Aksi Cerdik Kapolsek Ringkus Buronan Perampokan, Istri Ikut Dibawa Demi Penyamaran
December 18, 2025 07:19 PM

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Cileungsi - Aksi cerdik Kapolsek Cileungsi, Kompol Edison, dalam menangkap buronan perampokan di wilayahnya, manfaatkan istri demi muluskan penyamaran.

Ya, Kompol Edison harus memutar otaknya demi bisa menjerat terduga perampokan yang cukup sadis dan sempat buron selama 3 bulan.

Mengetahui terduga pelaku, yang diketahui bernama Emed alias Aki, juga merupakan spesialis hewan ternak, Kompol Edison pun langsung menyusun rencana.

Proses penangkapan terhadap Aki terjadi pada Selasa (12/7/2025), tak jauh dari kediaman pelaku di wilayah Cianjur.

Perampokan adalah tindak kejahatan berupa pencurian yang disertai dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang lain, dengan tujuan mengambil harta benda milik korban.

Dalam perampokan, pelaku tidak hanya mengambil barang, tetapi juga menggunakan cara-cara seperti memukul, mengancam dengan senjata, melukai korban, atau membuat korban takut agar harta bisa dikuasai.

Secara hukum di Indonesia, perampokan termasuk pencurian dengan kekerasan dan diatur dalam Pasal 365 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dengan ancaman hukuman berat.

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunnewsBogor.com, polisi menangkap Aki di kediamannya yang berada di wilayah Cianjur, setelah melakukan pengembangan terhadap pelaku lainnya yang telah diamankan atas kasus pencurian domba.

Dari pengembangan tersebut, didapati informasi bahwa Emed alias Aki juga memelihara domba yang diduga hasil curian untuk dijual kembali.

Dalam proses penangkapan pada Selasa (12/7/2025), Kapolsek Cileungsi Kompol Edison melihat adanya celah untuk meringkus pelaku.

Ia mendatangi kediaman pelaku menyamar sebagai pak haji yang membutuhkan domba dalam jumlah banyak.

Saat mendatangi tempat tinggal pelaku, Kompol Edison mengenakan peci, baju koko, serta kain sarung yang identik dengan pakaian tokoh agama.

Untuk memperkuat penyamarannya, Kompol Edison juga melibatkan sang istri saat berpura-pura sebagai pembeli domba dari Padalarang, Bandung.

"Terlintaslah di pikiran saya, saya coba jadi pak haji yang membutuhkan domba, saya masuk dengan istri, karena kalau kita masuk tanpa perempuan pasti curiga," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (18/12/2025).

Penyamaran yang dilakukan pun membuahkan hasil, kapolsek dan istrinya diterima dengan baik oleh istri pelaku.

Baca juga: Gembong Narkoba Dewi Astutik Ternyata Juga Buronan Kepolisian Korea Selatan

Namun, saat itu pelaku sedang tidak ada di rumah, karena sejak perampokan itu terjadi Emed dikabarkan tidak pernah pulang.

Kendati demikian, Kompol Edison berupaya untuk memancing pelaku agar menemuinya dengan siasat melakukan transaksi.

Melalui sambungan video call, Kompol Edison meminta sejumlah domba kepada pelaku dan melakukan janjian untuk melakukan pembelian esok harinya.

"Saya liat dombanya ada 5 tuh, saya pengen 15, katanya ada, bentar saya hubungin hubungi suami saya."

"Saat video call pelaku bilang nanti domba saya datangin malem, kata saya mamang harus ada karena mamang yang hafal dombanya ada yang sakit atau engga," katanya.

Berkat kelihaiannya itu, keesokan harinya Kompol Edison berhasil menemui pelaku seperti yang direncanakan sebelumnya.

Saat itu polisi tidak langsung menyergap pelaku, namun pelaku di ajak ke tempat yang agak jauh dari tempat tinggalnya.

Kompol Edison yang sudah menyewa pick up beserta sopirnya memarkirkan mobil di lokasi yang cukup jauh dari rumah pelaku.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk mempermudah proses penangkapan.

"Pas sudah sampai saya bilang mobil gak bisa turun dengan alasan karena ada yang jualan, mamang kan orang sini, pinggirin dulu tukang jualannya, bareng sama saya ke atas jalannya. Maksud saya biar jauh dari rumahnya nangkepnya biar gak ada orang teriak," katanya.

Tanpa rasa curiga, pelaku yang sudah tergiur akan menjual sebanyak 15 domba itupun mengikuti arahan kapolsek yang diketahuinya sebagai pak haji.

Setelah berjalan menjauh dari rumah, pelaku pun langsung disergap tanpa perlawanan.

"Begitu naik ke atas deket mobil udah ada tim buser di situ, saya langsung sergap bawa naik ke atas. Jadi kepikiran itu karena dia spesialis hewan, jadi rampok juga, kebetulan sudah kita incar 3 bulan lalu ternyata ada hewan ternak di situ yaudah kita akalin begitu alhamdulillah ada hasilnya," katanya.

Perampokan Brutal

Kasus ini bermula dari peristiwa perampokan brutal yang terjadi pada 7 September 2025 dini hari di Kampung Kubang, Desa Jatisari.

Tidak hanya menggasak harta, tetapi kawanan perampok tersebut juga menyiksa korban yang merupakan seorang lansia dengan sangat keji. 

Kapolsek Cileungsi, Kompol Edison mengatakan, korban dilaporkan diikat, mulut dilakban, hingga dianiaya secara fisik. 

"Akibat penganiayaan tersebut, korban menderita luka berat hingga kehilangan gigi depan," ujarnya, Kamis (18/12/2025).

Dalam aksinya, para pelaku berhasil membawa kabur, satu unit mobil Toyota Avanza, Satu unit sepeda motor Honda Vario Dokumen BPKB dan uang tunai senilai Rp79 juta. 

Pada sore hari tanggal 7 September, mobil korban sempat terdeteksi di wilayah Tajur, Bogor saat akan dijual oleh pelaku.

"Para pelaku hampir tertangkap saat hendak menjual mobil tersebut, namun pihak dealer menaruh curiga. Menyadari situasinya terancam, kawanan ini berhasil meloloskan diri," katanya.

Proses pengejaran pun terus dilakukan oleh pihak kepolisian hingga akhirnya menemui titik terang pada Minggu (7/12/2025).

Kasus ini mulai terungkap ketika seorang pelaku bernama Kumis ditangkap oleh Opsnal Polres Batang Jawa Timur. 

Akan tetapi, Kumis ditangkap atas kasus berbeda, yakni pencurian hewan ternak sebanyak 60 ekor kambing. 

Sementara itu, pelaku yang berhasil ditangkap oleh jajaran Polsek Cileungsi yakni bernama Emed alias Aki.

"Pelaku berhasil diringkus di kediamannya di wilayah Cianjur hari Selasa 16 Desember," katanya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.