Hadiri Haul KHR Asnawi, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Resmikan Kantor Turats Ulama Kudus
December 17, 2025 07:47 AM

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Di tengah dinamika kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU), Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tetap melaksanakan aktivitasnya seperti biasa.

Di antaranya, Selasa (16/12/2025) malam, menghadiri tahlil umum yang merupakan bagian dari rangkaian haul ke-68 KHR Asnawi yang pusaranya ada di belakang Masjid Menara Kudus, di Jalan Sunan Kudus Nomor 188 Kota Kudus.

Kedatangan KH MIftachul Akhyar tidak sekadar menghadiri rangkaian haul ke-68 KHR Asnawi, melainkan juga meresmikan Kantor Turots Ulama Kudus yang ada di Jalan Sunan Kudus Nomor 188 Kota Kudus.

Kantor tersebut berjarak sekitar 200 meter ke arah selatan dari Menara Kudus.

Ketua Turats Ulama Kudus Nanal Ainal Fauz menjelaskan, Turots Ulama Kudus ini merupakan sebuah perkumpulan yang  tujuan utamanya untuk melestarikan karya-karya intelektual peninggalan para leluhur kita terutama dari ulama Kudus.

"Di antara program-programnya adalah mengumpulkan kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama kita terutama yang dari Kudus, kemudian mendigitalkan, kemudian mencetak ulang, mentahqiq, dan menyebarkan, supaya supaya orang-orang generasi sekarang ini tahu pemikiran-pemikiran ulama dulu itu seperti apa," kata Nanal.

Saat ini, katanya, sudah terkumpul sebanyak 100 manuskrip atau karya ulama terdahulu asal Kudus.

Tugasnya kemudian yaitu mengonversi karya-karya tersebut untuk kemudian dijadikan dalam bentuk digital. Kemudian untuk karya yang memang belum terbit, maka akan ditahqiq atau diverifikasi kebenaran susunan kata maupun maknanya.

Baca juga: Profil KH Zulfa Mustofa Pj Ketum PBNU, Keponakan KH Maruf Amin

Ketika proses tahqiq terrsebut selesai, kemudian baru diterbitkan menjadi sebuah kitab.

Termasuk hasil pengumpulan manuskrip yang paling tua yang dilakukan Turots Ulama Kudus yakni berupa manuskrip yang umurnya sudah 275 tahun.

Kata Nanal, manuskrip tersebut merupakan ulama namanya Qadli Syihabuddin yang kemudian disalin oleh ulama asal Kudus. Seingatnya, ulama asal Kudus tersbeut bernama Abu Raden Muhammad Qadli Kudus.

"Selain itu banyak kitab-kitab tinggalan ulama kita ya, baik Nusantara maupun Kudus ya. Itu banyak sekali fan-fannya. Ada fan dalam fikih, ada usul fikih juga ada. Kemudian ada juga maulid," kata dia.

Kitab maulid Nabi yang juga sudah terdeteksi olehnya yaitu kitab Fathul Aliyyil Karim karya Syekh Abdul Hamid Kudus. Seorang ulama yang lahur dan timbuh di Makkah, namun orangtuanya asli Kudus. Oleh sebab itu namanya masih menggunakan atribusi Kudus di belakangnya. (goz)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.