Lepas 16 Keluarga Jatim Transmigrasi ke Sulawesi dan Maluku, Khofifah: Jadi Penggerak Pembangunan
December 17, 2025 12:32 AM

SURYA.co.id | SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas keberangkatan 16 keluarga Jawa Timur transmigrasi menuju tiga daerah tujuan transmigrasi dari halaman kantor gubernur di Jalan Pahlawan, Selasa (12/12/2025).

Sebanyak 16 KK asal Jatim itu diberangkatkan ke Desa Taramanu Tua Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, Desa Lagading Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan, serta Waleh SP.3 Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.

Baca juga: Khofifah Komitmen Jatim Zero ODOL Tahun 2027, Gulirkan Bantuan Ini

Keberangkatan transmigran tahun ini terasa istimewa seiring dengan transformasi kebijakan transmigrasi nasional yang digagas Menteri Transmigrasi Republik Indonesia M Iftitah Sulaiman Suryanagara melalui pendekatan 5T, yakni Trans Tuntas, Translok (Transmigrasi Lokal), Trans Karya Nusantara (TKN), Trans Patriot, dan Trans Gotong Royong.

Di hadapan para transmigran, Gubernur Khofifah memberikan motivasi dan mendoakan agar mereka sukses memulai langkah baru di tanah transmigrasi.

Pasalnya mereka akan mendapatkan fasilitas rumah dan juga lahan pertanian seluas 1 hektar untuk dikelola.

“Keberangkatan saudara hari ini adalah langkah berani untuk menjemput masa depan di tanah baru. Lahan yang menanti bukan sekadar ruang fisik, melainkan lembaran baru kehidupan yang akan dibangun dengan kerja keras, ketekunan, dan doa,” tuturnya.

Penggerak Pembangunan

Gubernur Khofifah pun berharap para transmigran Jawa Timur mampu menjadi motor penggerak pembangunan sekaligus agen perubahan di wilayah penempatan.

“Bawalah nilai-nilai luhur Jawa Timur kerja keras, keuletan, solidaritas, dan kebersamaan. Bangun jejaring, jaga komunikasi dengan masyarakat setempat, dan tunjukkan bahwa transmigran Jatim adalah insan yang berdaya, kreatif, dan berintegritas,” pesannya.

Ia juga mendoakan anak-anak transmigran agar mampu beradaptasi dengan lingkungan baru serta tetap bersemangat menempuh pendidikan di daerah tujuan.

Perpindahan tempat tinggal tidak boleh menjadi penghalang anak-anak untuk meraih cita-cita setinggi mungkin.

Bahkan, Khofifah membagikan kisah inspiratif tentang seorang transmigran yang berhasil menempuh pendidikan hingga menjadi profesor di Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Jangan pernah ragu bermimpi. Siapa pun bisa sukses dari mana pun, termasuk dari daerah transmigrasi,” ucap Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu juga mengajak seluruh transmigran untuk senantiasa memperbanyak istigfar dan doa agar Allah SWT membukakan pintu kebaikan dan rezeki, tidak hanya bagi para transmigran, tetapi juga bagi keluarga yang ditinggalkan.

Ia meminta para transmigran untuk tetap tenang meski harus berpisah jarak dengan keluarga, karena kemajuan teknologi saat ini memungkinkan komunikasi terjalin dengan mudah melalui berbagai sarana digital.

“Semoga Allah membukakan pintu rezeki, kemudahan, dan keberkahan. Semoga Allah menganugerahkan kebaikan dan membukakan pintu surga bagi seluruh orang tua dan kepada kita semua yang melaksanakan transmigrasi,” urainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, Sigit Priyanto, dalam laporannya menyampaikan bahwa transmigrasi masih menjadi salah satu program prioritas strategis pembangunan nasional dan tetap relevan hingga saat ini.

Di Jawa Timur, animo masyarakat terhadap program transmigrasi masih sangat tinggi.

Setiap tahun jumlah pendaftar selalu melampaui kuota yang tersedia.

“Masyarakat masih menaruh harapan besar pada transmigrasi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.

Sigit mengungkapkan, bahwa Trans Karya Nusa merupakan pola penciptaan lapangan pekerjaan bagi para pendatang di kawasan transmigrasi.

Konsep ini sebelumnya dikenal dengan istilah Transigrasi Penduduk Asal (TPA) dengan diikuti 16 Kepala Keluarga 55 jiwa berasal dari 15 kab/kota. 

Sigit menambahkan Transformasi Transmigrasi juga menyertakan program pelatihan Komponen Cadangan (Komcad).

Jatim mengikutkan tiga kepala keluarga untuk mengikuti pelatihan Komcad di Bandung selama dua bulan.

“Pelatihan Komcad dari unsur Transmigran dibentuk Kementrian Transmigrasi untuk memperkuat pertahanan dan pembangunan SDM kawasan transmigrasi,” jelasnya.

“Komcad ini bertujuan menyiapkan SDM untuk tugas tanggap darurat. Para Transmigran yang mengikuti Komcad akan diberi pangkat setara TNI bedasarkan tingkat pendidikan yaitu Tamtama, Bintara dan Perwira,” imbuhnya.

Salah satu peserta transmigrasi asal Kabupaten Bojonegoro, Suhartini (44) mengaku, mengikuti program ini demi meningkatkan taraf perekonomian keluarganya.

Ia berharap kehidupan keluarganya akan lebih baik setelah menjadi transmigran di Desa Taramanu Tua, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Ia menyebutkan bahwa para transmigran mendapatkan fasilitas berupa rumah, lahan satu hektare untuk diolah, peralatan dan bibit pertanian, serta jaminan hidup selama satu tahun.

“Prosesnya mudah dan tanpa biaya. Harapan kami setelah mengikuti program ini bisa sukses dan membuktikan kepada keluarga bahwa kami mampu,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.