Idealnya ada tiga dokter agar bisa rotasi layanan. Kalau hanya satu, begitu cuti atau belajar, layanannya berhenti

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan idealnya dibutuhkan sebanyak tiga dokter spesialis jantung di setiap rumah sakit yang menyelenggarakan layanan jantung, guna menjamin layanan berjalan optimal selama 24 jam.

Menurut Menkes, keberadaan lebih dari satu dokter spesialis menjadi kunci keberlanjutan layanan, terutama di rumah sakit daerah yang mulai mengembangkan layanan bedah jantung terbuka.

“Idealnya ada tiga dokter agar bisa rotasi layanan. Kalau hanya satu, begitu cuti atau belajar, layanannya berhenti,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dikutip di Jakarta, Selasa.

Selain ketersediaan dokter, Menkes juga menekankan pentingnya kemandirian rumah sakit daerah secara finansial melalui skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Menkes mengatakan sudah seharusnya rumah sakit di daerah tidak bergantung berlebihan pada subsidi pemerintah daerah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kata dia, siap mendampingi RSUD yang berkomitmen memperbaiki tata kelola, termasuk transparansi pengadaan obat dan alat kesehatan.

Menkes lalu menilai tantangan klasik layanan kesehatan di daerah bukan semata pada pembiayaan atau alat kesehatan, melainkan juga pada retensi dokter spesialis, khususnya dokter bedah jantung.

“Alatnya mahal dan bisa kita bantu. Tapi kalau dokternya pindah, layanannya berhenti. Karena itu dokter-dokter yang bertugas di Gorontalo harus dirawat dengan baik agar tidak cepat pindah ke kota besar,” kata Menkes.

Sebagai solusi jangka panjang Menkes Budi mengatakan pihaknya terus mendorong pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit atau hospital-based agar putra-putri daerah memiliki kesempatan lebih besar menjadi dokter spesialis dan kembali mengabdi di daerah asal.

Sementara itu Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menyatakan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo untuk mendukung keberlanjutan layanan bedah jantung terbuka melalui penguatan sumber daya manusia, sarana prasarana, serta kolaborasi lintas sektor.

“Kami bersyukur layanan ini berhasil dilaksanakan. Pemprov Gorontalo siap mendukung agar layanan bedah jantung terbuka berlanjut dan tidak berhenti di tahap perdana,” ujar Gusnar.

Keberhasilan operasi perdana bedah jantung terbuka di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe diharapkan menjadi fondasi pengembangan rumah sakit tersebut sebagai rujukan layanan jantung regional yang dikelola secara profesional dan berkelanjutan.