TRIBUNJAKARTA.COM - Komisioner KPAI Diyah Puspitarini membocorkan pengakuan siswi kelas 6 SD berinisial SAS alias Al (12) yang diduga membunuh ibu kandungnya, Faizah Soraya (42) di Kota Medan.
Mulanya Diyah mengungkapkan dugaan pembunuhan yang dilakukan Al tergolong dalam fenomena bernama parisida.
"Kejadian ini adalah parisida, di mana pembunuhan terjadi orangtua sebagai korban dan pelakunya adalah anak," ungkap Diyah dalam tayangan youtube tv one news, Rabu (17/12/2025).
Fenomena anak bunuh orangtua seperti yang dilakukan Al itu kata Diyah memiliki banyak faktor pemicu.
"Di dalam kasus parisida memang banyak faktor, di antaranya adalah faktor emosional anak, kedua faktor ekonomi, ketiga faktor kurangnya dukungan sosial anak, keempat faktor pengasuhan bermasalah," pungkas Diyah.
Bukan baru pertama terjadi, sebelum Al ada juga kasus anak bunuh orangtuanya yang terjadi di Jakarta Selatan beberapa bulan lalu.
"KPAI bersama KPAD Labuhan Batu Utara, anak ini (pelaku) ceria, biasa saja. Jadi kami pernah menangani kasus MAS di Jaksel, kasusnya parisida membunuh bapak dan nenek ya hampir sama, anaknya ceria seperti anak lain," kata Diyah.
Awalnya isu yang berkembang adalah alasan Al menusuk Faizah karena kesal kakaknya dimarahi pada Selasa malam.
Belakangan diungkap KPAI, ternyata Al bukan cuma ingin membela sang kakak saja.
Al mengaku ia juga ingin membela sang ayah yang sering dimarahi korban.
"Anak ini sebenarnya membela kakaknya, yang mungkin sering diiniin ibunya. Kemudian juga membela ayahnya. Jadi yang kami dapatkan informasi, anak ini merasa tidak nyaman dengan perilaku ibunya yang kadang sering marah-marah kepada kakaknya dan ayahnya, terutama kakaknya," ungkap Diyah.
Kepada KPAD Medan, Al mengaku sakit hati kepada sang ibu.
"Jadi lebih ke motif utama (pelaku membunuh) mungkin dendam atau sakit hati (kepada ibu)," ujar Diyah.
Rasa sakit hati itu menggelayuti perasaan Al karena melihat perangai sang ibu yang temperamen.
"Iya, informasi yang kami dapatkan juga demikian (si ibu sering temperamen)," imbuh Diyah.
Adapun penyebab tindakan parisida yang dilakukan Al, KPAI menganalisa pemicunya adalah karena faktor emosi.
"Emosional ini karena si anak belum bisa meregulasi kondisi emosinya. Mungkin dia semacam protes melihat perilaku ibunya. Dia bingung 'saya ingin membela tapi saya juga tidak terima dengan kondisi ini'," kata Diyah.
Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn Simanjuntak mengungkapkan, kondisi AL.
"Sampai saat ini, puji Tuhan, kondisinya sehat," kata Calvijn.
Calvijn menjelaskan, kepolisian bersama instansi terkait, seperti Dinas Perlindungan Anak dan Dinas Kesehatan, memberikan pendampingan kesehatan serta pendidikan bagi AL.
Meskipun sekolahnya sedang libur, mereka tetap memberikan edukasi melalui kegiatan menggambar, menulis, dan permainan anak.
"Memang sekolahnya lagi libur, tetapi kami tetap memberikan edukasi seperti menggambar dan menulis serta permainan-permainan anak," ucap Calvijn.
Ia menambahkan, AL masih duduk di bangku kelas 6 SD, sehingga pihaknya sangat hati-hati dalam menangani kasus ini.
"Jadi, kami ingin memfaktakan terang benderang. Mudah-mudahan, kami akan memberikan hasil yang tidak lama lagi," sebut Calvijn.
Baca juga: Alham Asyik Nongkrong di Cafe, Bantah Isu Dipenjara Terkait Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan
Baca juga: Detik-detik Sebelum Ibu di Medan Tewas Diduga Dibunuh Anak, Suami Tak Jujur saat Telepon Rumah Sakit
Baca juga: Gerak-gerik Anak SD di Medan Usai Diduga Bunuh Ibu Kandung Terkuak, Duduk di Sofa Tak Ada Air Mata