TRIBUNBENGKULU.COM - Siswi SD berinisial SAS alias A dituding sebagai pembunuh ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya.
Namun banyak yang tak percaya bahwa remaja berusia 12 tahun itu bisa melakukan pembunuhan yang sangat keji terhadap ibunya sendiri.
Sulit rasanya orang-orang percaya jika A melakukan 20 tusukan terhadap ibunya dengan alasan kesal karena sang ibu memarahi kakaknya.
Lebih anehnya lagi, Faizah tak berteriak alias tak ada suara apapun sangat ditusuk.
Jika wajarnya seseorang yang ditusuk berkali-kali harusnya mengerang kesakitan dan berteriak.
Namun tidak dengan Faizah, dirinya seolah-olah dibekap sehingga tidak bisa berteriak minta tolong.
Kini A telah diamankan bahkan harus menjalani 43 adegan rekonstruksi pembunuhan ibunya.
Karena masih berusia 12 tahun, A mendapat pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dinas P3AP2KB, Balai Pemasyarakatan (Bapas), serta Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Medan.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dr Jean Calvijn Simanjuntak, mengatakan pihaknya telah melaksanakan pra-rekonstruksi untuk mencocokkan keterangan para saksi dengan fakta yang sebenarnya.
“Di sana ada 43 adegan. Dari situ ditemukan beberapa petunjuk, sehingga kami ingin mendalami kembali motif dan obsesi yang ada,” ujar Jean Calvijn dikutip dari TribunMedan, Rabu (17/12/2025).Saat ini, kepolisian bersama KPAI, Dinas P3AP2KB, Bapas, serta Unit PPA Polrestabes Medan masih mengumpulkan hasil asesmen dan penelitian psikologis terhadap anak tersebut.
“Pendamping dari KPAI, dinas perlindungan anak, psikolog, masih mengumpulkan hasil penelitian asesmen. Mudah-mudahan tidak lama lagi semuanya sudah sinkron,” katanya.
Jean Calvijn memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat dan terus mendapatkan pendampingan, termasuk kegiatan sehari-hari yang bersifat edukatif.
“Puji Tuhan kondisi kesehatannya baik. Untuk kebutuhan pendidikan, meskipun sekolah diliburkan, kami memberikan edukasi melalui edutainment, permainan anak, yang didampingi pendamping perlindungan anak, Bapas, serta Unit PPA Polrestabes Medan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, anak tersebut diberikan pembelajaran sesuai usianya, seperti kegiatan menggambar, menulis, dan aktivitas lain yang mendukung kebutuhan psikologis dan pendidikan.
“Itu semua merupakan kebutuhan psikologis dan pendidikan sesuai dengan usia anak, dan kami memfasilitasinya,” ujarnya.
Terkait kasus pembunuhan tersebut, pihak kepolisian berupaya mengungkap fakta secara terang benderang.
“Mudah-mudahan hasilnya dapat kami sampaikan dalam waktu yang tidak lama,” katanya.
Hingga kini, tim psikolog secara empiris menyatakan anak tersebut berada dalam kondisi baik dan sehat.
Namun, pihak kepolisian masih menunggu hasil verifikasi dan asesmen terpadu.
Saat ditanya mengenai hasil otopsi jenazah korban di RS Bhayangkara Medan, Kapolrestabes Medan enggan membeberkannya. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan identitas maupun wajah anak di media sosial.
“Kami mohon doa dan mengimbau masyarakat untuk menjaga privasi anak. Ini adalah anak di bawah umur, berusia 12 tahun 37 hari. Foto atau identitasnya tidak boleh disebarluaskan,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihak kepolisian telah memeriksa suami korban, anak pertama, serta sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Terungkap pekerjaan Alham Wumala Siagian, suami Faizah Soraya yang tewas diduga ditikam anak kandung mereka sendiri yang masih duduk Sekolah Dasar (SD).
Diketahui, Faizah Soraya ditemukan tewas bersimbah darah dalam kamar rumahnya di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara pada Rabu (10/11/2025) pukul 05.00 wib.
Dilihat dari akun LinkedIn, Alham diduga berprofesi sebagai Engineer di perusahaan provider.
Sementara berdasarkan pengakuan saudara korban, Dimas mengatakanbahwa Alham memiliki jabatan mentereng.
"Sebagai seorang manager di Telkomokondo beberapa kali ketahuan selingkuh," tulis Dimas di postingan yang sudah diizinkan untuk dikutip.
Dimas mengatakan hubungan rumah tangga Alham dengan Soraya sudah tidak lagi harmonis.
"Dalam 5 tahun terakhir suami korban doyan selingkuh dan diduga ada hutang (mungkin akibat judol)," tulis Dimas.
Ia mengungkap sebenarnya Faizah Soraya menolak bercerai meski sudah dikhianati Alham.
"Si korban tidak mau bercerai karena korban adalah anak dari orang tua yang bercerai. Korban tidak mau anaknya merasakan seperti apa yang dia rasakan jadi korban perpisahan," katanya.
Reaksi Alham Istri Tewas
Sementara, Suhartono, Kepala Lingkungan V, melihat Alham dalam kondisi terpukul dan menangis histeris saat peristiwa itu terjadi.
Namun, menurut kesaksian tetangga, Alham sempat menunjukkan sikap gelisah.
Setelah insiden, ia terlihat mondar-mandir di depan rumah yang telah dipasangi garis polisi.
Sesekali menatap ke dalam rumah dengan wajah pucat setelah prosesi pemakaman.
"Itu suami korban yang mondar-mandir dari tadi pagi. Dia terlihat sangat terpukul," ujar seorang warga.
Saat dimintai keterangan, Alham masih bungkam.
"Maaf ya, saya masih berduka," katanya.
Tono mengungkapkan jika Alham sempat bercerita kalau ada kejadian yang diduga memicu sang anak marah.
Suhartono mengatakan, korban sempat memarahi anak pertamanya sebelum kejadian.
Lalu putri bungsunya itu diduga tidak terima ketika ibunya memarahi sang kakak.
"Tadi saya tanya ayahnya, semalam kakaknya dimarahin sama korban," katanya.
Tono menyampaikan, terduga pelaku anak tidak menangis sama sekali, sementara sang suami tak kuasa menahan tangis melihat istrinya sudah meninggal dunia.
Saat kejadian, sang suami, tidur di kamar lantai dua karena dikabarkan sudah pisah ranjang meski tinggal dalam satu atap.
Sementara, korban tidur bersama kedua anaknya di kamar lantai bawah.
Tak hanya tidak tidur bersama, korban dan suaminya juga jarang terlihat di media sosialnya.
Pada akun Instagram Faizah Soraya, ia tak pernah memposting sang suami.
Bahkan di hari-hari penting seperti ulang tahun anaknya, atau acara penting lain sang suami tak pernah ada.
Keluarga Curigai Suami
Sementara, pihak keluarga justru heran kenapa Alham bisa ada di rumah itu lagi.
Padahal ia sudah mengucap ingin bercerai dengan Faizah.
Hal itu diungkap oleh keluarga korban melalui akun Instagram @pakdebrewok2122.
Pihak keluarga tak percaya terduga pelaku yang berinisial SAS (12) tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
"Izin klarifikasi karna ini keluarga saya, Kejadian subuh pagi, diduga si adek bunuh mamanya. Kami sekeluarga gak percaya karna alasan yang gak masuk di logika bahwa adeknya dendam karna kakaknya di marahin mama nya," tulis akun itu.
Bahkan keluarga menaruh curiga pada Alham yang ternyata ada di rumah tersebut.
Sebab sepengetahuan keluarga, Alham sudah mengucap minta cerai pada Faizah.
Ia juga menyebut kalau alasan Alham ingin cerai yakni karena selingkuh dengan wanita lain.
"Dan yang buat kami gak percaya adalah sebelum kejadian si jantan ini selingkuh dan udah minta cerai tapi si istri gak mau dan udah pisah ranjang dan ntah kenapa bisa balik lagi kerumah itu," tulisnya lagi.
Bahkan keluarga pun heran kenapa Alham tidak mendengar teriakan Faizah saat kejadian.
Ia mengaku hanya melihat putri bungsunya memegang pisau.
"Dan semua adalah alibi si ayah nya bilang adeknya di kamar megang pisau bunuh mama nya dan dia katanya tidur di atas jadi gak dengan katanya tolong pak polisi selidiki ini jantan dan sekarang si jantan ini bisa keluar kemana2 logika ini adek masih kelas 6 SD bukan SMP ya kawan2 dan luka tusuk ada 20 tusukan logika aja gak teriak mamaknya klok gak di bekap," tulisnya lagi.
Sebelumnya, Jasad Faizah Soraya ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara pada Rabu (10/11/2025).
Ia diduga ditusuk sebanyak 20 kali oleh putri bungsunya, SAS menggunakan pisau dapur.