TRIBUNPADANG.COM - Literasi keuangan generasi muda, terutama Gen Z yang semakin meningkat membangun tren positif baru, yaitu investasi.
Bagi Gen Z yang melek finansial, investasi menjadi suatu bentuk kesadaran untuk memutus sandwich generation yang terbentuk atas kurangnya literasi keuangan generasi di atasnya.
Sebagai informasi, Gen Z adalah kelompok demografis yang lahir antara 1997-2012 (usia 13-28 tahun saat ini).
Sedangkan sandwich generation adalah istilah yang digunakan untuk orang yang terjepit secara finansial dan emosional karena harus menanggung beban tiga generasi: orang tua (lansia), diri sendiri, dan anak-anaknya.
Perkembangan zaman digital membuat cakupan investasi meluas sehingga bisa merangkul berbagai kalangan dan generasi.
Jika dulu orang harus ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan bank, kini investasi bisa dilakukan dalam genggaman.
Saat ini banyak aplikasi digital di smartphone yang mendukung semua kalangan untuk berinvestasi.
Sebagai panduan untuk pemula, berikut enam instrumen investasi yang cocok untuk Gen Z, dirangkum dari laman Kemenkeu.go.id.
Baca juga: Harga Emas Antam, UBS dan Galeri 24 Terbaru Hari Ini Rabu, 17 Desember 2025: Naik Rp 6.000 per Gram
Paling populer di kalangan investor, saham adalah bukti kepemilikan seseorang atas sebuah perusahaan.
Return atau keuntungan yang diperoleh dari saham disebut dividen yang pertumbuhan nilainya bisa diperjualbelikan kembali.
Namun, perlu diingat bahwa tak semua perusahaan membagikan dividen kepada investor.
Selaras dengan potensi return yang didapatkan, saham juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Calon investor saham harus memahami seluk beluk saham sebelum memilihnya sebagai instrumen investasi.
Diperlukan analisis yang tajam untuk bermain di pasar saham.
Baca juga: 3 Aplikasi untuk Investasi bagi Pemula, Paling Mudah Digunakan: Saatnya Wujudkan Passive Income
Deposito bisa juga disebut sebagai tabungan berjangka.
Artinya, hampir sama dengan menabung uang di rekening bank.
Namun, berbeda dari tabungan bank yang bisa ditarik kapanpun sesuai keinginan nasabah, deposito memiliki jangka waktu tertentu.
Sehingga nasabah tak bisa mengambil saldo deposito sebelum jangka waktu yang ditentukan.
Perbedaan antara deposito dan tabungan juga terletak di besaran bunga yang diterima nasabah.
Semakin tinggi uang yang Anda depositokan, biasanya bunga yang akan diterima juga makin tinggi.
Selain itu, ada waktu jatuh tempo yang tidak dimiliki pada tabungan.
Tenor deposito beragam, dengan maksimal 12 bulan, bahkan beberapa bank yang menawarkan hingga 24 bulan.
Meski memiliki suku bunga yang lebih tinggi, uang tersebut tidak bisa diambil sewaktu-waktu hingga tenor yang telah ditentukan sebelumnya terpenuhi.
Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk mengambil instrumen investasi ini, pikirkan dengan matang tenor (jangka waktu) yang tepat.
Reksa dana adalah instrumen investasi di mana dana dari beberapa investor dikumpulkan ke dalam satu wadah untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen investasi yang ada di pasar modal dalam portofolio manajer investasi.
Instrumen ini sangat cocok untuk investor pemula yang memiliki keterbatasan dana.
Sebelum membeli reksa dana, pastikan dahulu untuk memilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, dan preferensi pasar yang diinginkan.
Obligasi pemerintah merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa dibilang paling aman karena risikonya yang rendah.
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang kemudian ditawarkan kepada masyarakat secara perseorangan.
Beberapa jenis obligasi pemerintah ini hanya bisa dibeli dalam periode waktu tertentu.
Selain itu, tidak semua obligasi ini juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder. Jangka waktu obligasi ini bervariasi.
Jenis obligasi pemerintah bermacam, mulai dari Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Sukuk Tabungan (ST), Saving Bond Ritel (SBR) dan lain-lain.
Pilihlah obligasi yang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah dana yang kamu miliki.
Karena beberapa jenis hanya ditawarkan pada waktu tertentu jadi pastikan kamu tidak ketinggalan informasi jika kamu akan memanfaatkan investasi ini.
Logam mulia atau emas adalah bentuk investasi yang paling mudah yang bisa kamu pilih. Investasi klasik satu ini cocok untuk kamu yang menginginkan nilai intrinsik yang jelas.
Investasi dalam bentuk fisik ini punya risiko yang lumayan rendah.
Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, bahkan di beberapa bulan terakhir, nilai emas mengalami penguatan yang cukup tinggi.
Jika ingin memilih investasi ini, pilihlah emas batangan, bukan perhiasan. Emas batangan ini murni dihitung dari beratnya.
Yang perlu diperhatikan adalah kamu harus memiliki penyimpanan yang aman untuk emas yang kamu miliki.
Kamu bisa menggunakan brankas di rumah atau bisa menyewa deposit box di bank.
Investasi bentuk fisik lainnya adalah properti. Investasi ini tergolong investasi jangka Panjang karena kamu harus menahannya dalam waktu yang cukup lama untuk mendapatkan return.
Cara investasi ini juga ada beragam, mulai dari membeli tanah, kemudian membangun properti di atasnya dan menjualnya ketika harga sudah cukup tinggi.
Atau kamu bisa menyewakan properti tersebut sehingga kamu mendapatkan penerimaan dari hasil sewa tersebut.
Investasi ini termasuk yang memiliki risiko rendah karena harga yang cenderung terus naik.
Namun yang menjadi perhatian adalah aset seperti bangunan bisa rusak, sehingga perawatan sangat penting untuk dilakukan agar nilai properti tetap terjaga.
(TribunPadang.com)