TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Pemkab Jember, Jawa Timur, akan evaluasi menyeluruh terhadap perumahan menyusul banjir luapan sungai yang merendam sejumlah kawasan permukiman saat cuaca ekstrem. Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyebut salah satu penyebab utama banjir karena banyak bangunan perumahan yang berdiri memanjang di sepanjang bantaran sungai. Kondisi tersebut membuat kawasan permukiman rentan terdampak luapan air.
“Tembok pembatas antara sungai dan perumahan tidak mampu menahan gempuran arus deras aliran sungai, hingga akhirnya jebol,” ujar Fawait, Rabu (17/12/2025).
Salah satu contoh Perumahan Vila Indah Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates. Menurut Fawait, pengembang hanya membangun tembok pembatas sungai dengan ketinggian sekitar satu meter.
Baca juga: Banjir Rendam 21 Titik di Jember, 1.271 Keluarga Terdampak
“Batas yang sangat minim ini jelas tidak memadai dan gagal berfungsi sebagai penahan air luapan sungai, sehingga memperparah kerentanan warga terhadap bahaya banjir,” kata bupati yang akrab disapa Gus Fawait.
Fawait mengatakan akan mengevaluasi seluruh pengembang perumahan di Kabupaten Jember, untuk memastikan lokasi pembangunan sesuai dengan aturan tata ruang dan aspek mitigasi bencana.
“Kami akan memanggil pihak developer dan mempelajari terlebih dahulu apakah perumahan tersebut memang didirikan di bantaran sungai atau tidak,” tegasnya.
Baca juga: Imigrasi Jember Dukung Operasi Wirawaspada 2025 untuk Perketat Pengawasan Orang Asing
Gus Fawait mengatakan banjir yang terjadi tidak berkaitan dengan persoalan saluran irigasi, melainkan murni akibat kesalahan penempatan bangunan perumahan.
“Kejadian ini saya pikir bukan masalah irigasi, tetapi murni karena letak posisi perumahan ada di bantaran sungai,” imbuhnya.
Banjir akibat luapan sungai, Senin (15/12/2025), merendam sejumlah perumahan di Jember. Lokasi terdampak antara lain Perumahan Vila Indah Tegalbesar, Perumahan Puri 1 Patemon di Kecamatan Pakusari, serta Perumahan Green Garden Tegalbesar.
(TribunJatimTimur.com)
