Kondisi Anak SD Usai Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan, Kapolrestabes Medan: Sehat
December 18, 2025 10:29 AM

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap kondisi bocah berinisial AL (12) yang diduga membunuh ibunya, F (42) di Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (10/12/2025). 

Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn Simanjuntak mengatakan dalam keadaan sehat.

"Sampai saat ini, puji Tuhan, kondisinya sehat," kata Calvijn saat diwawancarai di Jalan Suwondo, Kota Medan, pada Rabu (17/12/2025), dikutip Kompas.com

Calvijn menjelaskan, kepolisian bersama instansi terkait, seperti Dinas Perlindungan Anak dan Dinas Kesehatan, memberikan pendampingan kesehatan serta pendidikan bagi AL.

Meskipun sekolahnya sedang libur, mereka tetap memberikan edukasi melalui kegiatan menggambar, menulis, dan permainan anak.

"Memang sekolahnya lagi libur, tetapi kami tetap memberikan edukasi seperti menggambar dan menulis serta permainan-permainan anak," ucap Calvijn. 

ANAK BUNUH IBU KANDUNG - Permintaan Terakhir Ibu di Medan yang Tewas Dibunuh Anak Sendiri, Sempat Minta Minum Usai Ditusuk.
ANAK BUNUH IBU KANDUNG - Permintaan Terakhir Ibu di Medan yang Tewas Dibunuh Anak Sendiri, Sempat Minta Minum Usai Ditusuk. (Tribunmedan/Tribun Medan/Haikal Faried Hermawan)

Ia menambahkan, AL masih duduk di bangku kelas 6 SD, sehingga pihaknya sangat hati-hati dalam menangani kasus ini. 

"Jadi, kami ingin memfaktakan terang benderang. Mudah-mudahan, kami akan memberikan hasil yang tidak lama lagi," sebut Calvijn.

Sebelumnya, Polrestabes Medan telah menggelar pra rekonstruksi terkait kasus pembunuhan yang menimpa F. 

"Kurang lebih 6 jam, tim telah melaksanakan pra rekonstruksi kedua," ungkap Calvijn saat diwawancarai di lokasi pada Minggu (14/12/2025).

Baca juga: Temuan Baru KPAI, Terkuak Motif Utama Pelaku Tega Tikam Ibu Kandung Sendiri Hingga Tewas di Medan

Pra Rekontruksi

Ia menjelaskan, pra rekonstruksi pertama telah dilakukan di lokasi pengganti, yakni di Polrestabes Medan beberapa waktu lalu. 

"Pra rekonstruksi hari ini kami lakukan dengan pemeran sesuai dengan fakta aslinya. Setidaknya ada 43 adegan," ujar Calvijn. 

Dalam pra rekonstruksi ini, saksi dan terduga pelaku didampingi psikolog serta petugas dari Dinas Perlindungan Anak. 

Baca juga: Siasat Licik Bripka AS Kakak Ipar Diduga Bunuh Mahasiswi UMM, Sempat Masuk Kamar Jenazah Korban 

Calvijn juga menambahkan, pihaknya kembali melakukan proses penggeledahan untuk mencari barang bukti yang relevan.

Kepala Lingkungan V, Kelurahan Tanjung Rejo, Tono, menceritakan situasi saat tiba di lokasi kejadian. 

"Saya lihat korban sudah tergeletak di dalam kamar lantai satu, di atas kasur, bersimbah darah," kata Tono kepada Kompas.com. 

Tono juga menjelaskan, kondisi kakak AL saat itu mengalami luka di jari-jarinya dan harus diobati oleh dokter yang datang.

Sementara itu, AL terlihat terduduk di sofa ruang tamu tanpa menangis. 

"Jadi posisi tidurnya, istri sama dua anaknya di dalam kamar lantai satu. Kalau suaminya di lantai dua," ujar Tono. 

Tono menambahkan, selama ini keluarga korban tidak terlalu sering berinteraksi dengan tetangga.

Kedua anak korban dikenal tertutup oleh warga setempat. 

"Kalau kata warga, anak-anaknya ini setiap pulang sekolah langsung di rumah saja terus. Jadi jarang berinteraksi sama tetangga," tutup Tono.

Dugaan Motif

Sementara, dalam pengakuannya kepada KPAI, AI tega membunuh ibu bukan hanya kesal kakaknya dimarahi namun juga ingin membela sang ayah.

"Anak ini sebenarnya membela kakaknya, yang mungkin sering diiniin ibunya. Kemudian juga membela ayahnya. Jadi yang kami dapatkan informasi, anak ini merasa tidak nyaman dengan perilaku ibunya yang kadang sering marah-marah kepada kakaknya dan ayahnya, terutama kakaknya," ungkap Diyah melansir dari Tribunnewsbogor.com, Rabu (17/12/2025).

Kepada KPAD Medan, Al mengaku sakit hati kepada sang ibu.

"Jadi lebih ke motif utama (pelaku membunuh) mungkin dendam atau sakit hati (kepada ibu)," ujar Diyah.

Rasa sakit hati itu menggelayuti perasaan Al karena melihat perangai sang ibu yang temperamen.

"Iya, informasi yang kami dapatkan juga demikian (si ibu sering temperamen)," imbuh Diyah.

Adapun penyebab tindakan parisida yang dilakukan Al, KPAI menganalisa pemicunya adalah karena faktor emosi.

"Emosional ini karena si anak belum bisa meregulasi kondisi emosinya. Mungkin dia semacam protes melihat perilaku ibunya. Dia bingung 'saya ingin membela tapi saya juga tidak terima dengan kondisi ini'," kata Diyah.

Keluarga Tak Percaya

Sementara AL telah mengurai pengakuan soal pembunuhan, keluarganya justru tak percaya.

Salah seorang anggota keluarga korban Faizah yakni Dimas menyebut kasus pembunuhan Faizah tak wajar.

Dimas ragu kalah Al lah yang menghabisi nyawa ibunya sendiri.

Karenanya Dimas pun menjabarkan temuannya perihal kejanggalan kematian Faizah tersebut.

"Adek Al mengaku dia yang membunuh mamanya tapi semua kejanggalan mulai tampak dan kita hanya bisa nunggu laporan resmi dari kepolisian dan saya harap penyidik bisa mengungkap kebenarannya karena ini terlalu banyak kejanggalan," tulis Dimas dalam postingannya di Instagram, Selasa (16/12/2025).

Terkait dengan pengakuan Al tersebut, keluarga besar korban mencium kejanggalan.

Salah satu kejanggalan yang diurai Dimas adalah perihal jumlah luka tikaman di tubuh korban.

Dimas ragu keponakannya itu, Al bisa tega menusuk ibu kandungnya sebanyak puluhan kali.

"Logika, ini adek masih kelas 6 SD bukan SMP ya kawan2 dan luka tusuk ada 20 tusukan logika aja gak teriak mamaknya klo gak dibekap," pungkas Dimas.

"Penikaman lebih dari 20 tusukan di punggung, perut, tangan, kaki dan kepala korban," sambungnya.

Lantaran hal tersebut, Dimas meminta agar polisi mengusut tuntas kasus kematian Faizah.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.