Soal Foto-Foto Kehadiran Zelensky, Rusia Bantah Kota Kupiansk Kembali Direbut Tentara Ukraina
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Rusia, Kamis (18/12/2025), menegaskan kalau kota Kupiansk di Ukraina tetap berada di bawah kendalinya.
Moskow membantah klaim Ukraina yang sebelumnya mengatakan kalau kota itu sudah mereka rebut kembali.
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan Ukraina mengirimkan pasukan cadangan untuk "mengatur" kunjungan Presiden Volodymyr Zelensky baru-baru ini ke kota tersebut.
"Kupiansk yang telah dibebaskan telah dan tetap berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia," katanya.
Baca juga: Rusia Rebut Kupiansk: Moskow Bisa Kepung Kota Terbesar Kedua Ukraina dari Empat Penjuru
Zakharova juga mengomentari foto pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky yang diduga diambil di Kupiansk.
"Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada para pemimpin Eropa bahwa Kiev masih dapat melawan di medan pertempuran menjelang pertemuan Zelensky di Brussels, katanya.
"Awalnya ditakdirkan untuk gagal, upaya Kyiv untuk menembus pertahanan berhasil dipukul mundur, dengan pihak lawan menderita kerugian besar dalam peralatan dan personel. Mengapa? Hanya untuk memuaskan kesombongan kriminal pemimpin junta Kiev. Semuanya untuk Zelensky," katanya.
Ukraina mengklaim pada hari Rabu bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas hampir 90 persen wilayah Kupiansk, sebuah pusat jalur dan kereta api strategis di wilayah Kharkiv.
Panglima Tertinggi Militer Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan di Telegram bahwa pasukan "memukul mundur (Rusia) dari Kupiansk" melalui operasi aktif.
Pengumuman ini menyusul laporan militer Ukraina bahwa pasukan Rusia di pemukiman tersebut kini telah terkepung.
Klaim tersebut secara langsung bertentangan dengan pernyataan Rusia sebelumnya.
Pada 20 November, Kepala Staf Umum Militer Rusia, Valery Gerasimov mengatakan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa pasukan Rusia telah menguasai sepenuhnya Kupiansk.
Ukraina membantah hal ini pada saat itu, dengan Zelenskyy menekankan perlunya hasil di medan perang untuk memperkuat posisi diplomatik Kiev.
Menteri Pertahanan Rusia Andrey Belousov membantah klaim baru Ukraina pada hari Rabu, dengan mengatakan kepada para pejabat bahwa upaya Ukraina untuk merebut kota itu "tidak berhasil" dan menegaskan kembali kendali Moskow.
Ia mengatakan bahwa merebut kota itu akan memperluas zona keamanan di Kharkiv, karena kota itu berfungsi sebagai jalur pasokan utama Ukraina.
Verifikasi independen atas situasi di Kupiansk masih sulit dilakukan karena perang yang masih berlangsung.
Meski cuma kota kecil yang berpopulasi sekitar 55 ribu jiwa sebelum perang, Kupianks kini menjadi area sentral yang diperebutkan Rusia dan Ukraina dalam perang mereka.
Kota ini merupakan kota penghubung penting antar-wilayah di Ukraina dan memiliki jalur distribusi, utamanya jalur kereta api yang digunakan Ukraina memasok logistik perang ke garis depan di front timur.
Keberhasilan Rusia berhasil menguasai Kupiansk, membuat mereka akan dapat segera mengepung Kharkhiv dari keempat penjuru, tulis analis Shankar Narayan dalam sebuah ulasan di medium, dikutip Jumat (21/11/2025).
Sebelumnya, Rusia juga mengklaim sudah menguasai kota Pokrovsk.
Merebut Pokrovsk, lokasi persimpangan jalur kereta api dan jalan raya, akan memberi Rusia setidaknya beberapa keuntungan logistik untuk serangan berikutnya.
Jalan raya M30 merupakan rute utama yang menghubungkan kota-kota di wilayah barat Oblast Dnipropetrovsk, termasuk Dnipro, dengan benteng terakhir Ukraina di Oblast Donetsk di utara, seperti Kostiantynivka.
Adapun Kharkhiv adalah kota terbesar kedua di Ukraina.
Jatuhnya kota ini ke tangan Rusia hampir pasti terjadi begitu Kharkhiv dikepung dari segala penjuru.
"Penguasaan Kupiansk oleh pasukan Rusia mungkin tidak berdampak besar, tetapi niscaya akan memudahkan upaya Rusia mengamankan Kharkiv, sehingga tugas tersebut jauh lebih mudah mengelola logistik militer dalam apa yang disebut Moskow sebagai opersi militer khusus di Ukraina," tulis analis militer dan geopolitik Shankar Narayan dalam sebuah ulasan.