Bacaan Injil Katolik Jumat 19 Desember 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
December 18, 2025 06:47 PM

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak bacaan Injil Katolik Jumat 19 Desember 2025.

Bacaan injil katolik lengkap renungan harian Katolik.

Jumat 19 Desember 2025 merupakan Hari Jumat Biasa Khusus Adven, Santo Nemesio Martir, dengan warna liturgi ungu.

Adapun bacaan Liturgi Katolik hari Jumat 19 Desember 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 18 Desember 2025, Dipeluk Allah dalam Ketakutan Kita

Bacaan Pertama : Hak 13:2-7,24-25a 

Pada waktu itu, hiduplah seorang dari kota Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak. Sekali peristiwa malaikat Tuhan menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: “Memang engkau mandul, tidak beranak! Tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan lewat dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”

Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya, anak itu akan menjadi nazir Allah.” 

Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan Tuhan memberkati dia. Mulailah hatinya digerakkan oleh Roh Tuhan. 

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 71:3-4a,5-6ab,16-17 

Refren : Mulutku penuh dengan puji-pujian untuk mengidungkan kemuliaan-Mu 

Jadilah bagiku Gunung Batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik. 

Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku. 

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya

Oh Tuhan, Tunas Isai, yang menjulang di tengah bangsa-bangsa bebaskanlah kami, dan jangan berlambat 

Bacaan Injil: Luk1:5-25

Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. 

Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. 

Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. 

Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. 

Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” 

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. 

Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.”

Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. 

Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

“Doa yang Lama Tertunda, Bukan Doa yang Dilupakan”

Dalam Injil hari ini, kita bertemu dengan pasangan yang sangat istimewa namun penuh luka batin: Zakharia dan Elisabet. Mereka adalah pasangan benar di hadapan Tuhan, setia, tidak bercela dalam melaksanakan perintah, tetapi menanggung satu pergumulan besar mereka belum memiliki anak. Pada zaman itu, kemandulan bukan hanya sebuah penderitaan emosional, tetapi juga dianggap sebagai aib sosial.

Namun Lukas menegaskan:

“Keduanya hidup benar di hadapan Allah.”
Inilah pesan pertama bagi kita: kesetiaan tidak selalu langsung menghasilkan jawaban doa yang kita minta.

Kadang Tuhan mengizinkan waktu yang panjang, bukan karena Dia tidak peduli, tetapi karena Ia sedang menyiapkan sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita.

1. Zakharia: Imam yang tetap melayani meski hatinya terluka

Zakharia sudah tua. Doanya sudah sangat lama. Ia mungkin telah berhenti meminta. Tetapi hari itu, ketika ia masuk ke dalam rumah Tuhan untuk membakar ukupan, Tuhan memilih menjawab.

Sering kali kita juga begitu—kita berdoa, menunggu, berharap, lalu suatu hari kita menyerah. Kita berkata:

“Ah, mungkin ini bukan kehendak Tuhan.”

“Sudah terlambat.”

“Aku sudah terlalu tua.”

“Aku sudah tidak layak berharap.”

Namun malaikat Gabriel berkata:

“Jangan takut, Zakharia, sebab doamu telah didengar.”
Perhatikan kata-kata itu.

Doamu telah didengar — bukan “sedang didengar” apalagi “baru didengar”.

Tuhan sudah mengingat doa kita, bahkan yang kita sendiri sudah lupakan.

2. Doa yang tertunda bukan doa yang ditolak

Jawaban Tuhan bagi Zakharia bukan sekadar kelahiran seorang anak. Tuhan memberikan Yohanes Pembaptis, sang perintis jalan Mesias.

Ini bukan jawaban yang kecil.

Ini bukan mukjizat untuk kenyamanan pribadi.

Ini adalah bagian dari rencana keselamatan dunia.

Tuhan sering mengerjakan hal seperti itu dalam hidup kita.

Ketika kita merasa doa kita “tidak dijawab”, sebenarnya Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih luas dampaknya dari sekadar kebutuhan kita sendiri.

Kadang Tuhan menunda, karena jawaban-Nya bukan hanya untuk kita, tetapi untuk banyak orang.

3. Mengapa Zakharia membisu?

Ketika Gabriel menyampaikan kabar sukacita itu, Zakharia tidak langsung percaya. Ia mempertanyakan.

Lalu ia menjadi bisu.

Ini bukan hukuman.

Ini adalah tanda dan sarana.

Dalam keheningan itu, Zakharia belajar:

– untuk mendengar lebih banyak

– untuk merenungkan karya Tuhan

– untuk percaya tanpa harus melihat bukti

Di dunia yang bising, mungkin kita juga butuh “ke bisuan rohani” seperti Zakharia—keheningan yang mengizinkan Tuhan berbicara lebih jelas.

4. Elisabet: perempuan yang menanggung aib, berbuah di masa tua

Elisabet menyambut kehamilannya dengan kata-kata yang indah:

“Inilah perbuatan Tuhan bagiku.”
Ia memandang segala sesuatu sebagai karya Tuhan, bukan hasil usahanya sendiri.

Imannya sederhana, tetapi kuat.

Ia menerima dengan syukur dan tidak bersuara banyak.

Kadang kita harus belajar menjadi seperti Elisabet—percaya, tenang, dan mengizinkan Tuhan bekerja pelan-pelan.

Makna Bagi Hidup Kita

Tuhan mendengar setiap doa, bahkan yang telah lama tidak kita ucapkan lagi.
Kesetiaan lebih berharga daripada mukjizat instan.
Waktu Tuhan selalu sempurna, bahkan ketika bagi kita sudah terlambat.
Doa yang tidak dijawab bisa jadi adalah doa yang sedang disempurnakan.
Pegang imanmu, sebab dalam rencana Tuhan, tidak ada penantian yang sia-sia.

Doa Penutup

Tuhan yang Maha Setia,

ajarilah kami percaya seperti Elisabet dan tetap melayani seperti Zakharia, bahkan ketika hidup tidak berjalan sesuai harapan.

Kuatkanlah hati kami untuk menunggu Jawaban-Mu dengan damai,

dan bantulah kami melihat bahwa Engkau bekerja dalam diam dan waktu yang sempurna.

Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.