Yogyakarta Tribunjogja.com --- Reservasi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 masih belum signifikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut reservasi hotel untuk periode 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026 baru mencapai 30 hingga 45 persen.
“Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, reservasi periode yang sama, ada penurunan 10 sampai 15 persen,” katanya, Kamis (18/12/2025).
Wisatawan DIY Lebih Suka Walk-In
Meski angka reservasi rendah, PHRI DIY menilai okupansi masih bisa meningkat.
Hal ini karena mayoritas wisatawan lebih memilih datang langsung ke hotel tanpa melakukan reservasi sebelumnya.
Fenomena ini sudah menjadi kebiasaan di DIY, di mana wisatawan domestik sering memutuskan akomodasi secara spontan.
Target Okupansi Hotel DIY Diturunkan
Pada momen libur Natal dan Tahun Baru, PHRI DIY hanya menargetkan okupansi sebesar 80 persen. Target ini diturunkan 10 persen dari biasanya.
Menurut Deddy, target 80 persen dianggap realistis mengingat kondisi ekonomi saat ini.
Selain itu, okupansi hotel di DIY juga tersedot oleh homestay, indekos harian, villa, hingga apartemen tidak berizin.
“Saya tidak pakai istilah optimis atau pesimis, tapi realistis saja lihat sikon (situasi dan kondisi) saat ini. Okupansi 80 persen Insyaallah tercapai,” terangnya.
PHRI DIY menyepakati batas atas kenaikan harga kamar sebesar 40 persen dari publish rate masing-masing hotel.
Kesepakatan ini dibuat agar tidak merusak citra pariwisata DIY.
PHRI DIY juga mengimbau hotel untuk tidak bersikap aji mumpung dengan menaikkan harga terlalu tinggi.
Salah satu tantangan besar bagi hotel di DIY adalah persaingan dengan akomodasi non-hotel seperti homestay, villa, indekos harian, dan apartemen yang tidak berizin.
Akomodasi ini sering menawarkan harga lebih murah dan fleksibilitas, sehingga menarik minat wisatawan.
Namun, keberadaan mereka juga menimbulkan masalah regulasi dan pajak yang tidak seimbang dengan hotel resmi.
• Gerakan Ayah Mengambil Rapor di Bantul: Momen Berbeda dalam Pendidikan
Dampak Ekonomi dan Pariwisata DIY
Penurunan reservasi hotel di DIY menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan daya beli yang menurun, wisatawan lebih selektif dalam memilih akomodasi.
Selain itu, tren wisata keluarga dan rombongan lebih banyak memilih homestay atau villa karena dianggap lebih hemat.
Hal ini membuat hotel harus beradaptasi dengan strategi baru, seperti menawarkan paket bundling, diskon, atau layanan tambahan.
PHRI DIY menekankan pentingnya menjaga citra pariwisata DIY. Jika hotel menaikkan harga terlalu tinggi, wisatawan bisa beralih ke destinasi lain.
Oleh karena itu, kesepakatan batas kenaikan harga 40 persen menjadi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan dan kepuasan wisatawan. (maw)