Gubernur NTT: Pos Kupang Jadi Saksi dan Pengawal Transformasi NTT dari Krisis ke Ekonomi Produktif
December 16, 2025 06:19 PM

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Pos Kupang Award tak sekadar ajang penghargaan, tetapi menjadi panggung refleksi perjalanan panjang Nusa Tenggara Timur menghadapi krisis hingga menatap masa depan transformasi berkelanjutan.

Hal itu ditegaskan Gubernur NTT Melkiades Laka Lena saat menghadiri Pos Kupang Award 2025 yang digelar di Hotel Aston Kupang, Selasa (16/12/2025).

Dengan tema “Transformasi Berkelanjutan”, acara ini dinilai sejalan dengan tantangan NTT pasca pandemi dan tuntutan perubahan di berbagai sektor.

“Tema ini sangat tepat. Pasca-Covid-19, kita tidak punya pilihan selain melakukan transformasi, dan transformasi itu harus berlanjut di semua sektor, terutama ekonomi,” ujar Melkiades, Selasa (16/12). 

Ia mengingatkan bahwa Pos Kupang memiliki sejarah panjang dalam mengawal momentum-momentum penting di NTT. 

Baca juga: Gubernur NTT Ajak Gereja Lindungi Generasi Muda dari Kekerasan dan HIV/AIDS

Sejak berdiri pada 1 Desember 1992, Pos Kupang telah menjadi rujukan informasi yang kredibel, termasuk saat tragedi tsunami Flores yang merenggut ribuan nyawa.

“Di saat krisis besar seperti tsunami Flores, Pos Kupang hadir sebagai salah satu rujukan yang paling bisa dipertanggungjawabkan. Dari situ Pos Kupang tumbuh dan menjadi saksi perjalanan NTT hingga hari ini,” ujarnya.

Menurut Melkiades, peran media yang kritis justru menjadi kekuatan dalam pembangunan daerah. 

Ia menyebut Pos Kupang sebagai “watchdog” pembangunan NTT yang konsisten mengawal kebijakan publik selama puluhan tahun.

“Lebih sering mengkritik, dan itu bagus. Media adalah pengawas pembangunan. Pos Kupang sudah menjalankan peran itu dengan dedikasi, inovasi, dan kontribusi nyata bagi NTT,” ujarnya.

Dalam momentum penghargaan ini, Gubernur NTT juga memaparkan arah besar transformasi ekonomi daerah. Ia menilai struktur ekonomi NTT masih terlalu konsumtif dan harus segera digeser menjadi lebih produktif.

Data menunjukkan, defisit perdagangan NTT mencapai Rp51 triliun pada tahun lalu. Angka ini dinilai tidak sehat bagi daerah yang membutuhkan suntikan pembangunan besar.

“Karena itu kami mendorong ekonomi berbasis potensi lokal. UMKM harus tumbuh dan diproteksi,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi NTT, kata Melkiades, telah meluncurkan sejumlah program strategis seperti **One Village One Product (OVOP), One School One Product (OSOP), One Community One Product (OCOP)**, serta penguatan merek **NTT Mark** untuk memastikan produk lokal memiliki pasar yang jelas.

Ia juga mengajak seluruh ASN dan pemangku kepentingan untuk menjadi motor penggerak dengan membeli produk UMKM lokal.

“Kalau ASN belanja minimal Rp100 ribu per bulan produk lokal, dampaknya luar biasa bagi UMKM kita,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Melkiades menyampaikan apresiasi kepada Pos Kupang atas penghargaan yang diberikan sekaligus berharap media terus mengawal transformasi NTT ke depan.

“Transformasi ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Media seperti Pos Kupang harus terus mengawal, agar NTT bisa berubah bersama, maju bersama,” ujarnya. (iar) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.