Aksi perusakan dilakukan kawanan mata elang setelah dua rekan mereka, MET dan NAT, tewas dikeroyok di kawasan tersebut pada Kamis sore.
Zulfikri mengaku, karena serangan terjadi secara tiba-tiba, ia dan rekan-rekannya tidak bisa lari menyelamatkan diri.
Alhasil, ia pun terjebak di dalam rumah makan hingga serangan selesai.
"Kami terjebak di dalam. Mereka (kawananan mata elang) itu serangnya langsung, kita tak sempat keluar selamatkan diri," kata Zulfikri, Kamis malam, dilansir TribunJakarta.com.
Lebih lanjut, Zulfikri mengaku mendengar suara tembakan sebanyak dua kali saat kejadian dua mata elang dikeroyok.
"Saat kejadian itu sempat ada suara tembakan ya. Kalau nggak salah sih dua kali ya," imbuh dia.
Karena Zulfikri tak sempat menyelamatkan diri, motornya pun menjadi korban amukan kawanan mata elang.
Ia pasrah ketika melihat motornya hangus terbakar.
Sebab, baginya yang terpenting adalah ia selamat dari serangan tersebut.
"Itu motor yang dibakar, motor saya. Pas lihat motor dibakar, pasrah saja. Yang penting kami di dalam itu selamat," ujar dia.
Buntut serangan itu, sembilan motor, satu mobil, dan sejumlah kios rusak terbakar.
Aksi pengeroyokan terhadap dua mata elang, MET dan NAT, bermula ketika keduanya menghentikan seorang pengendara motor.
Hal itu dilakukan untuk menagih motor yang terindikasi belum membayar kredit.
"Berawal dari adanya mata elang mau menagih kendaraan sepeda motor yang indikasinya belum bayar kredit," jelas Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Jumat (12/12/2025), dikutip dari TribunJakarta.com.
Namun, pengendara motor diduga tak terima dan memanggil teman-temannya yang diperkirakan berjumlah delapan orang.
(*)
# PENGAKUAN # Karyawan # Terjebak # Rumah Makan # Mata Elang # Ngamuk # Kalibata # Taman Makam Pahlawan # Jakarta Selatan #