Bunga Desa di Penghujung Hilir Kerinci Jambi, Dengarkan Jeritan Jalan Rusak Warga Masgo
December 20, 2025 12:11 PM

TRIBUNJAMBI.COM, Kerinci - Senja baru saja turun di penghujung wilayah hilir Kabupaten Kerinci, Jambi ketika iring-iringan kendaraan Bupati Kerinci, Monadi, perlahan memasuki Desa Masgo, Kecamatan Gunung Raya, Jumat sore. 

Jalan tanah dan aspal tua yang terkelupas menjadi saksi perjalanan panjang menuju desa yang berada jauh dari pusat pemerintahan.

Tak sekadar kunjungan seremonial, Bupati Monadi bersama istri, didampingi Wakil Bupati Kerinci Murison beserta istri, memilih menginap langsung di rumah warga, merasakan denyut kehidupan masyarakat desa yang selama ini berjibaku dengan keterbatasan infrastruktur.

Baca juga: Kronologi Terungkapnya Bocah Idap Autisme di Kerinci Jambi Dikurung 8 Tahun

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bupati Nginap di Desa (Bunga Desa).

Kepala Desa Masgo, Jon Hanas, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan secara langsung, terutama terkait akses jalan pertanian yang kondisinya rusak parah.

“Jalan dari Selampaung menuju Masgo sekitar empat kilometer sangat sulit dilalui. Jalan ini terakhir diaspal tahun 1999, setelah itu tidak pernah diperbaiki lagi,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Desa Masgo merupakan wilayah yang cukup luas, sekitar 20 x 30 kilometer, dengan potensi pertanian yang besar.

Setiap minggu, hasil panen kopi mencapai sekitar 60 ton, namun tingginya biaya angkut akibat jalan rusak membuat petani terhimpit.

Baca juga: Belenggu di Kaki Kerinci: Kisah Lengsi, Bocah Autis yang Bertahun-tahun Terkurung dalam Sepi

“Biaya membawa hasil keluar desa jadi sangat mahal. Ini yang sangat kami keluhkan,” tambahnya.

Tak hanya persoalan jalan, akses listrik juga menjadi permasalahan krusial. Saat ini, warga Masgo mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) bantuan provinsi, yang memerlukan biaya perawatan rutin mencapai Rp20–30 juta per tahun.

“Kami mohon agar listrik PLN bisa masuk ke Masgo, karena beban perawatan ini cukup berat bagi desa,” kata Jon Hanas.

Dihadapan warga, Bupati Kerinci Monadi mengaku memiliki kedekatan emosional dengan Desa Masgo. Ia mengenang pernah menginjakkan kaki di desa tersebut 17 tahun lalu saat masih menjabat sebagai Camat Gunung Raya.

“Masgo bukan desa asing bagi saya. Saya tahu persis kondisinya. Itu sebabnya Masgo saya pilih masuk dalam program Bunga Desa,” ujar Monadi.

Ia menegaskan bahwa Bunga Desa bukan sekadar kegiatan menginap, melainkan program jemput bola yang menghadirkan seluruh perangkat daerah langsung ke tengah masyarakat.

“Hari ini bukan hanya Bupati yang datang. Kita bawa pelayanan kesehatan gratis, perekaman E-KTP, suntik rabies, hingga bantuan pertanian dan perikanan. Ini bukan seremoni, tapi kehadiran negara di lapangan,” tegasnya.

Monadi juga mengakui secara langsung kondisi jalan pertanian yang dilalui menuju Masgo. Menurutnya, buruknya akses jalan berdampak langsung pada tingginya biaya produksi masyarakat.

“Kami memahami, jalan rusak berarti biaya hidup dan biaya angkut jadi tinggi. Soal ini, kita akan lihat kemampuan anggaran dan tetap kita perjuangkan. Kita upayakan lewat Inpres Jalan Daerah jika memungkinkan,” katanya.

Sementara terkait persoalan listrik, Pemerintah Kabupaten Kerinci, lanjut Monadi, akan berkoordinasi dengan pihak PLTA Kerinci untuk mencari solusi jangka panjang bagi kebutuhan listrik warga Masgo.

Malam pun tiba di Desa Masgo. Tanpa jarak protokoler, Bupati dan Wakil Bupati berbaur, bermalam di rumah warga, menyatu dengan keterbatasan yang selama ini dirasakan masyarakat. Dari penghujung hilir Kerinci, pesan itu terasa jelas: pemerintah hadir, mendengar, dan berupaya bertindak langsung dari desa.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.