TRIBUNMANADO.COM, RATAHAN -- Kericuhan terjadi lagi di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Kebun Raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Mitra, Sabtu 20 Desember 2025.
Bahkan, tiga orang penambang dikabarkan meninggal dunia dari peristiwa tersebut.
Ketiga korban terinformasi berasal dari Kecamatan Belang dan Ratatotok.
Namun hingga saat ini identitas ketiga korban diketahui.
Kasat Samaptha Polres Mitra Iptu Ferry Salu ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
Ia menyebutkan ketiga korban saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit.
Dirinya menuturkan, saat patroli mereka mendapatkan informasi terkait kericuhan tersebut.
"Saat kami patroli, ada info kalau kericuhan terjadi di lokasi pertambangan Kebun Raya Megawati," ungkapnya.
"Ketika kami tiba, sudah ada tiga orang korban," tuturnya.
Perwira dua balok tersebut menuturkan ia dan anggotanya langsung membantu upaya evakuasi.
"Kalau identitasnya saya sama sekali belum tahu," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui, Polda Sulut dan Polres Mitra sempat melakukan penertiban aktivitas PETI di Kebun Raya Ratatotok.
Namun meski sudah dilakukan penertiban, aktivitas PETI masih terus berlangsung secara diam-diam.
Bahkan alat berat yang sempat diturunkan kembali dinaikkan ke Kebun Raya Ratatotok Mitra.
Aktivitas pertambangan di Ratatotok memang sudah tak terbendung.
Kecamatan yang jaraknya sekitar 96 kilometer dari kota Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Ratatotok memang dikenal dengan daerah penghasil emas di Sulut.
60 persen warga di Kabupaten Mitra bekerja sebagai penambang di tambang Ratatotok. (Nie)