Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) baru saja memberangkatkan tim bantuan kebencanaan ke Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Selasa (16/12/2025).
Tim tersebut akan menjalankan program bertajuk Optimalisasi Layanan Medis dan Dukungan Psikososial Pascabencana yang dijadwalkan berlangsung hingga 27 Desember 2025.
Program ini merupakan bagian dari kolaborasi UMM dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KemendiktiSaintek), di mana UMM dipercaya untuk menangani langsung wilayah terdampak bencana di Kabupaten Agam.
Salah satu koordinator kegiatan, Dr Arina Restian, M.Pd, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk melanjutkan sekaligus memaksimalkan layanan yang sebelumnya telah diberikan kepada masyarakat terdampak.
"Kami fokus pada ranah kesehatan. Sebelumnya, pada 8 Desember lalu sudah ada tim yang datang ke lokasi, dan keberangkatan kali ini merupakan lanjutan dengan fokus lebih intens pada layanan medis," ujarnya.
Ia menambahkan, kebutuhan utama masyarakat pasca bencana saat ini meliputi layanan medis, kefarmasian, pendampingan kedokteran, hingga pemulihan psikososial bagi para penyintas.
Baca juga: UMM Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains Nasional 2025, Wadah Berkompetisi para Generasi Muda Terbaik
Dalam misi kemanusiaan tersebut, UMM menurunkan 10 mahasiswa koas (calon dokter muda) Fakultas Kedokteran, yang didukung oleh berbagai elemen tenaga kesehatan internal kampus.
Tim juga membawa sejumlah logistik kesehatan, seperti alat medis, obat-obatan, teknologi tepat guna, sistem filtrasi air bersih, serta perangkat pemeriksaan darah.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, M.Psi., PhD, menegaskan bahwa kondisi pasca bencana di Kabupaten Agam masih membutuhkan perhatian serius dan berkelanjutan.
"Ribuan penyintas masih terdampak, dan proses pemulihan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat,"
"Program ini menjadi wujud kehadiran kami untuk membantu secara langsung. Ini adalah panggilan kemanusiaan," katanya.
Salis menambahkan, keterlibatan UMM dalam program tersebut merupakan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Ia juga mengingatkan seluruh tim untuk senantiasa menjaga kode etik profesi, serta nama baik institusi selama menjalankan misi di lapangan.
"Niatkan seluruh kegiatan sebagai ibadah dan amal jariyah,"
"Fokus pada kebermanfaatan bagi masyarakat dan hindari segala bentuk kerugian," tandasnya.