TRIBUNNEWS.COM - Faradila Amalia Njawa (21), seorang mahasiswa semester 2 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang menjadi korban pembunuhan.
Terduga pelaku adalah seorang perwira polisi berpangkat Bripka berinisial AS. AS sudah ditangkap oleh Anggota Tim Jatanras Polda Jatim, dalam pengembangan penyelidikan kasus tersebut.
Bripka AS sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jatim dan Bidang Propam Polda Jatim, sejak hari kejadian, kemarin hingga Rabu (17/12/2025).
"Yang bersangkutan untuk saat ini masih diamankan, ya. Jadi nanti 1 x 24 jam tentunya yang bersangkutan akan ditetapkan ditahan sebagai tersangka tentunya, berdasarkan bukti permulaan yang cukup," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di Balai Wartawan, Mapolda Jatim, Rabu (17/12/2025)
Polisi belum dapat mengungkap peron AS mengingat proses penyelidikan dan penyidikan masih bergulir.
"Ya, jadi terkait dengan peran baik AS maupun pelaku lainnya nanti akan saya sampaikan dalam perkembangan setelah proses penyidikan dan alat bukti serta barang bukti terpenuhi selanjutnya," ujarnya.
Baca juga: Identitas 3 Jasad Korban Kebakaran Gedung Terra Drone, Warga Lampung dan Cikarang Barat
Terduga pelaku yaitu Bripka AS adalah kakak ipar korban.
Ramlan, ayah FAN mengungkapkan bahwa hubungan antara putrinya dan Bripka AS sudah lama tidak harmonis.
“AS dan anak saya ini memang bermusuhan sejak lama. Bukan hanya dengan FAN, tapi juga dengan kakak sulungnya. FAN sering melawan AS,” ujar Ramlan, yang berasal dari Desa Tiris, Kecamatan Tiris, Rabu (17/12/2025), melansir dari Kompas.com.
Ramlan menyebut, terduga pelaku merupakan kakak ipar korban berinisial Bripka AS, seorang oknum anggota kepolisian yang bertugas di Polsek Krucil, Unit Propam.
Kasus dugaan pembunuhan tersebut kini ditangani langsung oleh Polda Jawa Timur.
Menurut Ramlan, terdapat banyak kejanggalan dalam peristiwa kematian anaknya.
Saat jasad FAN ditemukan dalam kondisi terlentang dengan mengenakan helm berwarna pink, seluruh barang bawaan korban tidak ada di lokasi kejadian.
“Helm itu bukan punya anak saya. Helm tersebut didiga dibelikan baru di lokasi kejadian,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, berdasarkan rekaman CCTV di tempat kos korban, FAN dijemput oleh ojek online pada Selasa malam sekitar pukul 08.14 WIB.
Sementara itu, dari CCTV di sekitar tempat kejadian perkara, terlihat sebuah mobil Strada Triton double cabin milik terduga pelaku mondar-mandir di lokasi.
"Bahkan mobil double cabin itu saya sendiri yang membelikannya,” kata Ramlan.
Ramlan mengaku mendapat informasi awal dari Kapolres Pasuruan terkait penemuan jasad putrinya.
Ramlan dihubungi bahwa korban ditemukan di dalam got di wilayah Pasuruan, sebelum akhirnya dilakukan penyelidikan lanjutan.
Korban berhasil diidentifikasi melalui sidik jari.
“FAN ini anak ketiga saya, saat ini masih semester 3 Prodi Hukum UMM. Dugaan kami, motifnya untuk menguasai harta. Di leher anak saya juga ada bekas cekikan,” tegas Ramlan.
Baca juga: Dugaan Perampokan Disertai Pembunuhan di Perumahan Mewah Cilegon, Bocah 9 Tahun Tewas
Pada Selasa (16/12/2025), warga menemukan mayat perempuan di aliran sungai pinggir Jalan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Pada saat ditemukan kondisi korban terlungkup, mengenakan jaket hitam, celana panjang warna krem, serta helm berwarna pink.
Posisi tubuh korban saat ditemukan dengan kepala berada di bawah dan kaki di atas, serta tidak terendam air sungai.
Jasad pertama kali ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB oleh seorang warga yang hendak memanen jagung di lahan dekat lokasi kejadian.
Saat memarkir kendaraannya di sekitar jembatan, saksi melihat tubuh seorang perempuan berada di aliran sungai kecil dan tidak bergerak.
Saksi kemudian memanggil warga lain sebelum akhirnya melaporkan temuan tersebut ke Polsek Wonorejo.
Di tubuh FAN (21) mahasiswi asal Probolinggo, Jawa Timur yang diduga dibunuh Bripka AS atau kakak iparnya banyak ditemukan lebam maupun memar setelah dilakukan otopsi.
Korban sendiri tiba di rumah duka di Dusun Krajan, Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, pada Selasa (16/12/2025) sekitar pukul 21.20 WIB dan dikebumikan sekitar pukul 22.00 WIB .
Hal itu disampaikan oleh Samsul (40) sopir pribadi keluarga korban saat menerima hasil otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Watukosek, Sidoarjo.
Pengakuan Samsul, setelah menerima hasil otopsi, baru diketahui jika dibagian leher ada bekas cekikan, bagian dahi ada bekas pukulan, di bagian nadi ada bekas tekanan dan di bagian paha ada bekas cubitan.
"Saya biasanya yang jemput dia (Korban) kalau mau pulang ke Probolinggo dan yang ngantarkan juga kalau mau balik. Jadi sama abah (Ayah korban) yang disuruh ke rumah sakit itu saya," kata Samsul, Rabu (17/12/2025).
Dari keterangan pihak kepolisian, lanjut Samsul, ada kejanggalan saat korban ditemukan. Hal itu diketahui saat helm korban dibuka dan ternyata rambut hingga pipinya berlumuran lumpur, sedangkan helm yang dikenakan seperti baru beli.
"Kalau helm nya sendiri masih ada di kos nya sama sepeda motornya. Mungkin, dipakaikan biar dikira jadi korban begal, terlebih lagi HP dan tas nya juga hilang," ungkap Samsul.
Korban, menurut Samsul, juga memiliki sifat pendiam dan perhatian. Bahkan jika berada di rumahnya, korban jarang keluar rumah kecuali ingin membeli sesuatu di toko.
"Orangnya pendiam, tapi pemberani. Jarang sekali keluar rumah, paling cuma beli di toko dekat rumah. Kalau saya antarkan balik ke Malang, pasti selalu bertanya rokok saya ada apa tidak, dan sudah makan apa tidak," pungkasnya.
Baca juga: Jasad Ditemukan Berbalut Mukena, Warga Agam Akhirnya Bisa Makamkan Ibu secara Layak
Anggota Tim Jatanras Polda Jatim, hingga kini, masih melakukan penyelidikan pengembangan untuk menangkan pihak lain yang terlibat.
"Dari hasil penyelidikan sementara yang diduga masih ada pelaku lainnya. Jadi yang bersangkutan tidak melakukan sendirian terhadap tindak pidana yang terjadi," ungkap Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Oleh karena itu, Jules mengimbau masyarakat yang mengetahui duduk perkara kasus tersebut terutama sosok pelaku lain yang dimungkinkan terlibat, agar segera melaporkan ke markas kepolisian setempat.
"Warga masyarakat yang mengetahui terkait dengan peristiwa tersebut, dan terutama juga keberadaan pelaku lainnya agar menginformasikan kepada kami dari pihak kepolisian, baik di Polda, Polres maupun Polsek terdekat. Kami dari Polda Jatim juga memastikan akan memproses kasus ini secepat-cepatnya dan secara transparan," pungkasnya.