Sam’ani Populerkan Senyum Simpang Tujuh untuk Tunjukkan Pelayanan Ramah 
December 17, 2025 06:14 AM

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Saat ini, Pemkab Kudus tengah gencar dalam menata birokrasi.

Hal itu demi memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat. 

Bagi Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, satu di antara kunci pelayanan terhadap masyarakat, yaitu birokrat harus ramah kepada setiap warga yang mengakses pelayanan.  

“Makanya, kami memopulerkan Senyum Simpang Tujuh,” kata Sam’ani, saat menemui pimpinan Tribun Jateng di Pendapa Kudus, Selasa (16/12/2025).

Di hadapan General Manager Tribun Jateng, Heru Budi Kuncara, dan Pemimpin Redaksi Tribun Jateng, Ibnu Taufik Juwariyanto, Sam’ani menjelaskan bahwa ‘simpang tujuh’ yang menjadi atribusi dalam senyum yang dia populerkan, bukan sekadar penanda lokasi alun-alun di Kabupaten Kudus.

Senyum Simpang Tujuh ini, katanya, merupakan praktik yang harus dilakukan oleh setiap birokrat dengan menarik bibir kanan dan kiri, melihatkan tujuh giginya dan ditahan selama tujuh detik. 

Praktik tersebut, kata dia, dilakukan saat memberikan pelayanan kepada warga.

Dengan begitu, warga akan merasa nyaman sejak awal karena sudah disambut hangat dengan senyuman.

“Senyum Simpang Tujuh sebagai pengingat bahwa setiap aparatur harus melayani dengan sopan, santun, dan sepenuh hati. Pastikan masyarakat merasa nyaman karena dilayani dengan baik,” kata Sam’ani.

Bagi Sam’ani, kunci keberhasilan pemerintah, yakni pelayanan yang prima.

Oleh sebab itu, selama dia memimpin, dia ingin menjadikan pelayanan prima dan ramah sebagai tonggak awal dalam menjamu warga yang hendak berurusan dengan birokrasi.

Selain pelayanan, katanya, infrastruktur fisik daerah juga harus terpenuhi.

Apalagi Kabupaten Kudus yang selama ini tumbuh telah menjadi episentrum bagi daerah sekitarnya. 

Di Kudus, industri paling masif yaitu infustri pengolahan tembakau atau produksi rokok kretek.

Dari data Badan Pusat Statistik, industri di Kudus mampu menopang sampai 70,2 persen pertumbuhan ekonomi daerah.

Sisanya ditopang oleh sektor pertanian sekitar 2,5 persen, dan perdagangan mencapai 5,3 persen.

Sisanya ditopang oleh sektor-sektor yang lain, misalnya UMKM.

Dari industri tersebut, ekonomi Kudus bisa tumbuh.

Bahkan secara keseluruhan nilai total semua barang dan jasa yang kemudian disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2024, Kudus tercatat Rp 145,6 juta, berada di posisi kedua setelah Kota Semarang dengan nilai PDRB per kapita Rp 156,67 juta.

Kota Solo berada di posisi ketiga dengan nilai PDRB per kapita Rp 122,53 juta.

Bagi Sam’ani, tingginya potensi ekonomi ini tentu perlu ditopang dengan infrastruktur yang memadai.

Dia yakin, dengan segenap potensi yang ada di Kudus, ditambah daerah ini merupakan rujukan bagi warga daerah di sekitar Kudus untuk belanja atau bekerja, maka perlu adanya kelancaran mobilitas. 

Untuk itu, katanya, pihaknya tidak henti-hentinya untuk melakukan perbaikan infrastruktur jalan.

Ditambah pihaknya juga menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah pusat dalam upaya pembiayaan proyek fisik di Kabupaten Kudus.

Pendidikan dan kesehatan

Di sisi lain, dia juga melakukan perbaikan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, dengan  prioritas pada penyejahteraan guru.

Oleh sebab itu dia menggulirkan program tunjangan kesejahteraan guru swasta.

Setiap guru swasta di Kabupaten Kudus baik yang mengajar di lembaga pendidikan agama misalnya madrasah diniah (madin), Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), sekolah dasar (SD), dan pendidikan untuk nonmuslim didata untuk mendapatkan tunjangan Rp 1 juta per bulan.

Di sektor kesehatan, Sam’ani berencana membangun rumah sakit tipe C di wilayah Kudus bagian utara.

Hal itu dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan bagi warga Kudus yang tinggal di lereng Gunung Muria.

Adapun rumah sakit yang saat ini ada, yaitu RSUD dr Loekmono Hadi, juga terus dilakukan perbaikan pelayanannya sekaligus infrastrukturnya.

Saat ini RSUD dr Loekmono Hadi tengah membangun Gedung Stroke dan Onkologi setinggi lima lantai.

Gedung yang dibangun sejak 14 Agustus 2025 dan rencananya akan berakhir pada  27 Desember 2025 tersebut menelan anggaran Rp 44,6 miliar bersumber dari dana cukai.

Gedung lima lantai tersebut nantinya akan menjadi pusat pelayanan stroke dan kanker.

Keberadaan gedung baru ini diharapkan memudahkan bagi warga Kudus dan sekitarnya yang selama ini dalam mengakses pelayanan kesehatan harus jauh-jauh ke Semarang.

Dari seluruh potensi yang rencana yang telah dipaparkan tersebut, Sam’ani berharap adanya dukungan dari berbagai pihak.

Tidak terkecuali dari media massa. 

Merespons hal tersebut Pemimpin Redaksi Tribun Jateng, Ibnu Taufik Juwariyanto menilai, apa yang telah direncanakan oleh Sam’ani dan yang telah dilakukan saat ini sudah terbilang progresif.

Untuk itu, pihaknya siap terlibat dalam pembangunan Kudus.

Keterlibatan ini tanpa harus mengurangi sikap kritis media massa atas kepemimpinan Sam’ani.

“Tidak apa-apa. Bagi saya kritik itu vitamin, silakan saja,” kata Sam'ani. (Rifqi Gozali)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.