Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Suasana sunyi menyelimuti rumah kayu sederhana berukuran 4x6 meter di Kelurahan Sukarami, Kota Bengkulu.
Di rumah itulah, harapan Nurhalizah (36) untuk pulang membawa hadiah dan berkumpul bersama adik-adiknya harus terhenti.
Pekerja Migran Indonesia asal Bengkulu itu meninggal dunia setelah ditabrak mobil di Malaysia, meninggalkan janji pulang yang tak pernah sampai ke kampung halaman.
Nurhalizah lahir di Medan pada 18 Agustus 1989 dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Sebagai anak sulung, Nurhalizah memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap keluarga, terlebih setelah ayahnya meninggal dunia pada 2012 dan disusul ibunya yang wafat pada 2020.
Nurhalizah telah dua tahun merantau di Malaysia sejak 2023.
Keluarganya di Bengkulu mengaku tidak mengetahui keberangkatan Nurhalizah untuk bekerja ke luar negeri.
“Kami tak ada yang tahu kalau kakak kamu itu bekerja di Malaysia, tiba-tiba sudah di Malaysia kasih kabarnya,” ungkap Lili Sumiarti Sirait sembari menahan tangis mengingat Nurhalizah yang tewas ditabrak mobil, Kamis (18/12/2025) pukul 10.58 WIB.
Lili menjelaskan, dirinya kerap berkomunikasi dengan kakaknya selama Nurhalizah berada di perantauan.
Terakhir, Lili mendapatkan kabar bahwa kakaknya berencana pulang ke Bengkulu pada 14 Februari 2026.
“Kakak selama ini belum pulang, jadi rencana mau pulang, Februari tahun depan, tanggal 14,” tutur Lili saat menceritakan kakaknya di rumah kayu tersebut.
Baca juga: Kisah Nurhalizah, Pekerja Migran Asal Bengkulu Tewas di Malaysia, Adiknya Kesulitan Biaya Pemulangan
Lili juga mengungkapkan, dalam komunikasi terakhir, Nurhalizah menyampaikan keinginannya untuk menjalani ibadah puasa di Kota Bengkulu bersama keluarga.
Nurhalizah bahkan meminta adik-adiknya pulang ke rumah kayu itu agar dapat berkumpul saat bulan Ramadhan.
“Kakak ada memang mengajak kami semua untuk pulang ke sini (rumah kayu, red) rencana mau berpuasa di Bengkulu,” jelas Lili.
Selain itu, Nurhalizah juga sempat menitipkan pesan mengenai keinginannya menikmati durian saat pulang ke Bengkulu.
Pasalnya, di tempat tinggal keluarganya nanti akan memasuki musim durian.
Tak hanya itu, Nurhalizah juga berniat memberikan hadiah berupa handphone baru kepada Lili karena ponsel milik adiknya tersebut rusak.
Selain handphone, Nurhalizah juga ingin membelikan jam tangan sebagai hadiah untuk adiknya.
“Kakak itu waktu ngabari mau makan durian kalau pulang ke Bengkulu, kakak juga sempat ingin memberikan handphone kepada saya, sama jam tangan karena handphone saya rusak,” jelas Lili.
Menurut Lili, Nurhalizah merupakan sosok kakak yang bertanggung jawab dan penyayang terhadap adik-adiknya.
Nurhalizah bahkan memilih untuk tidak menikah terlebih dahulu demi memastikan adik-adiknya mendapatkan kebahagiaan masing-masing.
“Kakak memang orang yang bertanggung jawab dan sayang dengan adiknya, kakak sendiri memang belum menikah, karena menunggu kami semua menikah, terakhir yang akan menikah ini kakak yang nomor dua yang cowok akan menikah,” tutup Lili.
Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini