TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Sederet kejanggalan kasus siswi kelas 6 SD berinisial SAS alias Al membunuh ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya dibongkar oleh keluarga besar.
Salah seorang anggota keluarga korban Faizah yakni Dimas membeberkan hal tak wajar soal kasus tersebut.
Ternyata keluarga ragu bahwa Al lah yang menghabisi nyawa ibunya sendiri.
Karenanya Dimas pun menjabarkan temuannya perihal kejanggalan kematian Faizah tersebut.
Faizah Soraya ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatra Utara pada Rabu (10/12/2025) sekira pukul 05.00 Wib.
Atas kematian Faizah tersebut, sang putri bungsu, Al mengaku dialah yang telah membunuh ibunya.
"Adek Al mengaku dia yang membunuh mamanya tapi semua kejanggalan mulai tampak dan kita hanya bisa nunggu laporan resmi dari kepolisian dan saya harap penyidik bisa mengungkap kebenarannya karena ini terlalu banyak kejanggalan," ungkap Dimas dalam postingannya di Instagram, Selasa (16/12/2025).
Atas pengakuan Al tersebut, keluarga besar korban mencium kejanggalan.
Apa saja?
Kejanggalan pertama yang diungkap Dimas adalah terkait dengan detik-detik Faizah ditikam Al.
Yang diketahui keluarga, dugaan insiden Al menikam ibunya terjadi pada Rabu menjelang subuh yakni sekira pukul 03.00 Wib.
Saat peristiwa terjadi, Al bercerita bahwa ia dan kakaknya tidur bersama sang ibu.
"Kejadian pukul 03.00 Wib, di kamar bawah kakak dan Al tidur bersama mamanya dan si jantan tidur lantai atas," kata Dimas.
Mengetahui cerita dari Al tersebut, Dimas bertanya-tanya.
Kenapa saat kejadian, Faizah tidak berteriak sampai membangunkan suaminya.
"Pada saat kejadian penikaman apakah korban tidak melawan anaknya sendiri dan berteriak?" tanya Dimas.
Lebih lanjut, Dimas pun mengungkap peristiwa setelah warga tahu bahwa Faizah ditusuk anaknya sebanyak 20 kali.
Ternyata di momen tersebut, sopir ambulans sempat datang.
Kata sopir ambulans, kondisi korban saat ditemuinya itu masih hidup.
Tapi nyatanya korban tak cepat dievakuasi karena sopir ambulans merasa tertipu.
"Kakak menemukan mamanya bersimbah darah dan berteriak turunlah si jantan dan pada pukul 04.30 Wib datang ambulan dari colombia," ujar Dimas.
"Menurut keterangan supir ambulan korban sudah megap-megap dan pihak ambulan menolak membawa korban, karena pihak ambulan mendapatkan konfirmasi adanya pendarahan bukan penyerangan atau penikaman. Dan posisi korban duduk bersandar di pintu lemari dan setelah dinyatakan meninggal kemudian diangkat ke tempat tidur," sambungnya.
Dari cerita tersebut lah Dimas mengurai soal kejanggalan kedua yang ia temukan.
Yakni kenapa usai kejadian pukul 03.00 Wib suami korban, Alham tidak meminta bantuan warga.
"Dari waktu 03.00 Wib sampai ambulan datang apakah tidak ada meminta bantuan warga setempat?" tanya Dimas.
Padahal jika suami korban cepat menangani hal tersebut, Faizah mungkin saja bisa diselamatkan.
"Karena menurut pengakuan supir ambulan korban masih hidup pada saat dia sampai dan masih cengap-cengap dan tidak lama kemudian meninggal dunia," imbuh Dimas.
Kejanggalan ketiga yang ditemukan Dimas adalah soal permintaan terakhir korban.
Rupanya saat masih hidup dan ditemukan warga, korban sempat meminta diambilkan minum.
"Pada saat kejadian korban sempat meminta minum dan warga datang dan saat ambulan sampai ke rumah. Barulah polisi datang ke rumah korban pukul 05.00 Wib setelah mendapatkan laporan dari warga," ujar Dimas.
Baca juga: Kebohongan Suami Ibu yang Dibunuh Siswi Kelas 6 SD di Medan, Sopir Ambulan Masuk Jebakan Alham
Selanjutnya kejanggalan keempat yang diurai Dimas adalah perihal jumlah luka tikaman di tubuh korban.
Dimas ragu keponakannya itu bisa tega menusuk ibu kandungnya puluhan kali.
"Logika, ini adek masih kelas 6 SD bukan SMP ya kawan2 dan luka tusuk ada 20 tusukan logika aja gak teriak mamaknya klo gak dibekap," kata Dimas.
"Penikaman lebih dari 20 tusukan di punggung, perut, tangan, kaki dan kepala korban," tulisnya.
Lalu kejanggalan kelima, Dimas heran kenapa tidak ada luka pada terduga pelaku yakni Al.
Malahan yang punya luka setelah insiden tersebut adalah kakaknya terduga pelaku.
"Tidak ada luka di tangan Al (pelaku) dan yang ada luka di tangan kakaknya," ujar Dimas.
Baca juga: Pengakuan Siswi Kelas 6 SD Soal Bunuh Ibu Kandung, Keluarga Tak Percaya : Kejanggalan Mulai Tampak
Lantaran sederet kejanggalan tersebut, Dimas meminta agar polisi mengusut tuntas kasus kematian Faizah.
Sementara itu terkait dengan perkembangan kasus dugaan anak bunuh ibu, polisi mengurai perkembangan.
Penyidik telah melakukan rekonstruksi di TKP pembunuhan dengan menghadirkan terduga pelaku yakni Al, kakaknya dan juga sang ayah, Alham.
Sebelumnya, Al sempat dibawa penyidik Polresta Medan untuk diperiksa secara intensif.
Dalam olah TKP tersebut, Al didampingi oleh KPAI serta keluarga.
"Pelaku sudah dibawa ke Polrestabes Medan, hingga kini masih proses pendalaman dan pemeriksaan dengan pendampingan," pungkas Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto.