Ratusan Anak Korban Banjir di Aceh Tamiang Jalani Trauma Healing
December 17, 2025 03:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, KARANG BARU -  Selain bantuan materi, dukungan psikologis kepada korban bencana banjir bandang dan tanah longsor sangat perlu.

Trauma healing diberikan kepada korban khususnya anak-anak yang harus tinggal di pengungsian.

PTPN IV PalmCo menghadirkan program trauma healing di Afdeling I Kebun Pulau Tiga, yang saat ini tinggal 874 jiwa terdiri dari 679 orang dewasa dan 195 anak-anak.

Di tengah keterbatasan dan kelelahan akibat banjir, anak-anak diajak kembali merasakan rasa aman dan kebahagiaan melalui rangkaian kegiatan Trauma Healing seperti sharing and reflective circle, healing dance, permainan interaktif, dan mewarnai.

Setiap kegiatan dirancang bukan sekadar hiburan, melainkan sebagai pelukan emosional agar anak-anak perlahan bangkit dari trauma dan kembali tersenyum, Sabtu (13/12/2025). 

Hilda Savitri, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTPN IV PalmCo, menyampaikan bahwa  trauma healing menjadi bagian penting dalam proses pemulihan pascabencana.

“Kami ingin anak-anak kembali ceria. Ketika mereka bisa tertawa dan bermain, itu adalah tanda bahwa proses pemulihan sedang berjalan,” kata Hilda dalam keteranganya, Selasa (16/12/2025). 

Baca juga: Bela Prabowo yang Klaim Banjir Sumatra Belum Butuh Bantuan Asing, Politisi PAN: Kepemimpinan Kuat

Program Pemulihan 

Pendampingan yang dilakukan disambut hangat oleh para orangtua pengungsi. Seorang warga, Ratna Sari, mengungkapkan rasa harunya melihat perubahan pada anak-anak setelah mengikuti kegiatan  trauma healing.

“Anak-anak sudah kembali senang. Setelah berhari-hari terjebak banjir, mereka akhirnya bisa bermain lagi, bercanda dengan kakak-kakak Srikandi, dan merasakan makan daging kembali. Beban kami sebagai orang tua juga terasa lebih ringan,” tuturnya. 

Keceriaan juga terpancar dari wajah anak-anak. Nazla, salah seorang anak, menceritakan bahwa suasana kini terasa lebih aman dan menyenangkan.

“Sekarang kami bisa main lagi. Kakak-kakaknya baik, ada mainan dan snack, jadi kami senang,” katanya dengan senyum polos. 

Afdeling I Kebun Pulau Tiga, PTPN IV Regional VI, menjadi salah satu wilayah yang terdampak cukup parah akibat bencana banjir. Kawasan ini saat ini difungsikan sebagai lokasi pengungsian bagi karyawan dan masyarakat sekitar, sekaligus menjadi pusat kegiatan kemanusiaan dan pemulihan yang melibatkan berbagai pihak. 

PalmCo juga menghadirkan layanan kesehatan bagi para pengungsi. 

Tim medis diterjunkan untuk memastikan kondisi kesehatan anak-anak dan orang tua tetap terjaga  selama berada di lokasi pengungsian. 

dr. Mahayeni Tarigan, Kadiv Sekretariat Perusahaan PT SPMN, menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh.

“Kami melakukan pemeriksaan, pemberian obat, serta penanganan medis lanjutan bagi masyarakat yang membutuhkan, baik anak-anak maupun orang dewasa,” jelasnya. 

Bantuan yang disalurkan meliputi layanan kesehatan, obat-obatan, alat tulis sekolah, sandang, mainan, serta snack bagi anak-anak. 

Tim kesehatan yang bertugas terdiri dari dr. Mahayeni Tarigan, dr. Reni Hidayani, dr. Salsabila Raihananda Bahty, beserta empat tenaga medis lainnya. Sementara itu, Tim Srikandi PTPN IV PalmCo, yang dipimpin langsung oleh Hilda Savitri dan melibatkan Srikandi Regional serta Head Office, menjadi garda terdepan dalam mendampingi anak-anak selama kegiatan berlangsung. 

“Kami tidak ingin hadir sesaat. Terus mendampingi masyarakat terdampak sampai mereka benar-benar bangkit,” kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K Santosa.

Baca juga: 147 Ribu Rumah Warga di Aceh, Sumut, Sumbar Rusak Akibat Banjir dan Tanah Longsor

Ratusan Ribu Mengungsi

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, melaporkan pengungsi banjir di wilayah tersebut mencapai 208.163 jiwa.

Data yang pada Jumat (12/12/2025) pukul 18.00 WIB, jumlah pengungsi tersebar di 633 titik pengungsian di 12 kecamatan. Bupati Aceh Tamiang, Armia Fahmi, yang dihubungi melalui telepon mengungkapkan, bencana ini mengakibatkan 60 warga meninggal dunia dan 18 lainnya luka-luka.

Dalam hal kerusakan infrastruktur, tercatat sebanyak 11.707 rumah mengalami kerusakan.

Dari jumlah tersebut, 3.633 rumah rusak berat, 1.912 rusak sedang, 3.917 rusak ringan, dan 2.245 rumah dalam kondisi rusak.

Tidak hanya rumah warga yang terdampak, tetapi juga bangunan kantor pemerintah yang terendam banjir.

Sebanyak 77 bangunan pemerintah mengalami kerusakan, dengan rincian empat bangunan rusak berat, satu bangunan rusak ringan, satu bangunan rusak sedang, dan 71 bangunan lainnya dalam kondisi rusak.

Jembatan juga mengalami kerusakan, dengan dua unit rusak berat dan satu unit rusak ringan.

Selain itu, 66 unit pusat pendidikan, 43 unit sarana ibadah, dan 43 unit layanan kesehatan juga mengalami kerusakan akibat bencana ini.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.