TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Banjir yang menerjang Dusun Batua, Nagari Peninggahan, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, pada akhir November 2025, meluluhlantakkan banyak rumah, di antaranya milik jurnalis di Jambi, Deni Satria Budi (45).
Rumah impian di Sumatra Barat yang dibangunnya secara bertahap sejak 2022, hancur digulung air sungai.
Pria yang akrab disapa Budi itu memiliki sebuah rumah dekat sungai di Kabupaten Solok.
Bangunan sederhana itu rencananya akan jadi tempat singgah saat Budi dan keluarga pulang kampung ke Sumatra Barat.
Desa yang tenang dengan hamparan sawah, sungai yang jernih, dan perbukitan hijau di Dusun Batua menjadi tempatnya mengasuh rindu kampung halaman.
Tanah digali, batu disusun, dan doa dipanjatkan, pada 25 Desember 2022.
Dia berharap bangunan itu bisa menjadi hadiah kecil bagi orang tuanya.
"Setiap kali kami pulang kampung, rumah nenek yang panggung, harus dinaiki berulang kali, membuat ibu tampak letih. Dari sanalah muncul niat sederhana, menghadirkan rumah yang ramah bagi tubuh renta, tempat orangtua bisa pulang tanpa harus mengukur kekuatan tiap langkah," kata Budi.
Tapi siapa sangka, rumah impian itu diterjang banjir besar pada Jumat (28/11/2025).
Peristiwa itu seperti mimpi buruk di siang bolong.
Tidak ada aba-aba, air sungai yang mulanya tenang berlahan naik dan terus naik menjadi air bah yang deras dan menggulung apa saja yang dilaluinya.
Hamparan sawah, kebun bawang, hingga rumah penduduk di ditelan air sungai.
Untungnya, warga sudah mengungsi sebelum air semakin tinggi.
Saat kejadian, Budi dan keluarganya berada di Jambi.
Budi merupakan jurnalis yang dulu pernah menjadi Redaktur Tribun Jambi.
Budi sudah mendapatkan informasi air sungai di dekat rumahnya terus naik saat hujan terus melanda Kabupaten Solok.
Awalnya, dia tak menyangka bahwa air sungai tersebut akan terus naik hingga mengakibatkan banjir.
"Sepupu sudah kasih kabar dari Rabu kalau air sungai naik. Kamis itu sempat surut, baru di Jumat naik lagi. Saya lihat langsung (dari live TikTok) detik-detik rumah saya habis (diterjang air sungai)," cerita Budi dengan mata sedikit berkaca-kaca.
Kini rumah yang dibangun dengan harapan dan iringan doa itu sudah rata tak tersisa.
Hanya ada satu kunci yang tersimpan dan tak memiliki tuan.
"Tinggal kunci rumah (yang tersisa)," ujar Budi.
Rencananya, dalam waktu dekat, Budi akan segera pulang ke Sumatra Barat untuk melihat kondisi keluarganya yang ada di sana.
Dia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk kembali membangun desanya. (Tribunjambi.com/Srituti Apriliani Putri)
Baca juga: Atlet Jambi Gigit Jari Porprov 2026 Terancam Batal, Sekda Sudirman: Hanya 4 Daerah Anggarkan Dana
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Arena MTQ Batang Hari, Ban Motor Ibu-ibu Pindah ke Atas