Jelang Nataru, Pemkab Bangka Selatan Gelar Gerakan Pangan Murah
December 16, 2025 04:53 PM

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Deretan warga tampak memadati lokasi Gerakan Pangan Murah di Alun-alun Kota Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (15/12/2025). Sejak pagi, masyarakat mengantre untuk mendapatkan beras, minyak goreng, gula hingga bumbu dapur dengan harga di bawah pasaran. 

Aktivitas jual beli berlangsung ramai, menandai tingginya kebutuhan sekaligus harapan warga akan stabilitas harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru ( Nataru ).

Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi mengatakan pemerintah daerah kembali menggelar Gerakan Pangan Murah menjelang perayaan Nataru 2025.

Kegiatan ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok sekaligus membantu daya beli masyarakat di tengah potensi kenaikan harga menjelang akhir tahun. Operasi pasar murah kali ini merupakan kegiatan ke-13 yang dilaksanakan sepanjang satu tahun terakhir. 

“Program ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah daerah dengan Perum Bulog serta melibatkan pelaku usaha dan petani lokal,” kata dia kepada Bangkapos.com.

Menurutnya pelaksanaan gerakan pangan murah menjelang Nataru menjadi penting untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok yang biasanya terjadi pada momen hari besar keagamaan.

Oleh karena itu, pemerintah daerah memastikan harga yang ditawarkan kepada masyarakat berada di bawah harga pasar. Sejumlah komoditas utama disediakan dengan harga lebih terjangkau. Untuk komoditas beras pemerintah daerah menyediakan sebanyak 3,8 ton.

Terdiri dari 1,75 ton beras jenis Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), 50 kilogram beras jenis premium dan dua ton beras lokal. Misalnya beras premium dijual Rp75 ribu per kemasan lima kilogram, lebih murah dibandingkan harga pasaran yang biasanya mencapai Rp77.000.

Sementara, beras SPHP dari Bulog dijual Rp59.000 per lima kilogram, turun dari harga normal Rp62.000. Sementara untuk beras lokal dari Desa Rias dijual Rp50.000 per lima kilogram, lebih murah Rp10.000 dari harga jual biasanya mencapai Rp60.000 per lima kilogram.

“Memang selisihnya tidak terlalu besar, tapi ini cukup membantu masyarakat. Apalagi kebutuhan pokok ini dibeli secara rutin,” ujar Debby.

Selain beras, pemerintah daerah juga menyediakan minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, hingga aneka bumbu dapur. Minyak goreng disiapkan sebanyak tiga dus atau 72 liter dengan harga Rp18.500 per liter. Gula pasir tersedia tiga dus atau 60 kilogram dengan harga Rp18.00 per kilogram. Untuk komoditas hortikultura, pemerintah menggandeng pengecer besar lokal. Bawang merah disediakan sebanyak 30 kilogram dengan harga Rp40 ribu per kilogram.

Lalu, bawang putih 20 kilogram seharga Rp30.000 per kilogram, serta cabai besar 20 kilogram dengan harga Rp80.000 per kilogram. Debby menilai kehadiran bumbu dapur dalam operasi pangan murah menjadi penting karena komoditas tersebut kerap mengalami fluktuasi harga, terutama menjelang akhir tahun. Apalagi belakangan ini harga komoditas tersebut terus mengalami kenaikan harga.

“Dengan adanya gerakan pangan murah seperti ini, kita bisa menekan potensi kenaikan, terutama untuk cabai, bawang merah, hingga daging ayam,” tegas Wabup.

Salah satu fokus utama dalam operasi pangan murah kali ini adalah penggunaan beras lokal hasil panen petani Bangka Selatan. Langkah ini tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga memberi ruang pasar bagi petani daerah. Upaya itu adalah cara pemerintah daerah menggerakkan roda perekonomian lokal.

Melihat tingginya minat warga, Debby memastikan kegiatan serupa akan kembali digelar sebelum Natal. Ia juga meminta agar operasi pangan murah tidak hanya terpusat di Kota Toboali, tetapi menyasar wilayah lain di Bangka Selatan.

Pemerintah daerah berharap stabilitas harga kebutuhan pokok tetap terjaga hingga perayaan Nataru, sekaligus memperkuat perputaran ekonomi lokal di Bangka Selatan.

“Saya minta sebelum Natal ada kegiatan serupa lagi. Bukan hanya di Kota Toboali, tapi juga di wilayah lain supaya berkeadilan, terutama di Kecamatan Payung,” tukas Debby.

Antusiasme warga terlihat tinggi sepanjang kegiatan berlangsung. Salah seorang warga Toboali, Siti (45), mengaku terbantu dengan adanya operasi pangan murah, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menjelang akhir tahun.

Ia menilai kegiatan tersebut sangat membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah di tengah fluktuasi kebutuhan bahan pokok seperti cabai hingga bawang merah.

“Harganya lebih murah dari pasar. Lumayan bisa hemat, apalagi mau Natal dan Tahun Baru biasanya harga naik,” kata Siti di lokasi kegiatan.

Ia mengaku jika beli di pasar, selisih harga sangat terasa. Apalagi untuk beras, minyak, cabai dan bawang merupakan kebutuhan pokok. Keberadaan bumbu dapur dalam operasi pangan murah menjadi nilai tambah bagi masyarakat.

“Jadi operasi pangan murah seperti ini sangat membantu,” ujarnya.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.