TRIBUNFLORES.COM, RUTENG – Persoalan sampah plastik terus menjadi tantangan lingkungan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Manggarai. Menyikapi hal tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menghadirkan solusi kreatif melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengolah sampah plastik kresek menjadi kerajinan bunga kamboja bernilai estetika dan fungsional.
Kegiatan bertajuk “Mengubah Sampah Menjadi Estetika: Pemberdayaan Masyarakat melalui Kerajinan Bunga Kamboja dari Plastik Kresek” ini dilaksanakan oleh mahasiswa Unika Ruteng, yakni Yofina Amurdi, Angelina Maria Louru Dinal Onjur, Maria Elfira Nurjaya Harni, Priska Putriana Naut, Odilia Hermensi Amung, Dionisia Ermelinda Putri Hadu, dan Hironimus Kabul.
Pelatihan berlangsung di Ngencung, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, dengan melibatkan ibu-ibu setempat sebagai peserta utama.
Pemilihan ibu-ibu sebagai sasaran kegiatan didasarkan pada peran mereka dalam penggunaan plastik sehari-hari serta potensi pengembangan keterampilan kerajinan rumah tangga.
Baca juga: Mahasiswa PBSI 2025 A Unika Santu Paulus Ruteng Rayakan Buku Aku Karya Arcangela
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa memberikan pelatihan dan pendampingan secara langsung terkait proses pembuatan bunga kamboja dari plastik kresek bekas.
Peserta dibimbing mulai dari tahap pembersihan plastik, pemotongan sesuai bentuk kelopak, perangkaian bunga, hingga tahap penyempurnaan agar hasil kerajinan tampak rapi dan menarik.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan ini tergolong sederhana, seperti plastik kresek bekas, kawat ban dan benang jahit serta alat pendukung berupa gunting dan tang pemotong kawat.
Meski sederhana, hasil kerajinan yang dihasilkan memiliki nilai estetika dan berpotensi dimanfaatkan sebagai hiasan rumah.
Hasil pelatihan menunjukkan dampak yang positif. Para peserta mampu mengikuti seluruh tahapan pembuatan bunga kamboja dengan baik dan mulai menunjukkan kreativitas dalam mengombinasikan warna serta bentuk kelopak bunga.
Selain peningkatan keterampilan, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa sampah plastik yang sebelumnya dianggap tidak bernilai dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat.
Antusiasme peserta terlihat selama kegiatan berlangsung. Bahkan, beberapa ibu menyatakan keinginan untuk melanjutkan kegiatan kerajinan tersebut secara mandiri sebagai upaya mengisi waktu luang sekaligus membuka peluang ekonomi rumah tangga.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unika Ruteng tidak hanya berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah plastik, tetapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan.
Pemanfaatan sampah plastik kresek menjadi kerajinan bunga kamboja dinilai dapat menjadi alternatif solusi pengelolaan sampah yang kreatif, berkelanjutan, dan bernilai ekonomis.
Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam mengelola sampah secara bijak serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan melalui inovasi sederhana namun berdampak nyata.