Terkuak Motif Bocah SD di Medan Bunuh Ibu Kandung, KPAI Sebut Fenomena Parisida
December 18, 2025 08:47 PM

TRIBUNGORONTALO.COM -- Kasus tragis pembunuhan seorang ibu oleh anak kandungnya kembali mencuat di Medan.

Siswi SD berinisial SAS alias Al (12) diduga menghabisi nyawa ibunya, Faizah Soraya (42), dengan 20 tusukan di rumah mereka di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatra Utara, Rabu (10/12/2025).

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitarini, mengungkapkan hasil pertemuan dengan terduga pelaku.

Menurutnya, tindakan Al termasuk dalam fenomena parisida, yakni pembunuhan orangtua oleh anak.

Motif Sakit Hati

Diyah menjelaskan, Al mengaku tega membunuh ibunya karena sakit hati. Awalnya, isu yang beredar menyebut Al marah karena kakaknya dimarahi korban.

Baca juga: Setelah Empat Tahun Terabaikan, Taman Tugu Adipura Kota Gorontalo Mulai Direvitalisasi

Namun, belakangan terungkap bahwa Al juga ingin membela ayahnya yang kerap dimarahi sang ibu.

“Anak ini sebenarnya membela kakaknya dan ayahnya. Ia merasa tidak nyaman dengan perilaku ibunya yang sering marah-marah,” kata Diyah.

Kepada KPAD Medan, Al mengaku dendam dan sakit hati terhadap sikap temperamen ibunya.

“Motif utama lebih ke sakit hati,” jelas Diyah.

Analisis KPAI

KPAI menilai tindakan Al dipicu faktor emosional. Diyah menyebut anak seusia Al belum mampu mengendalikan emosi dengan baik.

“Emosional ini karena si anak belum bisa meregulasi kondisi emosinya. Mungkin dia semacam protes melihat perilaku ibunya,” ujarnya.

Baca juga: Langkah Cepat Cek BLT Kesra Rp 900.000 Desember 2025 Melalui Aplikasi Resmi

Selain faktor emosi, KPAI juga menyoroti pemicu lain dalam kasus parisida, seperti masalah ekonomi, kurangnya dukungan sosial, dan pola pengasuhan yang bermasalah.

Kasus Serupa Pernah Terjadi

Diyah menambahkan, kasus anak membunuh orangtua bukan kali pertama terjadi. Beberapa bulan lalu, kasus serupa terjadi di Jakarta Selatan, di mana seorang anak membunuh ayah dan neneknya.

“Fenomena parisida memang kompleks, anak pelaku sering terlihat ceria seperti anak lain,” ungkapnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.