Laporan wartawan TribunGayo Fikar W Eda I Bener Meriah
TribunGayo.Com, BENER MERIAH – Kompleks Pondok Pesantren Pegayon yang berlokasi di Jalan KKA Km 42, Buntul Sara Ine Desa Seni Antara Kecamatan Permata, Aceh Tengah menjadi Posko Bantuan Korban Banjir dan Tanah Longsor untuk Bener Meriah.
Pengelola Pondok Pesantren Pegayon, Azzam Pegayon menyampaikan sebanyak tiga puluh aktivis relawan lingkungan hidup telah hadir di Pegayon.
Mereka bergerak secara mandiri untuk membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Para relawan ini berasal dari berbagai elemen dan saat ini aktif di lapangan membuka serta mengelola posko bantuan.
"Pondok Pesantren Pegayon saat ini menjadi pintu masuk utama menuju wilayah Gayo, khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah, karena jalur darat yang masih dapat dilalui hanya melalui Jalan KKA Km 42, Desa Seni Antara. Kondisi ini membuat distribusi bantuan harus dilakukan secara terbatas dan bertahap," kata Azzam yang juga Seniman didong dan pendaki gunung.
Di Posko 1, para relawan membuka dapur umum setiap pagi untuk melayani pejalan kaki serta masyarakat terdampak di Desa Seni Antara dan sekitarnya.
Posko ini juga berfungsi sebagai titik pengumpulan bantuan, terutama sembako, khususnya beras.
Para relawan membawa bantuan hasil donasi dan dukungan para donatur dari Sumatra Utara, berupa beras sekitar dua ton.
Bantuan tersebut mulai didistribusikan pagi ini secara estafet menuju Takengon, dengan rute Dusun Buntul Sara Ine (Desa Seni Antara) – Bur Pase – Genting Gajah – hingga Buntul Pitri.
Sejumlah bantuan bahkan harus diangkut secara manual untuk menjangkau kampung-kampung yang masih terisolir di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Azzam juga merupakan menyampaikan, selain, kebutuhan beras, pihaknya juga membutuhkan alat komunikasi Starlink dan genset utuk kebutuhan komunikasi.
Selama ini pada saat sebelum bencana, kawasan itu masuk dalam wilayah blankspot.
"Kono pula sekarang, saat bencana melanda, jaringan internet dan telepon makin sulit," katanya.
Ia membutuhkan dukungan para donatur utuk menyediakan perangkat komunikasi digital ini. (*)
Baca juga: Kecamatan Pining Masih Terkurung, Warga Terpaksa Berjalan Kaki 10 Jam untuk Jemput Bantuan