SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Kelompok ternak di Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Bondowoso mendapat kepercayaaan mengelola kandang komunal kambing seluas 3 hektare.
Kandang komunal itu juga menjual kotoran kambing yang akan diolah menjadi pupuk tanaman kopi.
Menurut Yoyok Siswoyo, Ketua Kelompok Peternak Kandang Kambing Kalisat, ada 40 peternak yang mengelola kambing jenis Etawa dan Kaligesing di kandang tersebut.
Setiap peternak mengelola satu kandang yang berisi 10-12 ekor kambing. Namun sejak dilaunching pada Agustus 2025 lalu, baru ada sekitar 50 ekor kambing yang dikembangbiakan.
"Kalau kapasitas total kandang mencapai 400 ekor kambing," terang Yoyok saat Forkopimca dan PTPN 1 Regional 5 meninjau kandang komunal itu, Kamis (18/12/2025).
Ia menjelaskan, dari total luasan lahan itu, 0,5 hektare untuk kandang komunal. Kemudian sebagian besar merupakan areal tanaman hija pakan ternak. Seperti tanaman odot, pakchong, dan indigofera.
"Kalau kandangnya itu setengah hektare, kalau sisanya ini tanaman pakan dan peternak gratis mencari pakan sendiri," ungkapnya.
Saat ini semua kambing tersebut belum bernilai ekonomis, baik penjualan daging atau pun susu etawa. Karena memang masih tahap awal pengembangbiakan.
Namun begitu, kata Yoyok, para peternak sudah menjual kotoran ternaknya ke PTPN untuk dikelola menjadi pupuk tanaman kopi. Penjualan pupuk kotoran kambing ini dihargai Rp 3.000 per karung. "Sementara teman-teman saat ini ada income dari kotorannya," terangnya.
Camat Ijen, Wisnu Hartono mengatakan, di setiap perdukuhan di Kecamatan Ijen memiliki pengelolaan kandangnya komunal.
Namun khusus kandang komunal kambing di Desa Kalisat merupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari PTPN I Regional 5.
Ia menerangkan, potensi peternakan di Kecamatan Ijen ini memang paling besar. Apalagi memang konsep kandang komunal di Desa Kalianyar ini terintegrasi.
Yaitu kombinasi peternakan, pengolahan kotoran untuk pupuk, hingga rencananya akan dijadikan wisata edukasi peternakan kambing.
"Konsepnya seperti itu. Artinya satu tempat terintegrasi semua dan dimanfaatkan semua. Pakannya, kotorannya bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Wisnu pun berharap pengolahan pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk bisa berlanjut juga ke kandang komunal lain.
Sementara Manajamen Regional V melalui Corsec R.I., Setyobudi mengatakan, pemberian bantuan kambing ini disesuaikan dengan potensi dan permintaan masyarakat langsung.
Kemudian untuk kotoran kambingnya dibeli secara langsung kepada peternak untuk dikelola menjadi pupuk. "Jadi Kelompok ternak itu pupuknya dijual lagi. Jadi itu tambahan income untuk peternak," kata Setyobudi.
Kandang komunal ini merupakan sirkulasi ekonomi yang dibangun untuk masyarakat peternak.
Dan PTPN I Regional 5 menyerahkan bantuan TJSL hingga Rp 1,28 milliar, terdiri dari bantuan PMT untuk anak TK, bantuan 200 paket sembako, dan bantuan kandang komunal. ***