Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Lantunan shalawat dan irama rebana menggema memenuhi Masjid Ulil Albab, Pesantren Tebuireng, dalam acara Lailatul Hadrah yang digelar, Selasa (16/12/2025) malam.
Ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru Jawa Timur memadati kompleks pesantren untuk mengikuti acara yang menjadi pembuka rangkaian peringatan haul ke-16 almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Pimpinan Cabang Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari) Jombang ini telah menjadi tradisi tahunan jelang haul Gus Dur.
Baca juga: Rumah Kontrakan di Jombang Jadi Kebun Ganja, Kades Sebut Penghuni Tak Pernah Lapor Izin Tinggal
Antusiasme masyarakat terlihat dengan membanjirnya peserta tidak hanya dari Jombang, tetapi juga dari kota-kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Kediri, Nganjuk, hingga Bangkalan.
Muhammad Shobirin, perwakilan panitia haul, menyatakan Lailatul Hadrah tahun ini mencatat partisipasi yang sangat luas.
"Antusiasme luar biasa. Jamaah hadir dari hampir seluruh wilayah Jawa Timur, menunjukkan kecintaan yang mendalam pada almarhum Gus Dur," ucapnya dalam keterangan yang diterima Tribunjatim.com pada Rabu (17/12/2025).
Mudir Pondok dan Diniyah Pesantren Tebuireng, KH Lukman Hakim, dalam sambutannya menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni.
"Ini adalah ekspresi cinta dan penghormatan pada nilai-nilai luhur yang diwariskan Gus Dur. Ke depan, kami berkomitmen untuk mengembangkan kegiatan Ishari ini ke skala yang lebih besar, bahkan nasional, agar lebih membumi di Tebuireng," paparnya.
Semangat persaudaraan antar-komunitas hadrah sangat terasa. Salah satu peserta, Saiful Huda dari Nganjuk, mengungkapkan kebanggaannya bisa hadir bersama puluhan rekan.
"Undangan tahunan ini selalu dinanti. Menjadi momentum silaturahmi dan mengisi peringatan haul dengan cara yang penuh makna," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), menekankan bahwa esensi haul Gus Dur adalah menggali kembali khazanah pemikirannya.
"Warisan terbesar Gus Dur adalah pemikiran keagamaannya yang mendalam, yang bersumber dari keilmuan kakeknya, KH Hasyim Asy’ari. Dari sanalah terpancar sikap rahmatan lil ‘alamin," ungkap Gus Kikin.
Baca juga: Massa Buruh Plywood Jombang Demo DPRD, Tolak PHK Sepihak dan Tuntut Kenaikan UMK 2026
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga tradisi keilmuan pesantren di tengah arus modernisasi. Oleh karena itu, berbagai agenda keilmuan terus digalakkan di lingkungan Tebuireng.
Rangkaian haul ke-16 Gus Dur akan berlanjut dengan berbagai kegiatan, termasuk khataman Al-Qur’an, pengajian rutin, hingga puncak acara pada Rabu 17 Desember 2025.
Panitia juga telah mengirimkan undangan kepada sejumlah tokoh nasional, seperti Menteri Keuangan dan Menteri Agama, meskipun kehadirannya masih menunggu konfirmasi.