TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Parepare - Tiga karyawan kafe di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, viral karena memparodikan penyandang disabilitas. Aksi tersebut demi mempromosikan minuman yang dijual.
Peristiwa tersebut terekam unggahan akun Instagram @SUDUTTEMU.ID. Dalam video tersebut, tampak dua wanita dan satu pria memperebutkan minuman di lantai dengan cara menirukan penyandang disabilitas.
Merespons kejadian itu, anggota Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Parepare tak kuasa menahan tangis. Ia menilai konten tersebut merendahkan dan menghina.
"Ini sangat salah, karena merendahkan dan menghina kami," ujarnya sambil meneteskan air mata, dikutip dari TribunTimur, Jumat (19/12/2025).
Ia juga membandingkan kondisi penyandang disabilitas dengan orang normal. Rani pun mempertanyakan apakah orang normal dapat menjalani hidup seperti mereka.
Humas Polres Parepare, Aiptu Erwin, menyatakan pihak kepolisian telah menerima aduan dan berencana mempertemukan ketiga karyawan dengan PPDI untuk mediasi.
Kata dia, pihaknya berencana mempertemukan 3 orang yang ada di dalam konten tersebut dengan PPDI.
"Kami sudah menerima aduan teman-teman PPDI Parepare, kami akan fasilitasi dan mempertemukan kedua pihak," ucapnya.
Ketiga karyawan kafe bernama Muh Ikram, Rizki Nur Afiah dan Dini mendatangi ruang Humas Mapolres Parepare, Jumat (19/12/2025).
Di ruangan yang sama, sudah menunggu beberapa anggota Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Parepare.
Ketiga karyawan itu meminta maaf atas konten promosi minuman yang dibuat dengan memparodikan penyandang disabilitas.
"Kami menyampaikan rasa penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam terkait video konten yang kami unggah di akun sosial media kami. Yang menyinggung atau melukai perasaan pihak-pihak terkait," kata salah seorang karyawan cafe bernama Riski saat melakukan permintaan klarifikasi dan meminta maaf di hadapan anggota PPDI Parepare.
Riski mengaku tidak bermaksud menghina atau merendahkan pihak penyandang disabilitas. Dia pun menyesali perbuatannya yang telah melukai hati penyandang disabilitas.
"Kami menyadari bahwa konten ini seharusnya tidak dibuat dengan menjaga perasaan dari pihak-pihak yang terkait dalam konten kami," ungkapnya.
Riski mengutarakan, kejadian itu menjadi pelajaran bagi mereka untuk lebih bijak dalam membuat konten promosi. Dia menyampaikan permohonan maaf kepada penyandang disabilitas dan semua pihak yang merasa tersinggung.
"Sekali lagi, kami minta maaf dengan sangat tulus kepada teman-teman disabilitas baik di Parepare atau di seluruh Indonesia dan semua pihak yang terkait. Semoga kami mendapat pintu maaf atas perbuatan kami," ucapnya.
Sementara itu anggota PPDI Parepare, Rani mengatakan, berat menerima permintaan maaf dari 3 karyawan itu. Menurutnya, ketiganya telah menghina dan merendahkan penyandang disabilitas.
"Seandainya kalian membuat konten dengan cara berbagi, tapi kalian sudah menyinggung fisik, itu apa maksudnya. Itu merendahkan dan menghina kami," tegasnya emosional.
"Bagiamana kalau kalian yang kondisi begini, tidak tangan, yang buta, yang tidak punya kaki seperti saya, bagaimana," lanjutnya.
Rani pun meminta ketiganya berubah dan tidak melakukan hal serupa di kemudian hari. Sehingga dirinya menerima permintaan maaf dari 3 karyawan cafe tersebut.
"Ini sebagai pelajaran biar ada efek jeranya. Karena kalau ini dianggap biasa, pasti yang lain berbuat lagi, tidak ada yang kapok, berubah dan hargai kami (disabilitas), karena kami juga manusia," terang Rani.