TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyampaikan, Hak Guna Usaha (HGU) di 32 kabupaten/kota di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat disiapkan untuk lokasi pembangunan hunian sementara (huntara) korban banjir Pulau Sumatera.
Rumah tersebut rencananya akan dibangun dalam waktu enam bulan.
"Kami sudah siapkan di 32 kabupaten/kota yang kebetulan ada HGU dan pemilik-pemiliknya mau kooperatif menyerahkan untuk huntara," kata Nusron di Kantor Kementerian Hukum, Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melaporkan, ada 51 lokasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang disiapkan untuk rumah warga terdampak banjir Sumatera.
Rumah untuk warga terdampak tersebut diusulkan untuk dibangun menggunakan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
Jenis rumah ini menggunakan beton pracetak, sehingga cocok digunakan untuk kebutuhan pembangunan cepat.
"Kami juga berkoordinasi dengan Semen Indonesia, langkah baik memberdayakan kemampuan kita sendiri," ucap Ara, sapaan Menteri PKP, dalam Rapat Kabinet, dikutip dari siaran langsung Sekretariat Presiden, Senin (15/12/2025).
Adapun berikut rincian titik lokasi untuk rumah relokasi di Sumut, Aceh, dan Sumbar:
Sumatra Utara (Sumut) 13 lokasi
Sibolga: 2 lokasi
Tapanuli Utara: 2
Tapanuli Tengah (Tapteng): 5
Tapanuli Selatan (Tapsel): 4
Aceh 30 lokasi
Aceh Barat: 8
Aceh Selatan: 3
Aceh Tamiang: 8
Aceh Utara: 2
Bireuen: 1
Nagan Raya: 1
Pidie: 1
Pidie Jaya: 1
Langsa: 2
Lhokseumawe: 2
Kota Subulussalam: 1
Sumatera Barat 8 lokasi
Kota Padang: 3
Tanah Datar: 1
Padang Panjang: 1
Agam: 2
Pesisir Selatan: 1
Ara melaporkan, total ada 139.485 rumah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang rusak akibat banjir Sumatera.
"Total yang rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan hanyut adalah 139.485 rumah, data per hari Minggu, 14 Desember 2025 jam 5 sore," kata Ara.
Ara merincikan, di Aceh, sebanyak 38.553 rumah rusak ringan, 22.204 rusak sedang, 35.517 rusak berat, dan 4.295 rumah hanyut. Sehingga total rumah terdampak banjir di Aceh ada 100.569 unit.
Kemudian di Sumatera Utara, sebanyak 19.936 rumah rusak ringan, 4.304 rusak sedang, 4.391 rusak berat, dan 1.135 rumah hanyut. Total rumah terdampak banjir di Sumut 29.766 unit.
Selanjutnya di Sumatera Barat, sebanyak 5.634 rumah rusak ringan, 1.174 rusak sedang, 1.577 rusak berat, dan 765 rumah hanyut. Sehingga total rumah rusak imbas banjir di Sumatera ada 9.150 unit.
Keterangan sedikit berbeda disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam konferensi pers bersama Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh Taufik dalam siaran langsung YouTube BNPB Indonesia, Senin (15/12/2025).
Abdul mengatakan, tiga kabupaten/kota di Sumut telah mengidentifikasi jumlah unit huntara sebagai percepatanan penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Ketiga kabupaten/kota tersebut adalah Tapanuli Utara (Taput), Tapanuli Selatan (Tapsel), serta Humbang Hasundutan (Humbahas).
Rinciannya, Taput sebanyak 175 unit, Tapsel 272 unit, dan Humbahas sejumlah 67 unit.
"Tapanuli Selatan yang baru hari ini menetapkan ada 272 unit dan sudah melayangkan surat permohonan kepada Menteri PKP (Perumahan dan Kawasan Permukiman) per hari ini, dan tentunya akan segera kita tindaklanjuti," tutur Abdul, Senin.
Sebelumnya, juga Humbahas memiliki rencana relokasi 67 unit rumah. Namun, lokasi pengusulan berada di wilayah Desa Sape Tua yang status tanahnya masih bermasalah.
Sementara di Taput sudah mulai proses pembangunan sejak 13 Desember 2025.
"Selain di Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, saat ini di Sibolga sedang survei huntara di daerah Lobu Pining untuk relokasi masyarakat yang saat ini kita pastikan kelayakan dari lahan tersebut bisa menjadi lokasi huntara bagi masyarakat terdampak," jelasnya. (*/tribunmedan.com)