- Simbol keputusasaan tampak di sejumlah daerah di jalur lintas nasional Banda Aceh–Medan, Sumatera Utara.
Warga terdampak banjir bandang mengibarkan bendera putih di pinggir jalan, Minggu (14/12/2025).
Upaya mengibarkan bendera putih itu sebagai tanda menyerah karena tak sanggup lagi menghadapi bencana yang berkepanjangan.
Bendera putih adalah simbol universal yang menandakan penyerahan diri.
Sejak abad ke-17, bendera putih digunakan dalam peperangan sebagai tanda bahwa pihak yang mengibarkannya menyerah atau ingin bernegosiasi.
Dalam hukum perang internasional, pihak yang mengibarkan bendera putih tidak boleh diserang.
Selain perang, bendera putih juga dipakai sebagai simbol keputusasaan atau permintaan bantuan, misalnya oleh warga terdampak bencana.
Berdasarkan pantauan, Minggu (14/12/2025) bendera putih itu dikibarkan oleh warga di sejumlah titik diantaranya di kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur dan Aceh Utara.
Menurut sejumlah warga saat ditemui mengatakan bendera putih itu dipasang karena masyarakat yang terdampak bencana alam banjir bandang sudah menyerah dan tak sanggup lagi untuk tangani banjir.
"Kami sekarang menyerah dan tak sanggup lagi dan butuh bantuan,"ujah Bakhtiar saat dijumpai di Perlak, Aceh Timur.
Menurut Bakhtiar masyarakat kecewa atas respons lambat dari pemerintah pusat dalam penanganan bencana alam Banjir bandang yang terjadi di sejumlah daerah di Aceh.
Sejak tiga pekan terjadi bencana di Aceh bantuan masih kurang dan masih banyak masyarakat kelaparan.
"Kita disini bantu warga sesama warga dan bangun dapur umum sendiri, tapi bantuan dari pemerintah belum kecukupan dan merata," ujarnya.
Oleh karena itu, mereka kibarkan bendera putih sebagai simbol menyerah dan pasrah.
Dia menjelaskan selama ini kondisi para korban bencana alam sangat memprihatinkan, bantuan yang diterima baik makanan, minuman, obat-obatan, dan pakaian, kebanyakan berasal dari relawan yang datang sigap dari berbagai kota di Indonesia.
Program : Local Experience
Editor : Untung Sofa Maulana