Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk segera membersihkan 68 juta ton puing di seluruh Jalur Gaza.
Sebagai respons, Israel memilih Rafah sebagai lokasi proyek percontohan pembersihan puing.
Mengutip Tribunnews pada (13/12), kabar ini pertama kali diungkap oleh sumber utama "Yediot Ahronoth" pada (12/12/2025).
Dalam laporannya, AS mendesak Israel bertanggung jawab membersihkan puing-puing akibat operasi militer di Gaza yang mencapai sekira 68 juta ton.
Penumpukan ini dinilai menghambat bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi infrastruktur dasar.
Sehingga tanpa pembersihan, pemulihan Gaza dinilai mustahil dimulai.
Lantas, AS berharap langkah ini membuka jalan pemulihan dan mencegah beban sepenuhnya jatuh pada komunitas internasional.
Menanggapi permintaan Trump, Israel menyetujui tahap awal proyek percontohan pembersihan puing di Rafah.
Wilayah perbatasan Mesir ini dipilih karena dinilai paling stabil secara militer dan relatif aman untuk pengerahan alat berat.
Meski, menjadi satu di antara kawasan dengan konsentrasi pengungsi terbesar di Gaza.
Sebagai informasi akhir saja, dengan Gaza tertimbun puluhan juta ton puing, proses pemulihan diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya lebih dari 1 miliar dolar AS.