AS Hujani ISIS dengan Serangan Besar di Suriah, Lebih 70 Target Dihantam
December 20, 2025 03:47 PM

 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Amerika Serikat melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap kelompok teroris ISIS di wilayah Suriah tengah.

Pentagon mengonfirmasi bahwa jet tempur, helikopter serang, hingga sistem artileri Amerika menghantam lebih dari 70 target dalam satu rangkaian operasi militer pada Jumat waktu setempat.

Serangan ini disebut sebagai respons keras atas serangan sebelumnya yang menewaskan tiga warga Amerika.

Baca juga: Gempa 3,3 Guncang Barat Daya Buru Selatan, Maluku

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggambarkan operasi tersebut sebagai “retaliasi yang sangat serius” terhadap kelompok teroris yang dinilai terus mengancam pasukan AS dan mitranya di kawasan Timur Tengah.

“Kami akan terus tanpa henti memburu para teroris yang berupaya mencelakai warga Amerika dan mitra kami di seluruh kawasan,” kata Laksamana Brad Cooper dalam pernyataan resmi setelah operasi tersebut digelar.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menjelaskan bahwa sasaran serangan meliputi “petempur ISIS, infrastruktur mereka, serta lokasi persenjataan.”

Operasi ini diberi nama sandi Operation Hawkeye Strike, dan diklaim sebagai operasi presisi dengan skala besar.

“Ini bukan awal dari sebuah perang, ini adalah deklarasi pembalasan,” tegas Hegseth.

“Hari ini kami memburu dan membunuh musuh-musuh kami. Banyak dari mereka. Dan kami akan terus melanjutkannya,” lanjutnya.

Trump, melalui pernyataan di media sosial, menyebut pemerintah Suriah mendukung penuh serangan tersebut.

Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tengah memberikan balasan yang keras dan terukur terhadap ISIS.

Dalam pidato kampanye di Rocky Mount, North Carolina, Jumat malam, Trump menyebut serangan itu sebagai pukulan telak bagi jaringan ISIS yang selama ini beroperasi di Suriah.

“Kami menghantam para preman ISIS di Suriah. Operasi ini sangat berhasil,” kata Trump di hadapan para pendukungnya.

Komando Pusat Amerika Serikat (US Central Command/US CENTCOM) menyatakan bahwa lebih dari 70 target dihantam di sejumlah titik di Suriah tengah.

Operasi tersebut turut didukung oleh jet tempur milik Yordania yang terlibat langsung dalam misi penyerangan.

Seorang pejabat Amerika mengungkapkan bahwa operasi ini melibatkan jet tempur F-15 dan A-10, helikopter serang Apache, serta sistem roket HIMARS untuk menyerang target darat secara presisi.

Di sisi lain, pemerintah Suriah menegaskan komitmennya untuk terus memerangi ISIS.

Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Suriah menyatakan akan memastikan kelompok tersebut tidak memiliki “tempat aman” di wilayahnya.

Serangan besar ini terjadi setelah insiden mematikan di kota Palmyra, Suriah tengah.

Dua tentara Angkatan Darat AS dan seorang penerjemah sipil dilaporkan tewas dalam serangan terhadap konvoi pasukan Amerika dan Suriah. Tiga tentara AS lainnya mengalami luka-luka.

Militer AS menyebut pelaku serangan berhasil dilumpuhkan di lokasi kejadian.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Suriah mengidentifikasi penyerang sebagai anggota pasukan keamanan Suriah yang diduga memiliki simpati terhadap ISIS.

Hingga kini, sekitar 1.000 personel militer Amerika Serikat masih ditempatkan di Suriah, dengan mandat utama memburu sisa-sisa jaringan ISIS dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan tersebut.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.