Jalur Utama Pangkalpinang–Koba Berisiko, Jembatan Kurau Diusulkan Direvitalisasi ke Kementerian PU
December 17, 2025 07:03 PM

 

BANGKAPOS.COM, BANGKA TENGAH--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah resmi mengusulkan revitalisasi Jembatan Kurau di Kecamatan Koba sebagai prioritas utama pembangunan infrastruktur kepada Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Usulan tersebut diajukan menyusul adanya indikasi penurunan struktur jembatan, meskipun secara kasat mata bangunan masih terlihat kokoh.

Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman menyampaikan bahwa Jembatan Kurau memiliki peran strategis karena menjadi penghubung utama antara Kota Pangkalpinang dan Kota Koba, sekaligus jalur vital distribusi logistik, aktivitas ekonomi masyarakat pesisir, hingga mobilitas kendaraan bertonase besar.

“Jembatan ini secara visual masih berdiri kuat, tetapi dari hasil pengamatan teknis terdapat indikasi penurunan dan getaran ketika dilalui kendaraan berat. Karena itu kami mengusulkannya sebagai prioritas ke Kementerian PU,” ujar Algafry Rahman.

Sejarah Jembatan Kurau: Dibangun Era 1980-an

Berdasarkan keterangan Kepala Desa Kurau, Jasila, Jembatan Kurau telah berdiri sejak awal dekade 1980-an atau sekitar lebih dari 45 tahun lalu.

Jembatan ini dibangun pada masa awal pengembangan infrastruktur darat di wilayah Bangka, ketika konektivitas antarwilayah masih sangat terbatas.

“Kalau melihat sejarahnya, jembatan ini dibangun sekitar tahun 1980-an. Usianya sudah sangat tua dan tentu membutuhkan peremajaan menyeluruh,” kata Jasila.

Sejak dibangun, Jembatan Kurau belum pernah mengalami rekonstruksi besar dan hanya mendapatkan perawatan terbatas.

Padahal, beban kendaraan yang melintas kini jauh lebih besar dibandingkan saat jembatan tersebut pertama kali didirikan.

Aset Jalan Nasional di Kawasan Muara Sungai

Jembatan Kurau berstatus sebagai aset jalan nasional, karena berada pada jalur strategis lintas wilayah.

Terletak tepat di muara Sungai Kurau, jembatan ini menjadi ikon kawasan pesisir dengan pemandangan deretan kapal nelayan yang bersandar di bawahnya.

Namun, kondisi geografis tersebut juga menjadi tantangan tersendiri.

Paparan air laut, angin kencang, serta kelembapan tinggi selama puluhan tahun diduga turut memengaruhi ketahanan struktur jembatan.

Pengguna jalan kerap merasakan getaran dan mendengar suara benturan ringan ketika kendaraan melintas, akibat adanya perbedaan tinggi antar ruas jembatan.

“Kalau kendaraan lewat, apalagi muatan di atas 10 ton, terasa sekali getarannya. Ini yang kami khawatirkan bisa membahayakan keselamatan pengguna jalan,” ujar Jasila.

Peran Vital bagi Ekonomi dan Keselamatan

JEMBATAN KURAU - Para pengendara saat melintas di kawasan Jembatan Kurau, Kecamatan Koba, yang menjadi akses utama penghubung Bangka Tengah-Pangkalpinang beberapa waktu lalu.
JEMBATAN KURAU - Para pengendara saat melintas di kawasan Jembatan Kurau, Kecamatan Koba, yang menjadi akses utama penghubung Bangka Tengah-Pangkalpinang beberapa waktu lalu. (Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Selain menjadi jalur utama penghubung antarwilayah, Jembatan Kurau juga berperan besar dalam menunjang aktivitas ekonomi masyarakat nelayan, distribusi hasil laut, serta transportasi barang dan jasa dari dan menuju Bangka Tengah.

Pemkab Bangka Tengah menilai revitalisasi jembatan bukan sekadar proyek fisik, melainkan langkah strategis untuk menjaga keselamatan publik dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

“Jembatan ini bukan hanya milik Bangka Tengah, tapi juga menjadi akses penting bagi provinsi. Karena itu kami dorong penanganannya di tingkat pusat,” tegas Algafry.

Anggaran Revitalisasi Masih Tahap Usulan

Terkait besaran anggaran, Pemkab Bangka Tengah menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada angka pasti yang ditetapkan.

Pengajuan masih berada pada tahap usulan teknis dan kajian awal ke Kementerian PU.

Namun, berdasarkan pengalaman proyek sejenis untuk revitalisasi atau penggantian jembatan nasional berusia tua, anggaran yang dibutuhkan umumnya berkisar puluhan hingga ratusan miliar rupiah, tergantung pada:

  • Panjang dan lebar bentang jembatan
  • Kondisi struktur eksisting
  • Kebutuhan pelebaran dan penguatan pondasi
  • Penyesuaian dengan standar keselamatan terbaru

“Untuk anggaran itu ranah Kementerian PU. Kami dari daerah menyiapkan data, kondisi lapangan, dan urgensinya,” jelas Algafry.

Dukungan Pemerintah Desa dan Masyarakat

Pemerintah Desa Kurau menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Pemkab Bangka Tengah.

Jasila berharap revitalisasi dapat dilakukan secara menyeluruh, bukan sekadar perbaikan tambal sulam.

“Kami berharap jembatan Kurau bisa dibangun lebih baik, lebih kuat, dan lebih aman untuk jangka panjang,” ujarnya.

Masyarakat sekitar pun menyambut baik rencana tersebut, mengingat Jembatan Kurau telah menjadi urat nadi kehidupan warga selama puluhan tahun.

Menanti Keputusan Pemerintah Pusat

Kini, Pemkab Bangka Tengah tinggal menunggu respons dan keputusan dari Kementerian PU terkait kelayakan teknis dan penganggaran revitalisasi Jembatan Kurau.

Jika disetujui, proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting peremajaan infrastruktur tua di Bangka Belitung, sekaligus memastikan akses transportasi yang aman dan andal bagi generasi mendatang.(*)

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.