TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Prabowo Subianto menegaskan dirinya menolak bantuan asing untuk menangani bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Prabowo menegaskan Indonesia memiliki kemampuan untuk menangani bencana secara mandiri.
Oleh karena itu, meskipun mendapatkan tawaran bantuan dari berbagai negara, Presiden Prabowo memilih untuk menolak.
Di kala Prabowo menolak bantuan dari luar negeri, Gubernur Aceh justru menerima bantuan dari bos minyak Malaysia.
Sebelumnya, Prabowo dalam penyertaan terbarunya di sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025) pagi, mengaku mendapatkan tawaran bantuan dari sejumlah pemimpin negara sahabat.
“Saya ditelepon banyak pimpinan kepala negara ingin kirim bantuan,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam sambungan telepon tersebut, Prabowo memastikan Indonesia mampu mengatasi bencana yang sudah merenggut 1.000 nyawa ini.
"Saya bilang terima kasih konsern Anda. Kami mampu, Indonesia mampu mengatasi ini," tegasnya.
Sikap berbeda ditunjukkan oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem.
Ia berulang kali menerima bantuan dari pihak asing, utamanya dari Cina dan Malaysia.
Terbaru Mualem mendapat bantuan dari bos minyak asal Malaysia pada Senin (15/12/2025) malam.
Gubernur Mualem juga menerima bantuan logistik dari Blue Sky Rescue (BSR) Malaysia.
BSR merupakan tim penyelamat asal China yang sudah memiliki cabang di negara lain.
Ia sudah ada sejak 2007 silam. Sementara cabang BSR Malaysia diberikan izin berdiri pada Desember 2017.
BSR berfokus pada operasi penyelamatan darurat kesejahteraan publik non-pemerintah yang profesional dan independen.
BSR Malaysia sudah mengirimkan dua kali bantuan ke Aceh.
Logistik pertama tiba pada pada Sabtu (29/11/2025) pukul 19.00 WIB.
Dikutip acehprov.go.id, sebanyak 2 juta pieces obat dan alat kesehatan seberat 2 ton mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, menggunakan pesawat kargo khusus dari Kuala Lumpur.
Bantuan ini menjadi pengiriman medis internasional pertama yang berhasil masuk ke Aceh pasca-bencana Siklon Senyar, yang sejak 22 November 2025 menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah Aceh.
Logistik tahap kedua tiba pada Rabu (10/12/2025) kemarin.
Mereka membawa bantuan total 3 ton itu terdiri dari 2 ton obat-obatan, dan 1 ton makanan.
Bantuan ini akan disalurkan ke daerah terdampak banjir, terutama ke posko pengungsian.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) mengucapkan terima kasihnya kepada BSR.
"Terima kasih banyak kepada BSR dari Kuala Lumpur yang sudah membantu, ini sudah kali kedua (mengirim bantuan)," katanya, dikutip dari Instagram @muzakirmanaf1964, Jumat (12/12/2025).
"Mereka membantu kita, khusus untuk rakyat yang terdampak banjir dan tanah longsor," lanjutnya.
Mualem kembali menerima bantuan asing untuk korban banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh.
Bantuan kali ini datang dari bos minyak asal Malaysia
Bolhassan menemui Mualem untuk menyerahkan donasi korban banjir Aceh sebanyak Rp777 juta.
Hasilnya kemudian dibelikan berbagai kebutuhan pokok.
Penyerahan secara simbolis digelar di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, Senin (15/12/2025) malam.
Bolhassan dalam kesempatannya mengatakan, donasi merupakan hasil penggalangan di internal perusahaan minyak miliknya, Upland Resources.
“Alhamdulillah, PT kita Upland di UK, Indonesia, dan Malaysia dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 777 juta,” katanya, dikutip dari Serambinews.com.
Bolhassan melanjutkan, pihaknya ikut membantu menyebarkannya ke lokasi-lokasi yang diarahkan langsung oleh Mualem.
Sementara itu, Mualem menegaskan, Pemerintah Provinsi Aceh siap menerima bantuan dari mana saja. Tidak terkecuali dari pihak asing.
“Pada prinsipnya kita ini kemanusiaan. Siapa saja yang menolong kita, tetap ikhlas kita terima. Siapa saja, di mana saja,” ujar Mualem.
Ditanya soal sasaran penyaluran bantuan, ia memastikan akan diserahkan ke wilayah paling parah terdampak bencana.
Seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireuen, Takengon, Beutong, dan Langsa.
Profil Bolhassan
Upland Resources sendiri merupakan perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, yang sudah ada sejak Maret 2012.
Dikutip dari upland.energy, perusahaan ini terdaftar di bursa Inggris pertama yang bermitra dengan Petroleum Sarawak Berhad (PETROS), perusahaan minyak milik negara Sarawak.
Kembali ke Bolhassan, ia selama bertahun-tahun memiliki pengalaman politik.
Ia terpilih Dewan Legislatif Negara Bagian Sarawak dari tahun 1987 hingga 2011.
Bolhassan juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Akuntabilitas Publik, Asisten Menteri di Departemen Kepala Menteri Sarawak.
Kemudian jadi Asisten Menteri di Kementerian Pembangunan Infrastruktur dan Komunikasi Malaysia.
Untuk latar pendidikan, Bolhassan lulusan Teknik di Universitas Sheffield, Inggris Raya.
Sedangkan karier di bisnis perminyakan dimulai pada tahun 1979 di Sarawak Shell Bhd, anak perusahaan Royal Dutch Shell plc.
Ia memperoleh pengalaman dalam perencanaan proyek, desain, konstruksi, pengoperasian, dan pengaktifan proyek lepas pantai.
Proyek-proyek tersebut termasuk proyek F6A di perairan Sarawak (proyek gas lepas pantai terbesar di kawasan ini), proyek produksi gas E11 dan F23 di perairan Sarawak, serta proyek-proyek seperti platform produksi minyak lepas pantai St Joseph dan South Furious di perairan Sabah.
Dari tahun 1987 hingga 1997, Bolhassan juga menjabat sebagai Ketua Otoritas Pelabuhan Miri, yang kini menjadi katalis ekonomi utama dalam pembangunan industri dan ekonomi Sarawak dan pelabuhan penting tidak hanya untuk pengembangan perdagangan Sarawak, tetapi juga Malaysia, dan seluruh dunia.
Bolhassan memiliki pengalaman signifikan di bidang minyak dan gas bersama Shell di Korea Selatan, Singapura, Laut Utara, dan Belanda.
( Tribunpekanbaru.com / Serambi )