WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - BPBD DKI Jakarta mengajak warga lebih waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda Jakarta pada Jumat (19/12/2025) hingga 26 Desember 2025.
Imbauan tersebut merujuk pada informasi peringatan dini dari BMKG yang memprediksi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Kondisi ini berpotensi memicu dampak hidrometeorologi, antara lain genangan air hingga banjir di beberapa titik wilayah Jakarta.
Baca juga: Jakarta Dikepung Cuaca Ekstrem, Yuke Yurike Desak Pemprov DKI Perkuat Mitigasi Bencana
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengingatkan masyarakat agar mengantisipasi sejak dini potensi cuaca ekstrem.
Seperti membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas, serta menyiapkan tas siaga bencana untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
"Kesiapsiagaan jadi kunci menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem," kata Isnawa, Sabtu (20/12/2025).
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Siapkan OMC hingga Siagakan Pompa Banjir
Dalam kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan segera, masyarakat diminta menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112.
Masyarakat juga diminta berkala memantau tinggi muka air melalui laman bpbd.jakarta.go.id/waterlevel, serta memperbarui informasi kondisi banjir melalui pantaubanjir.jakarta.go.id yang berbasis RT.
Apabila menemukan potensi genangan atau banjir, warga diminta segera melaporkannya melalui aplikasi JAKI.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Banjir Rob Saat Nataru, Ini Wilayah Terdampak
BPBD DKI Jakarta menyediakan Buku Panduan Kesiapsiagaan Banjir yang dapat diunduh melalui tiny.cc/bukusakusiagabanjir.
BPBD DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan mengajak seluruh warga untuk tetap waspada serta mengikuti perkembangan informasi cuaca secara berkala.
Potensi Tanah Longsor
BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya tanah longsor di sejumlah wilayah ibu kota, pada Desember 2025.
Peringatan disampaikan menyusul adanya prakiraan peningkatan curah hujan bulanan yang dapat memicu gerakan tanah, khususnya di wilayah dengan tingkat kerentanan menengah hingga tinggi.
Prakiraan wilayah berpotensi longsor disusun berdasar hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang bersumber dari BMKG.
Baca juga: Hati-hati! Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Rilis Wilayah dengan Potensi Hujan Lebat Minggu Ini
Selain itu, BPBD juga mengacu pada informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Berdasarkan analisis tersebut, terdapat beberapa wilayah di Jakarta yang masuk dalam zona kerentanan menengah hingga tinggi terhadap gerakan tanah, terutama apabila curah hujan berada di atas normal.
Wilayah yang masuk zona menengah–tinggi tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Baca juga: Hadapi Bencana hingga Pohon Tumbang saat Cuaca Ekstrem di Jakarta, Ini yang Dilakukan Pemkot Jaktim
Di Jakarta Selatan, area yang perlu diwaspadai meliputi Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
Sementara di Jakarta Timur, wilayah rawan berada di Cipayung, Ciracas, Kramatjati, Makasar, dan Pasar Rebo.
Isnawa menjelaskan, pada zona menengah, potensi gerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau lereng.
Baca juga: BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem: Hujan Lebat dan Angin Kencang Ancam Sejumlah Wilayah
Sedangkan pada zona tinggi, potensi longsor dinilai lebih besar karena gerakan tanah lama dapat kembali aktif ketika dipicu oleh hujan lebat berkepanjangan.
"Walau Jakarta dikenal sebagai wilayah perkotaan, potensi longsor tetap ada, khususnya di area dengan kontur tertentu dan kondisi tanah yang rentan, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan," ujar Isnawa.
BPBD DKI Jakarta mengimbau para lurah, camat, serta masyarakat untuk mengantisipasi potensi gerakan tanah selama musim hujan.
Baca juga: Pemprov Jakarta Takut Banjir, Kerahkan 1.187 Pompa dan 3.908 Pasukan Biru Hadapi Cuaca Ekstrem
Masyarakat diminta melaporkan tanda-tanda awal seperti retakan tanah, pohon atau tiang yang mulai miring, serta longsoran kecil di sekitar permukiman.
"Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci," katanya. (m27)