Penjelasan BMKG soal Keresahan Warga Baru Kali ini Lihat Langit Merah di Pesisir Pantai Banten
December 20, 2025 08:14 AM

 

TRIBUNJATIM.COM - Pesisir Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, menorehkan pemandangan tak biasa belakangan ini sejak, Kamis (18/12/2025).

Dibayang-bayangi bencana yang belakangan menimpa sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia, warga di Pantai Panimbang khawatir melihat warga langit.

Warna langit berubah menjadi merah darah pada Kamis kemarin, warga mengira akan ada sesuatu terjadi.

BMKG memberikan penjelasan terkait kemungkinan penyebab kondisi tersebut.

Rayleigh scattering

Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II, Hartanto, menjelaskan bahwa fenomena langit merah di Pantai Panimbang merupakan peristiwa alam yang dikenal sebagai hamburan Rayleigh (Rayleigh scattering).

Ia menjelaskan, warna merah muncul akibat pembiasan cahaya matahari ketika posisi matahari berada rendah atau menjelang terbenam.

Pada kondisi itu, cahaya matahari harus menempuh jarak lebih jauh melalui atmosfer sebelum mencapai mata manusia. Ini kejadian alami.

"Atmosfer menyaring warna bergelombang pendek seperti biru dan ungu sehingga warna bergelombang panjang seperti merah dan jingga lebih dominan terlihat," ujar Hartanto dalam keterangannya, Jumat (19/12/2025), dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Sabtu (20/12/2025).

Pengaruh Kandungan Uap Air

"Karena Banten sedang memasuki musim hujan, kandungan uap air di atmosfer cukup jenuh. Kondisi ini memperkuat pantulan warna merah pada awan di sekitarnya," ucapnya.

Meski demikian, Hartanto mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang menyikapi fenomena tersebut.

"Kami mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Tetap pantau informasi cuaca resmi dan terkini melalui kanal media sosial BMKG," ujarnya.

 Fenomena langit merah darah terjadi di pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (18/12/2025).(Dok. Tangkapan layar video warga)
Fenomena langit merah darah terjadi di pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (18/12/2025).(Dok. Tangkapan layar video warga) ()

Dikira bakal bencana

Warga di sekitar pesisir Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, resah setelah fenomena langit berwarna merah darah muncul pada Kamis (18/12/2025) sore.

Fenomena tersebut terlihat setelah hujan deras mengguyur wilayah Pandeglang.

Warna langit yang tidak biasa itu memicu kekhawatiran warga karena baru pertama kali terjadi.

Video fenomena langit berwarna merah itu juga direkam oleh sejumlah warganet dan diunggah di media sosial.

Langit berwarna merah itu terlihat di Kecamatan Panimbang, Labuan, Pagelaran, Cigeulis hingga Menes.

Baca juga: Bantuan 3 Becak Listrik sempat Diambil Alasan Kecemburuan Sosial, Kini Diserahkan Lagi ke Penerima

Salah seorang warga Kecamatan Panimbang, Doni (36), mengaku terkejut saat melihat langit berubah menjadi merah pekat menjelang malam.

Terjadi sekitar jam 18.00 sore, setelah hujan.

"Selama puluhan tahun tinggal di Panimbang, baru kali ini saya melihat langit merah darah seperti itu," tuturnya.

"Biasanya kalau menjelang matahari terbenam warnanya kekuningan, tetapi ini beda banget," kata Doni saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (19/12/2025).

Menurut Doni, perubahan warna langit tersebut membuat sebagian warga pesisir merasa cemas dan khawatir akan kemungkinan terjadinya bencana alam.

"Warga sini pada takut. Soalnya baru pertama kali lihat kejadian seperti itu, jadi dikira pertanda bakal ada bencana," ujarnya.

Tangkapan layar dari gambar yang berhasil dipotret warga
Tangkapan layar dari gambar yang berhasil dipotret warga (Kompas.com)

Bahaya siklon tropis

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani mengungkapkan bahwa saat ini terdapat tiga sistem siklon tropis yang terpantau berada di sekitar wilayah Indonesia.

Informasi tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta.

Faisal menjelaskan bahwa ketiga sistem tersebut terdiri dari Siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S.

Ketiganya berada di kawasan selatan Indonesia dan berpotensi memengaruhi kondisi cuaca nasional dalam beberapa hari ke depan.

“Saat ini ada tiga siklon yang mengepung Indonesia, Bapak Presiden. Yang pertama, Siklon Bakung,” kata Faisal dalam laporannya, seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, Selasa (16/12/2025).

Baca juga: Jatim Rawan Bencana Hidrometeorologi saat Nataru, BMKG Himbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Potensi bahaya diungkap

Faisal memaparkan bahwa berdasarkan catatan BMKG, Siklon Bakung sempat mencapai kategori 3 pada 14 Desember.

Pada fase tersebut, kecepatan angin maksimum tercatat mencapai 65 knot, yang masuk dalam kategori sangat berbahaya.

Namun, intensitas siklon tersebut kemudian melemah kembali ke kategori 2. BMKG berharap tren pelemahan ini terus berlanjut hingga mendekati kategori 1 dan menjauh dari wilayah Indonesia.

“Ini sangat berbahaya, tapi turun lagi ke kategori 2 dan sekarang harapannya sudah mendekat ke kategori 1,” kata Faisal.

Faisal menegaskan bahwa Indonesia tidak menghadapi situasi ini sendirian. Indonesia telah ditunjuk oleh Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) sebagai Tropical Cyclone Warning Center.

Dengan status tersebut, Indonesia secara aktif berkoordinasi dan bertukar data dengan sejumlah negara, seperti Australia, Jepang, dan India.

Baca juga: Tangan Diborgol Petugas, YouTuber Resbob Lesu saat Diboyong Setelah Sembunyi di Desa, UKWS Tegas DO

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.