TRIBUNJABAR.ID - Bandung - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan Universitas Ma’soem menyelenggarakan Seminar dan Workshop Nasional dengan tema “Penguatan Supervisi BK dalam Era Ekonomi Berbasis Kinerja” yang berlangsung selama dua hari, Rabu 17 Desember 2025 sampai dengan 18 Desember 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai hadiah intelektual bagi peringatan 50 tahun Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), sekaligus menjadi ruang refleksi dan proyeksi masa depan profesi bimbingan dan konseling di Indonesia.
Sebagai kampus pembina dan rujukan nasional dalam pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling, UPI mengambil peran strategis dalam kolaborasi ini bersama Universitas Ma’soem sebagai mitra penggerak pengembangan keilmuan dan praktik bimbingan dan konseling.
Kolaborasi ini terlaksana untuk menjawab tuntutan penguatan supervisi, optimalisasi kelembagaan, peningkatan mutu layanan, serta pengembangan kompetensi konselor dalam dinamika ekonomi pendidikan berbasis kinerja.
Seminar dan Workshop nasional ini diikuti oleh 500 peserta dengan skema hybrid, terdiri atas 200 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Ma’soem yang hadir secara luring serta 300 peserta lainnya yang mengikuti secara daring.
Peserta berasal dari berbagai latar belakang, meliputi mahasiswa, dosen, guru BK, praktisi pendidikan dan kesehatan mental, perwakilan dinas pendidikan, kepala sekolah, serta unsur pimpinan lembaga pendidikan. Komposisi peserta yang beragam tersebut memperkaya diskusi dan memperkuat relevansi hasil kegiatan.
Dari pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kegiatan ini dihadiri oleh Ketua ABKIN Jawa Barat sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Dr. Nandang Budiman, M.Si., M.Pd.; Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd (Ketua LLDIKTI Wilayah IV Periode 2020–2024); Dr. Ipah Saripah, M.Pd.(Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling UPI); Prof. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd.(Ketua Program Studi Magister Pendidikan Guru); Prof. Dr. Anne Hafina, M.Pd. (Profesor Bidang Konseling); Dr. Yusi Riska, M.Pd. (Direktur Direktorat Bimbingan Konseling Difusi Inklusi, dan Pengembangan Karir UPI); serta Prof. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd, (Profesor Bidang Administrasi Pendidikan).
Sementara itu, dari pihak Universitas Ma’soem, kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswa Universitas Ma’soem, Bapak M. Ryzki Wiryawan, S.IP. M.T; Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ma’soem, Dr. Alfaiz, M.Pd., S.Psi.; serta Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ma’soem, Ananda Rachmaniar, M.Pd.
Kehadiran para pimpinan dan akademisi tersebut menegaskan dukungan institusional yang kuat terhadap penguatan peran strategis bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan nasional.
Dalam dinamika pendidikan modern, peran bimbingan dan konseling semakin melampaui fungsi pendampingan individual dan menjadi bagian strategis dalam pembentukan sumber daya manusia unggul.
Dalam konteks Indonesia Emas 2045, layanan BK dituntut mampu menunjukkan kontribusi nyata terhadap mutu belajar, kesehatan mental, kesiapan karier, dan daya saing peserta didik secara terukur dan akuntabel.
Penguatan kerangka supervisi yang adaptif terhadap tuntutan kinerja dan keberlanjutan kelembagaan, tidak menanggalkan nilai humanistik BK, melainkan justru memperkuat posisinya sebagai investasi pendidikan dalam pembangunan sumber daya manusia.
Sejalan dengan itu, penguatan perspektif ekonomi dalam bimbingan dan konseling menjadi relevan dalam tata kelola pendidikan nasional, khususnya dalam konteks pengambilan keputusan publik, alokasi sumber daya, dan keberlanjutan layanan.
Perspektif ini tidak dimaksudkan untuk mereduksi relasi kemanusiaan dalam praktik BK, melainkan untuk memastikan bahwa dampak layanan BK, seperti pencegahan putus sekolah, penguatan kesiapan karier, pemeliharaan kesehatan mental, dan optimalisasi potensi peserta didik, dapat dikenali dan dipertimbangkan secara serius dalam perencanaan pendidikan.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling memperoleh posisi yang lebih kuat sebagai investasi strategis, bukan sekadar pelengkap sistem pendidikan.
Kegiatan ini dilandasi oleh tuntutan peran nyata Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Ma’soem dalam merespons kekosongan dan kesenjangan tenaga guru bimbingan dan konseling di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan inisiasi dari salah satu pakar supervisi bimbingan dan konseling, Prof. Dr. Agus Taufik, M.Pd. (Professor Bimbingan dan Konseling UPI).
Dalam konteks tersebut, seminar dan Workshop ini diposisikan bukan sebagai wacana normatif atau kegiatan seremonial, melainkan sebagai langkah konkret berbasis tanggung jawab institusional untuk mendorong penguatan supervisi, optimalisasi kelembagaan, peningkatan mutu layanan, serta pengembangan kompetensi konselor secara berkelanjutan.
Sebagai luaran utama, kegiatan ini dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) lintas pemangku kepentingan. Hasil FGD akan disusun dan dilaporkan dalam bentuk policy brief yang diharapkan dapat menjadi rujukan awal bagi pengambil kebijakan dalam penguatan supervisi layanan bimbingan dan konseling di Indonesia.