim ini, Palestra telah mengemas tiga assist dan mencatatkan rata-rata umpan silang akurat yang jauh melampaui senior-seniornya di tim nasional.

Bagi Juventus, Palestra adalah solusi darurat. Sejarah mencatat Juventus selalu berjaya saat memiliki "inti" pemain lokal yang kuat, seperti era Gianluca Zambrotta.

Saat ini, Bianconeri justru terlihat linglung. Kegagalan Joao Mario beradaptasi dan cedera pemain pilar memaksa Weston McKennie menjadi "tambal sulam" di posisi bek sayap.

Sindiran Pedas dan "Pembelian Panik"

Eksklusivitas berita ini semakin tajam dengan kritik pedas dari legenda klub, Massimo Mauro. Ia mengecam kebijakan transfer Juventus yang dianggap kehilangan arah.

Pembelian Lois Openda senilai Rp 765 miliar (45 juta euro) disebutnya sebagai "pembelian panik" yang tidak layak bagi nama besar Juve.

"Juventus kehilangan pemimpin ruang ganti asal Italia. Tanpa mereka, Anda tidak bisa membangun kembali sebuah tim," tegas Mauro.

Inspirasi bagi Talenta Garuda

Ledakan performa Palestra di usia muda menjadi pengingat bagi para pemain Indonesia yang sedang berjuang di kancah internasional, seperti Jay Idzes yang juga mencicipi kerasnya persaingan di Italia.

Jika Palestra bisa mengubah status "pemain pinjaman" menjadi komoditas senilai ratusan miliar, maka konsistensi adalah kunci utama bagi pemain manapun untuk menembus dominasi kasta tertinggi Eropa.

Mauro mengecam pembelian mahal di musim panas: “Tidak layak untuk Juventus”

Mantan pemain sayap Juventus, Massimo Mauro, mengecam mantan klubnya karena menghamburkan uang untuk membeli Lois Openda musim panas lalu.

Juventus bertekad untuk membawa kembali Randal Kolo Muani, yang menghabiskan enam bulan sebagai pemain pinjaman di Turin musim lalu, tetapi mereka gagal mencapai kesepakatan dengan Paris Saint-Germain , meskipun telah melakukan negosiasi selama berbulan-bulan.

Oleh karena itu, raksasa Serie A itu dengan cepat beralih ke Openda, yang oleh banyak penggemar dan pengamat dianggap sebagai pembelian panik.

Massimo Mauro yakin Juventus lebih baik tanpa Lois Openda.

Pemain asal Belgia itu menyelesaikan transfer di hari terakhir bursa transfer dari RB Leipzig. Striker serbaguna itu datang dengan status pinjaman awal dengan kewajiban untuk membeli yang diharapkan akan berlaku pada akhir musim, yang akan membuat biaya operasi tersebut mencapai sekitar €45 juta.

Sayangnya bagi Openda, ia belum membuktikan nilainya bagi tim. Pemain berusia 25 tahun itu hanya mencetak satu gol sejak bergabung dengan klub, yaitu gol peny equalizer dalam kemenangan 3-2 atas Bodo/Glimt di Liga Champions.

Oleh karena itu, Mauro menganggap seluruh kesepakatan itu sebagai pemborosan uang, dengan alasan bahwa Juventus akan lebih baik menghindari kesepakatan mahal ini daripada mendatangkan pemain yang belum mencapai level yang dibutuhkan.

“Saya tidak tahu siapa yang harus dibeli, karena pemain bagus jarang ada di pasaran,” aku pria berusia 63 tahun itu dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport melalui Calciomercato .

“Tapi saya tidak akan mengontrak Openda dengan angka-angka tersebut: saya akan mempertaruhkan reputasi saya dengan mengatakan bahwa tidak ada pemain yang layak untuk Juventus di pasaran.”

Kontingen Italia Juve & Luciano Spalletti

Mauro juga berpendapat bahwa Bianconeri kekurangan kehadiran inti pemain Italia yang kuat, yang selalu menjadi ciri khas klub tersebut.

“Juventus juga kehilangan beberapa pemain Italia yang sangat penting, seperti yang pernah mereka miliki sebelumnya. Tanpa mereka, mereka tidak bisa membangun kembali tim, karena Juventus selalu memiliki pemimpin ruang ganti asal Italia. Saya berbicara tentang pemain-pemain hebat.”

Terakhir, mantan pemain Juventus dan Napoli itu menegaskan bahwa Luciano Spalletti termasuk dalam jajaran elit sepak bola Italia.

“Spalletti adalah yang terbaik, bersama dengan Conte dan Gasperini, seorang manajer yang luar biasa, jadi dia bukanlah masalahnya.

“Dia harus membangun tim untuk masa depan, dengan harapan bisa finis di empat besar. Tapi dia tidak punya tongkat ajaib.”

(Banjarmasinpost.co.id)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.