TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Seorang penjaga rakit ikan (pontong) di Teluk Manado, Charles Rompas (66), hilang sejak 7 November 2025.
Nelayan asal Kampung Kauhis, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, itu hanyut karena badai yang menghantam Teluk Manado.
Beruntung ia berhasil ditemukan 100 mil dari Jayapura, Papua.
Namun, ia terombang-ambing di lautan selama 1 bulan 2 minggu 1 hari.
Anak korban, Alexander Rompas (30), mengatakan ayahnya telah bekerja di perusahaan penangkapan ikan itu sejak pertengahan tahun 2025.
Perahunya ada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tumumpa, Tuminting, Manado.
Sedangkan selama di Manado, ia tinggal bersama Charles dan istrinya di Griya Sea Lestari 5.
Tugas Charles sehari-hari adalah menjaga rakit ikan di Teluk Manado dan hanya pulang ke darat saat menyetor hasil ikan.
“Kerjanya hanya jaga rakit. Biasanya pulang kalau setor ikan, lalu balik lagi ke rakit,” ujar Alex yang berprofesi sebagai buruh bangunan, Selasa (16/12/2025).
Peristiwa nahas terjadi saat cuaca buruk melanda perairan tersebut.
Menurut Alexander, badai menyebabkan ayahnya dan penjaga rakit lainnya hanyut.
“Kami dapat kabar dari teman-teman ayah. Waktu itu bukan hanya ayah yang hanyut, ada juga temannya yang lain,” katanya.
Beberapa korban lain dilaporkan ditemukan di lokasi berbeda, bahkan hingga ke luar daerah.
“Ada yang ditemukan di Filipina, ada juga yang ditemukan di Pulau Kawasi, Maluku Utara. Tapi hanya ayah yang sampai lama sekali belum ada kabar," tambahnya.
Keluarga sempat kebingungan dan berulang kali mencoba menghubungi perusahaan tempat ayahnya bekerja.
Namun, respons yang diterima dinilai sangat terbatas.
“Kami terus hubungi perusahaan, tapi jawabannya hanya bilang masih terus mencari ayah. Setahu kami, perusahaan juga tidak melapor ke polisi atau instansi terkait," sambungnya.
Di tengah ketidakpastian tersebut, keluarga hanya bisa berdoa dan berharap.
Isu yang menyebutkan Charles telah meninggal dunia sempat beredar di kampung halaman mereka.
Namun, keluarga menolak mempercayai kabar tersebut tanpa bukti.
Baca juga: Lirik Lagu Batas Kesabaran - Maulana Wijaya
Baca juga: Dosen Ekonomi Unima Sebut Listrik 24 Jam Dorong Produktivitas dan Inovasi Warga Kepulauan di Sulut
"Adik saya sampai menangis, tapi saya bilang jangan gampang percaya omongan orang. Selama kami belum lihat wujudnya, kami yakin ayah masih ada,” tutur Alexander.(*)