Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Korban penganiayaan F (17) yang dilakukan geng motor belum bisa mengkonsumsi makanan karena menderita luka dalam di bagian leher dan kepala.
Pantauan tribunpriangan.com, di lokasi, nampak F masih terbaring lemas dengan muka bengkak dan sekujur tubuhnya mengalami luka akibat kebrutalan geng motor yang menghadang F bersama MA di sebuah warung.
Keduanya harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Luka yang diderita F cukup serius, karena dari hasil Rontgen ada retak tulang kepala bagian depan akibat pukulan benda keras, sehingga kondisinya masih lemas dan belum bisa mengkonsumsi makanan.
Anak pertama dari dua bersaudara ini pun setiap harinya hanya bisa minum air putih dan bantuan cairan infus.
Baca juga: Jenguk 2 Pelajar Korban Geng Motor, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Minta Maaf
Selain luka di bagian kepala, kedua mata F masih bengkak sehingga komunikasi juga belum lancar karena menahan rasa nyeri di bagian kepala.
Sementara ini tim dokter belum memberikan tindakan operasi, karena masih bisa dilakukan mengkonsumsi obat untuk pereda rasa nyeri yang diderita F.
"Awalnya maen di rumah temen, sekitar jam 01.30 beli rokok ke warung, setelah beli rokok berpapasan sama geng motor itu terus dikejar dan ditimpuk pake batu, jatuh dan diserang ada sekitar empat motor menyerang anak saya dan lukanya di kepala kebanyakan," ucap Muhamad Soleh (50) orang tua F ketika ditemui TribunPriangan.com.
Soleh mengaku, luka yang diderita anaknya cukup serius. Karena hampir kebanyakan di kepala hingga leher dan kaki serta kedua tangannya.
"Ada pukulan di tulang kepala paling depan, gigi hilang satu, luka didalam juga ada. Menurut hasil CTscan ada retak tulang kepala bekas pukulan benda keras," jelasnya.
Meskipun sudah sadar dan bisa diajak komunikasi, korban belum bisa mengkonsumsi makanan dan selalu muntah kembali.
"Sekarang sudah bisa ngobrol tapi belum bisa makan, hanya minum saja, karena muntah lagi, menurut informasi di leher juga ada luka sobekan didalam mungkin dipukul atau diinjak oleh geng motor," kata Soleh.
Ia berharap pelaku secepatnya segera tertangkap dan diadili secara hukum yang dilakukan kepada anaknya ini.
"Harapan ada bantuan dari jasa Raharja masalah biaya dan pelaku cepat tertangkap," katanya.
Dijenguk Wakil Wali Kota
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Candra Negara menjenguk dua pelajar yang dirawat di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Selasa (17/12/2025).
Kedua korban inisial MA (17) dan F (17) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sekelompok pemotor terjadi di jalan Gobras, Tamansari, Kota Tasikmalaya, seusai membeli rokok di sebuah warung.
Keduanya harus mendapatkan perawatan intensif karena menderita luka cukup serius, yakni MA mengalami patah tulang tangan kiri, sedangkan F luka di sekujur muka hingga ada retak tulang kepala.
Saat ini, Polres Tasikmalaya Kota masih melakukan penyelidikan terhadap terduga pelaku penganiayaan terhadap dua pelajar asal Kota Tasikmalaya.
"Sebetulnya kunjungan ini lebih kepada permintaan maaf kami kepada mereka, karena ini menjadi bagian tanggung jawab pemerintah kota memberikan keamanan, kenyamanan masyarakat," ucap Diky didampingi sang istri yang ikut menjenguk dua pelajar di ruangan Melati RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Diky menyebut di sisi lain pihaknya sudah berkoordinasi dengan sekda agar mengerahkan Satpol PP untuk Kamtibmas ke depan bagaimana polanya.
Baca juga: Korban Geng Motor di Kota Tasik Ungkap Sempat Dilempari Batu Hingga Dipukul Pakai Besi
Baca juga: Geng Motor Kembali Bikin Onar, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Akan Lakukan Ini
Selain itu, ia juga meminta bidang ekonomi agar segera membuat rancangan tentang penanggulangan perekonomian masyarakat karena kemungkinan kenakalan remaja itu muncul karena masalah itu.
Ditanyai soal biaya perawatan, ia menuturkan pihaknya tengah berkomunikasi dengan Sekda untuk mendorong bantuan ke Baznas, atau CSR memberikan bantuan kepada korban.
"Karena saya yakin Baznas dan perusahaan punya konsen terhadap ini, tapi saya juga berkoordinasi dengan pak wali, agar diarahkan ke rekan stakeholder supaya bisa membantu," kata Diky.
Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini bisa menemukan pola dan sistem serta solusi meminimalisir supaya hal ini tidak terjadi lagi.
"Karena beberapa Minggu kemarin ada sekelompok orang membawa alat ini juga menjadi perhatian dan diharapkan titik rawan memang menjadi pusat perhatian dan harus dipikirkan pemasangan CCTV untuk mendeteksi persoalan tersebut," ucap Diky. (*)