Alasan Warga Lampung Mantap Ikut Transmigrasi ke Sulawesi 
December 16, 2025 09:56 PM

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Waslun (59) mantap meninggalkan Lampung dan memilih memulai kehidupan baru ikut program transmigrasi

Ia tahu, keputusan ini bukan perkara ringan. Meninggalkan tanah yang telah lama dipijak, kenangan yang tertanam bertahun-tahun, dan kenyamanan yang seadanya. Tapi bagi Waslun, langkah ini bukan tentang dirinya semata, melainkan tentang masa depan anak-anaknya.

Waslun merupakan warga asal Seputih Raman, Lampung Tengah. Ketika ditanya alasan mengikuti program transmigrasi, jawabannya singkat, namun sarat makna. “Saya ikut anak,” ujarnya pelan, saat ditemui menjelang keberangkatan bersama keluarga, Selasa (16/12).

Selama bertahun-tahun, Pak Waslun dan keluarganya hidup berpindah-pindah. Rumah kontrakan menjadi tempat berteduh, tanpa kepastian akan masa depan.

Keterbatasan ekonomi dan akses pendidikan menjadi beban yang terus ia pikirkan. “Jangkauan sekolah,” katanya singkat, menggambarkan keterbatasan yang selama ini dirasakan anak-anaknya.

Ketika program transmigrasi kembali dibuka, Waslun melihatnya sebagai pintu harapan. Meski belum pernah menginjakkan kaki di daerah tujuan di Sulawesi, informasi tentang bantuan pemerintah mulai dari rumah, lahan, hingga dukungan modal awal membuatnya memberanikan diri melangkah.

“Transmigrasi ini yang terbaik untuk kami sekarang,” ucapnya, seolah meyakinkan diri sendiri dan keluarganya.

Kementerian Transmigrasi secara resmi memberangkatkan puluhan kepala keluarga (KK) transmigran asal Provinsi Lampung, Selasa (16/12/2025).

Pada pelepasan kali ini diberangkatkan 45 KK dengan total 159 jiwa yang berasal dari beberapa daerah.

Rinciannya, dari Provinsi Lampung sebanyak 10 KK atau 33 jiwa, Banten 15 KK atau 27 jiwa, DKI Jakarta 5 KK atau 25 jiwa, serta Jawa Barat 15 KK atau 43 jiwa.

Selain itu, secara bersamaan juga dilakukan pelepasan transmigran asal Jawa Tengah sebanyak 19 KK atau 73 jiwa dan Jawa Timur sebanyak 16 KK atau 55 jiwa.

Kementerian Transmigrasi memberangkatkan transmigran dari Lampung karena daerah ini dinilai telah mengalami kemajuan pembangunan yang signifikan, sehingga tidak lagi menjadi wilayah tujuan transmigrasi seperti pada masa lalu.

Wakil Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Viva Yoga Mauladi, mengatakan perubahan posisi Lampung dari daerah tujuan menjadi daerah asal transmigrasi menjadi indikator keberhasilan pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Dulu Lampung adalah daerah tujuan transmigrasi sejak 1905, mulai dari zaman kolonial Belanda hingga Orde Baru.

Sekarang Lampung justru menjadi daerah asal transmigrasi. Ini membuktikan pembangunan di Lampung sudah maju dan berkembang,” kata Viva Yoga dalam sambutannya saat kegiatan pelepasan transmigran di Provinsi Lampung, Selasa (16/12).

Ia menjelaskan, masyarakat Lampung yang mengikuti program transmigrasi bukan karena keterbatasan wilayah, melainkan didorong oleh keinginan meningkatkan kesejahteraan melalui peluang ekonomi baru di daerah tujuan.

Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan arah baru program transmigrasi yang tidak lagi sekadar memindahkan penduduk, tetapi memberikan akses terhadap tanah, rumah, dan lahan garapan sebagai bagian dari reforma agraria.

“Negara hadir memberikan rumah, pekarangan, dan tanah garapan agar masyarakat yang ingin mengubah nasib bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya,” ujarnya.

Viva Yoga menambahkan, Lampung juga dipilih sebagai daerah asal karena memiliki sumber daya manusia yang siap beradaptasi, memiliki pengalaman historis dalam transmigrasi, serta terbukti mampu hidup berdampingan dalam keberagaman.

“Di Lampung, perbedaan suku, agama, dan budaya tidak menjadi konflik. Justru lewat transmigrasi, rasa kebangsaan itu tumbuh dan menyatu,” ungkapnya.

( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama ) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.