Penjaga Pegunungan Meratus Kai Musa Berpulang, Pegiat Lingkungan HST : Ilmunya Lampaui Zamannya 
December 16, 2025 01:41 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kai Musa, sosok legendaris penjaga Pegunungan Meratus yang juga dikenal dengan nama Pembakal Canggung, meninggal dunia pada pukul 19.28 WITA dalam usia 119 tahun.

Semasa hidupnya, Kai Musa dikenal luas sebagai penjaga alam Meratus. Namanya kerap muncul sebagai figur yang teguh mempertahankan hutan, sumber air, dan keseimbangan alam, jauh sebelum isu lingkungan menjadi perhatian publik seperti sekarang. Sosoknya sederhana, tetapi pemikirannya melampaui zamannya.

Kepergian Kai Musa meninggalkan luka mendalam, khususnya bagi kalangan pegiat lingkungan di Hulu Sungai Tengah.

Pegiat lingkungan HST, M Hidayatullah, kepada Banjarmasinpost.co.id, selasa, (16/12/2025) menyebut bahwa wafatnya Kai Musa sebagai kehilangan besar bagi perjuangan pelestarian Pegunungan Meratus.

Baca juga: BREAKING NEWS- Kai Musa Juru Kunci Pegunungan Meratus Kalsel Meninggal Dunia, Dalam Usia 119 Tahun

Baca juga: Di Tengah Duka, Bripda Tamsa Anggota Polres HST Selamatkan Nyawa Bocah dari Kolong Mobil

"Meninggalnya Kai Musa menjadi duka mendalam bagi masyarakat Bumi Murakata, khususnya kami para pegiat lingkungan,” ujar Hidayatullah, yang akrab disapa Dayat.

Ia mengaku, setiap pertemuan dengan Kai Musa selalu meninggalkan kesan yang kuat. Kisah-kisah lama yang diceritakan almarhum masih lekat dalam ingatan.

“Setiap kali berjumpa beliau, selalu ada cerita perjuangan, mulai dari pengalaman melawan penjajah Belanda hingga bagaimana beliau menjaga Pegunungan Meratus agar tetap lestari,” ungkap Dayat.

Menurut Dayat, Kai Musa bukan sekadar pegiat lingkungan, melainkan teladan hidup dalam menjaga alam.

“Beliau tidak hanya sekadar tokoh pegiat lingkungan, tapi sudah menjadi contoh nyata bagi masyarakat bagaimana memperlakukan alam dengan hormat," ujarnya. 

Ia mengatakan bahwa Meratus bagi beliau bukan hanya tempat tinggal, tapi sumber kehidupan yang harus dijaga. 

"Jujur, saya merasa kehilangan.Ilmunya melampaui zamannya,” tegas Dayat, yang juga merupakan Mahasiswa Magister Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Lebih jauh, Dayat menilai kepergian Kai Musa menjadi tantangan besar bagi generasi muda.

“Kehilangan sosok Kai Musa adalah ujian bagi kami, generasi penerus. Apakah kami mampu melanjutkan perjuangan menjaga Pegunungan Meratus agar tetap lestari seperti yang beliau lakukan sepanjang hidupnya,” katanya.

"Beliau sebelumnya sudah berpesan agar dimakamkan di kawasan pegunungan yang selama ini ia jaga," ujannya. 

Kepergian Kai Musa menutup satu bab penting dalam sejarah penjagaan Pegunungan Meratus. Namun nilai, keteladanan, dan semangatnya diyakini akan terus hidup dalam langkah para pegiat lingkungan yang melanjutkan perjuangannya.

(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene). 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.