Ironi Forum Anak Purbalingga Tingkat Desa, Terbentuk Lama tapi Tak Dilibatkan di Musrenbangdes
December 17, 2025 07:07 PM

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Forum Anak Purbalingga diharapkan menunjukkan kiprah dan eksistensinya hingga tingkat desa.

Secara resmi, Forum Anak Purbalingga periode 2026-2027 telah dikukuhkan.

Harapan ini disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdaldukkbp3a) Purbalingga, Brianda Astrodiaz.

Brianda mengatakan, Forum Anak di tingkat desa sebenarnya telah dibentuk sejak tahun 2017. 

Bahkan, hampir seluruh desa di Purbalingga telah memiliki forum tersebut.

"Secara keberadaan memang sudah ada sejak lama. Namun memang belum banyak yang eksis."

"Di desa, Forum Anak sering kali dianggap belum terlalu penting karena belum terlihat kiprahnya," ujarnya saat dijumpai Tribunbanyumas.com, Rabu (17/12/2025). 

Baca juga: Gen Z Purbalingga Mulai Apatis Politik? DPRD dan Pemuda Muhammadiyah Cari Obatnya

Menurutnya, Forum Anak dapat terlihat penting ketika anak-anak dapat terlibat aktif dan sering dilibatkan. 

Namun, realita di lapangan sebaliknya. 

Forum Anak sering tak dilibatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes). 

"Meski regulasi sebenarnya mengamanatkan partisipasi anak, kenyataanya ini seringkali belum terjadi di Purbalingga."

"Pada momen ini, anak juga memiliki hak yang sama untuk didengar suaranya," tuturnya. 

Peran Sebagai Pelopor dan Pelapor

Brianda menjelaskan, Forum Anak memiliki peran sebagai pelopor dan pelapor, khususnya dalam pencegahan kekerasan anak, termasuk yang berkaitan juga dengan kesehatan mental. 

"Anak-anak itu energinya penuh. Kalau sampai salah treatment, yang terganggu justru mentalnya."

"Apa yang mereka lihat dan alami sejak kecil, bisa mereka anggap sebagai kebenaran bahkan sampai dewasa."

"Untuk itu, peran kita seharusnya memberikan ruang dan mengarahkan anak yang memiliki energi penuh itu ke hal-hal positif," jelasnya. 

Melalui Forum Anak, Brianda juga mengatakan anak-anak akan diberi bekal kesadaran diri atau self awareness, termasuk salah satunya pencegahan dalam kekerasan seksual hingga pencegahan penyalahgunaan media sosial, yang akan mendorong peran mereka sebagai pelopor dan pelapor. 

"Jadi, daripada buang waktu untuk hal-hal yang negatif, lebih baik anak-anak kita ini berkomunitas."

"Dalam forum ini, mereka dapat menyalurkan energi mereka ke hal yang lebih produktif dan positif."

"Selain itu, kita juga bisa menyisipkan tentang materi-materi penting seperti pencegahan kekerasan seksual dan lain sebagainya," tuturnya. 

Tantangan di Tingkat Desa 

Meski demikian, pihaknya mengakui, untuk menghidupkan kembali Forum Anak di tingkat desa masih menjadi pekerjaan rumah. 

Salah satu tantangannya adalah, regenerasi yang sangat cepat karena batas usia anggota Forum Anak adalah maksimal 18 tahun. 

"Rata-rata, anak masuk di usia 15 tahun. Tapi dua tahun kemudian sudah habis masa keanggotaannya."

"Maka dari itu, regenerasi penting dan ini yang ternyata belum berjalan di semua desa," ujarnya. 

Selain regenerasi, faktor lain yang membuat forum tersebut belum terlalu aktif di desa adalah keterbatasan anggaran.

Baca juga: Hari Jadi ke-195 Kabupaten Purbalingga, Fahmi–Dimas Napak Tilas Sejarah dengan Ziarah

Menurutnya, meski telah tersedia anggaran untuk kegiatan kemasyarakatan, desa masih cenderung memprioritaskan pembangunan fisik dibanding penguatan kesehatan mental anak. 

"Padahal, serbuan masalah non-fisik seperti kesehatan mental, stunting hingga kekerasan itu banyak."

"Mental health ini seringkali belum jadi perhatian yang serius," katanya. 

Sosialisasi Langsung ke Desa

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya berencana turun langsung dan melakukan sosialisasi ke desa, sembari memperkenalkan kembali Forum Anak.

"Kami tidak bisa hanya menyuruh. Kami penginnya bisa memperlihatkan langsung kegiatannya. Ini loh, anak-anak kita ternyata bisa membuat kegiatan yang positif dan bermanfaat."

"Sehingga, harapannya, desa bisa melihat, mencontoh, dan menerapkan," katanya. 

Ke depan, Brianda berharap, upaya tersebut dapat segera dilakukan sehingga Forum Anak kembali eksis di masing-masing tingkat. 

"PR kita sekarang adalah bagaimana Forum Anak desa dapat kembali eksis dan benar-benar bergerak."

"Karena, kalau hanya ada namanya tapi tidak gerak, anak-anak tidak akan bisa merasakan dampaknya secara langsung," katanya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.